9. Bunga-Bunga Bermekaran

648 121 20
                                    

Ibarat api disiram minyak maka api akan semakin membesar seakan tak akan pernah padam. Begitu pula cinta Changbin pada Felix. Sudah cinta ditanggapi dengan baik pula, jelas saja Changbin makin menggebu untuk mendapatkannya kan?

Changbin memperhatikan Felix yang tengah memegang dua buah buku di tangannya. Keduanya kini sedang berada di sebuah toko buku sepulang dari kuliah sore. Lebih tepatnya Changbin sedang menemani Felix membeli buku novel dan pemuda itu memanfaatkan kesempatan itu untuk memandangi wajah Felix dari dekat. Kulitnya putih bersih, matanya terlihat polos, hidung mungilnya begitu menggemaskan, dan bibirnya... Ah Changbin makin pusing! Juga bintik-bintik di sekitar mata dan hidung Felix sangat terlihat membuat Changbin tak bisa menahan senyumnya karena Felix begitu indah baginya. Pada intinya Changbin sedang merasakan jatuh cinta!

"Mas Abin?"

Changbin tersadar dari lamunannya dan pemuda itu buru-buru mengontrol ekspresinya agar tidak terlihat bodoh di depan gebetan.

"Udah nentuin mau beli yang mana?" Tanya Changbin sambil mengambil kesempatan untuk semakin mendekat pada Felix.

"Menurut Mas Abin mending buku yang ini atau yang ini?" Tanya Felix sambil memperlihatnya dua buku yang masing-masing ada di kedua tangannya.

Changbin berkedip bingung. Dia bukan pengamat buku novel, bahkan dia sama sekali belum pernah membaca novel fiksi dalam sejarah hidupnya. Katanya jangan menilai buku dari sampulnya, tapi jika begini ia harus memilih berdasarkan sampulnya saja kan?

"Aku nggak tau, Fel. Kenapa nggak beli dua-duanya aja?"

"Takutnya malah jadi nggak kebaca mas, jadi aku mau beli satu aja tapi aku bingung pilih yang mana."

Baiklah, ini saatnya Changbin bertindak seperti pahlawan dengan membantu Felix keluar dari rasa bingungnya. Changbin tidak boleh terlihat tak peduli jadi dengan mantap pemuda itu makin mendekat pada Felix hingga lengan mereka bersentuhan. Aduh, Changbin jadi deg-degan!

"Coba sini aku baca dulu sinopsisnya," ucap Changbin sambil mengambil alih buku yang dipegang Felix. Tak lupa Changbin mengambil kesempatan dengan sengaja menyentuh jemari Felix ketika mengambil bukunya. Segala kesempatan harus dimanfaatkan dengan baik kan?

Changbin membaca sinopsis di buku dengan serius. Dia menganggap situasi ini seperti penentu hidup dan matinya. Dia merasa tidak boleh membuat Felix kecewa dengan jalan cerita di buku yang akan dipilihnya nanti. Changbin terlalu fokus hingga dirinya melewatkan kesempatan emas melihat Felix yang tersenyum tipis ketika menatapnya.

"Aku lebih tertarik sama buku ini," ucap Changbin sambil memberikan satu buku yang dia pilih.

"Ya udah aku beli yang ini aja," ucap Felix yang kemudian menarik pelan lengan hoodie Changbin keluar dari area rak buku fiksi.

Changbin tak bisa berkata-kata dan pikirannya kosong hanya dengan melihat tangan mungil Felix menarik lengan hoodienya seperti seorang kekasih yang menggemaskan. Tidak bisakah Felix sedikit baik pada jantungnya?

"Kamu capek nggak kuliah seharian ini?" Tanya Changbin ketika mereka sedang antre di kasir.

"Nggak begitu mas, kenapa? Mas Abin capek?"

"Tadinya sih capek tapi ngeliat kamu kok bikin aku semangat lagi ya?" Tanya Changbin mulai melancarkan gombalannya lagi.

"Aku bukan charger manusia mas," ucap Felix menanggapi dengan tawa kecil di akhirnya.

Jangan tertawa begitu, Fel! Changbin jadi merasa perasaannya diterima dengan baik meski kenyataannya belum jelas. Sekarang Changbin makin jatuh cinta dan perlahan cinta itu makin membesar hingga terus bertahan di hatinya. Entah nanti jika Changbin gagal mendapatkan pujaan hatinya, pasti dia akan sangat patah hati hingga makan dan tidurpun merana. Halah, Bin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 17, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'm Into You [ChangLix] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang