6. Sebuah Kemajuan Yang Mendebarkan

820 192 36
                                    


Changbin berbaring nyaman di ranjang kosnya masih dengan pakaian yang sama dengan yang dikenakan untuk kuliah, biar kotor sekalian katanya. Dua tangan pemuda itu terangkat menggenggam ponsel dengan sebuah panggilan yang terlihat masih berdering menunggu seseorang untuk mengangkatnya. Tak butuh waktu lama sampai sebuah suara berat terdengar dari speaker ponsel Changbin.

"Halo mas Abin?"

"Kamu udah pulang? Aku chat daritadi belum bales, kan aku khawatir kamu diculik."

"Udah mas, tadi kehabisan baterai jadi aku charge dulu dan aku tinggalin. Maaf ya mas bikin khawatir, tapi mas.. Kayaknya nggak mungkin juga ada yang nyulik aku."

Changbin mengangguk mengiyakan, benar sih cowok seusia Felix tidak mungkin diculik apalagi suaranya berat-berat seram gitu, tapi tetap saja..  Wajahnya kan imut mirip anak SD, wajar kan Changbin khawatir?

"Bang ojeknya nggak godain kamu kan?"

"Aku cowok mas, mana mungkin abang ojeknya mau godain."

"Kan aku khawatir sama calon pacar."

Bersamaan dengan Changbin bicara begitu suara teriakan terdengar dari tempat Felix membuat Changbin bernafas lega karena kemungkinan Felix tidak mendengar ucapannya.

"Dek, ini kamu lagi bikin apa?" Tanya seorang wanita dari sebrang sana yang Changbin tebak sebagai ibu dari gebetannya alias calon mertuanya. Halah jangan terlalu percaya diri, Bin!

"Bikin brownies mah! Kalau udah mateng tolong angkatin dulu, adek lagi telepon temen."

"Siapa sih? Pacar ya?" Tanya mama Felix dengan suara yang lebih jelas dari sebelumnya membuat Changbin senyum-senyum sendiri karena membayangkan status mereka sekarang sudah jadi sepasang kekasih.

"Enggak lah, cuma temen kok."

"Temen apa temen?"

"Temen kok!"

"Masa sih? Coba sini mama mau ngomong sama temen kamu."

"Nggak mau!"

Changbin dapat mendengar suara berisik dari sebrang sana dan diakhiri dengan suara pintu yang ditutup sebelum kemudian dapat didengarnya suara Felix yang sedikit terengah seperti habis dikejar hantu.

"Halo? Mas? Mas Abin?"

"Dalem dek?"

"Maaf ya mas, mamaku suka kepo jadi aku harus menghindar biar mas Abin nggak ditanya macem-macem sama mama."

"Jadi barusan kamu lari? Sembunyi dimana?"

"Di kamar, mas." Jawab Felix yang kemudian terkikik lucu membuat Changbin terdiam sesaat sampai senyumnya muncul tanpa ia sadari. Tawa Felix lucu sekali membuatnya jadi berdebar.

"Gemesin banget sih, kamu lagi bikin apa emangnya sampe mama kamu teriak-teriak begitu? Masakan gosong ya?" Tanya Changbin menggoda.

"Ih enggak ya, kan aku bikin brownies buat mas Abin."

"Loh beneran dibuatin?"

"Iya, aku kan udah janji tadi. Mas Abin udah selesai ngajarinnya?"

"Udah nih baru aja pulang ke kos, terus keinget kamu jadi langsung aku telepon deh."

Setelah Changbin mengatakan itu ia kembali mendengar suara keributan dari tempat Felix membuatnya kembali diam dan mendengarkan percakapan dua orang di sebrang sana.

"Adek!"

"Apa sih mas Ino ngagetin aja!"

Changbin berdecak pelan, ternyata teman rusuhnya yang kali ini mengganggu acara telepon dengan gebetannya. Untung saja Minho adalah kakak Felix, kalau bukan sudah ia buat jadi perkedel temannya yang satu itu.

I'm Into You [ChangLix] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang