FOLLOW DULU SEBELUM BACA!
Berikan dukungan dengan cara vote dan spam comment 🧚🏻♀
Cerita ini adalah fiksi belaka, nama tokoh, tempat, gelar bangsawan dan bangunan, kebanyakan murni hasil karangan penulis ❗❕
Anyway, selamat membaca!
🅡🅐🅐🅣🅛🅐🅝🅣🅘🅒
Seoul, South Korea 2019
"Janice!"
"Jane, where are you?! You got me worried!"
Aku merotasikan bola mataku. "Aku di sini!" ucapku setengah memekik. Aku bisa mendengar derap langkah kaki gadis Thailand itu yang semakin mendekat. Suaranya yang melengking bahkan menembus fon telinga yang tersumpal di telingaku. Mungkin dia tak tenang jika tak berteriak walau sehari saja.
Oh, ngomong-ngomong, namaku Janice, Janice Kim. Umurku dua puluh satu tahun. Mungkin namaku cukup tak lazim untuk sebagian orang yang tinggal di daerah yang sama denganku. Aku tinggal di Seoul, ibu kota negeri ginseng, Korea Selatan.
Ayahku selalu menemukan inspirasi yang aneh nan unik dalam hidupnya.
Ayah menyukai musik beraliran keras, seperti musik rock. Ia sangat mengagumi Janis Joplin, musisi rock terkenal di akhir era 60-an. Dan, benar, namaku terinspirasi darinya.
Mungkin saja Ayah lupa kenyataan bahwa Janis meninggal di usia muda, dua puluh tujuh tahun.Keluargaku sangat menjunjung tinggi pendidikan. Kedua orangtuaku adalah pengacara terkemuka, membuatku mau tak mau, harus mengikuti jejak mereka.
Pure-blood Kim.
Kim, si darah murni.
Seperti itulah teman-teman kuliahku menyebut namaku. Universitas Nasional Seoul menerimaku sebagai mahasiswi mereka beberapa tahun yang lalu. Dan, usaha tak pernah mengkhianati hasil. Sekarang, aku berada di semester akhir. Selangkah lagi untuk mendapatkan gelar pertamaku.
"Jane!"
"Gosh ...."
Aku menghela napas. Lilianne tidak akan puas jika diabaikan. Namanya Liliane Brüschweiler. Ia datang dari Thailand. Lilianne berkata, ayahnya adalah orang Swiss. Tidak heran, wajahnya memang cenderung lebih mirip gadis-gadis Eropa daripada Asia.
"Jane, look what i've got!"
Alisku terangkat sebelah. "Wow, kau mendapatkannya," ucapku seadanya.
Dua lembar tiket konser BTS, grup penyanyi pria terpopuler di Korea — tidak, tidak, di dunia. Maksudku, siapa yang tak kenal mereka? K-pop menyerang seluruh dunia dengan musik mereka. "Kupikir kau akan mengajak Sean. Kau menyukainya, bukan?" lanjutku.Lilianne menggeleng mantap. "Tidak, aku berubah pikiran. Aku ingin pergi bersamamu saja," ujar Lilianne. Aku bangkit dari dudukku, membereskan buku-buku hukum yang berserakan di atas meja. Aku memutar tubuhku ke belakang sesaat setelah mendengar suara aneh. Seperti suara kaki kuda yang tengah berlari. Tubuhku bergidik ngeri.
"Li, kau tahu aku tak suka keramaian, bukan?"
"Jane, kau pun mengenalku 'kan? Ibu mengirimkan sejumlah uang padaku dua hari yang lalu. Jarang sekali ia mau berbaik hati seperti ini untuk hal yang menurutnya tak penting. Ini adalah kesempatan bagiku untuk pergi ke konser mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Jean
Fanfiction𝐒𝐭𝐚𝐫𝐭 : 𝐀𝐩𝐫𝐢𝐥, 𝟐𝟎𝟐𝟏 Semua berawal ketika Lilianne mengajak Janice pergi ke konser grup penyanyi pria paling berpengaruh saat itu. Hingga suatu peristiwa buruk terjadi, membuat Janice terlempar jauh ke London tahun 1935. Janice menemuka...