01

8 2 0
                                    

Suasana hening yang tengah dirasakan sangatlah nyaman. Tidak ada kebisingan, tidak ada suara makian, dan tidak ada suara manusia yang berbicara panjang kali lebar. Suasana inilah yang paling disukai. Jam menunjukan pukul tengah malam tepatnya suasana hening tersebut. Semua manusia pastinya tengah tertidur, beristirahat untuk kegiatan selanjutnya. Tapi tidak dengan dirinya.

Ia rela tidak tidur semalaman hanya untuk menikmati keheningan tengah malam. Suara-suara hewan malam yang mengalun indah itulah yang paling istimewa. Sebenarnya ada satu alasan mengapa ia menyukai suasana tengah malam daripada suasana biasanya.

Tengah asik mendengarkan lagu favoritnya, tiba-tiba dia mendengar seseorang membuka kamarnya. ia menoleh kearah pintu sedikit menyipitkan mata karena ia tidak memakai kacamata.

"Nona tidak tidur? Ini sudah lewat tengah malam, sebaiknya nona tidur." Oh, ternyata asisten rumahnya.

"Aku akan tidur segera. Bibi tidak usah khawatir dan pergilah untuk tidur kembali."

"Baiklah, selamat malam."

"Hmmm, malam."

Obrolan singkat itu membuat dirinya merasakan kantuk. Melirik jam di-hp nya, ternyata benar sudah lewat tengah malam.

'ijinkan aku untuk tidak terbangun kembali tuhan'

✨✨✨

Ternyata doanya tidak dijawab. Ia terbangun setelah mendengar suara kebahagiaan di ruang tengah. Ia melihat jam, 'ternyata sudah jamnya.'

Tanpa berpikir panjang, ia memutuskan untuk beranjak mandi dan bersiap-siap pergi ke sekolah.

Pagi ini tidak ada sapaan ramah untuknya. Semua asik pada dunianya masing-masing tanpa mempedulikan nya. Dia pernah berpikir 'apakah jika aku mati atau menghilang dari lingkungan mereka. Apa mereka akan mencari ku?' random bukan?

Gadis itu setelah mempersiapkan diri untuk berangkat ke sekolah langsung berjalan menuju pintu rumahnya. Tidak ada yang menyadari jika gadis itu melewati keluarganya yang tengah bercanda gurau.

"Wah, ternyata di rumah kita ada seseorang yang tidak memiliki sopan santun terhadap orang tuanya." Sindir salah satu di antara mereka.

"Iya nih, main nyelonong pergi gitu aja. Sudah menumpang, tidak mempunyai tatakrama lagi." Lanjut yang lain.

Gadis itu berhenti lalu berbalik dan berkata, "ya saya memang tidak pernah di ajari kata sopan santun, dan tata krama oleh kalian yang notabane nya adalah orang tua kandung saya. Ah ralat, orang tua angkat."

Ucapan gadis itu membuat mereka murka, tanpa mempedulikan kemurkaan mereka. Gadis itu melanjutkan untuk berangkat sekolah. 'buang-buang waktu.'

Meilyn Aura Arini, seorang gadis yang tampak ceria di luar rumah namun sebaliknya jika didalam rumah. Arti Rumah bagi semua orang ialah kehidupan yang sangat hangat bercanda ria. Namun tidak bagi Meilyn, rumah ialah hanya sebuah penjara/neraka yang dirasakan. Tidak ada kata hangat dalam keluarganya. Ah, ralat hanya dia yang diasingkan.

Tetapi, Meilyn tidak mempermasalahkan jika mereka tidak menganggap dirinya. Setidaknya, masih ada seseorang yang benar-benar peduli dengannya. Entah peduli atau kasihan terhadapnya, Meilyn pun tidak masalah.

Selama dalam perjalanan menuju sekolah menggunakan sebuah sepeda motor tidak ada hal yang terjadi. Maksudnya, tidak ada hambatan untuk Meilyn menuju sekolah. Kini ia asik dengan dunianya, memandangi gedung-gedung tinggi yang ia lewati. Pernah terpikirkan olehnya, 'gedung setinggi itu, perlu berapa lama untuk membangunnya?' entahlah pikiran konyol tersebut keluar begitu saja.

Sambil menikmati memandangi gedung-gedung yang menjulang tinggi. Meilyn memikirkan hal konyol lainnya.

Misal,

'Terjun dari gedung itu sepertinya seru. Aku ingin terbang dari atas gedung itu.'

Atau,

'Kalau aku terjun, apakah ada yang mencegahku untuk terjun? Hahaha sepertinya tidak ada.'




Seperti itulah kira-kira pemikiran konyolnya Meilyn sekarang. Tidak lama kemudian Meilyn pun sampai ke sekolahnya. Meilyn pun memakirkan motornya. Meilyn kira parkiran sudah ramai ternyata dugaan dia salah. Parkiran masih sangat sepi dan hanya motornya saja di parkiran.

"Sepertinya aku datang lebih awal. Tak apa, lebih baik sepi begini daripada ramai." Gumam Meilyn.

Selesai memakirkan motornya Meilyn pun bergegas menuju kelas. Karena kebiasaan Meilyn berjalan dengan menundukan kepalanya. Tanpa sengaja ia menabrak seseorang yang sepertinya sedang terburu-buru

"Sorry, gue ga sengaja." Ucap seseorang yang menabrak Meilyn

Meilyn masih menundukan kepala nya. Tidak lama iya mendongak kan kepalanya untuk melihat siapa yang menabraknya.

"Iy-- Alby?"

"Lo Alby kan?" Lanjut Meilyn

"Lo kenal gue? Iya gue Alby, tapi sorry gue ga kenal lo. Lo kenal gue emangnya?" Ucap sosok yang di panggil Varell.

"L-lo ga kenal gue?" Tanya Meilyn terbata

"I-iya gue ga kenal lo, sorry." Ucap Alby sambil pergi ninggalin Meilyn yang masih syok.





















'By, ini gue by. Meilyn yang selalu lo lindungi. Meilyn yang selalu lo hibur. Kenapa bisa lo lupa sama gue by. Gue ga nyangka pertemuan secara tiba-tiba gini bikin gue penasaran, selama ini lo kemana aja Alby......'

'Akhirnya gue bisa liat lo lagi lyn.'



Meilyn Adara Utari Gita

Meilyn Adara Utari Gita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Varo Adrian Alby

Varo Adrian Alby

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.















Vote and Comment

Start Januari 2022
Finish (??)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 29, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Good Time or Bad Time {ON-GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang