𝐒𝐭𝐚𝐫𝐭 : 𝐀𝐩𝐫𝐢𝐥, 𝟐𝟎𝟐𝟏
Semua berawal ketika Lilianne mengajak Janice pergi ke konser grup penyanyi pria paling berpengaruh saat itu. Hingga suatu peristiwa buruk terjadi, membuat Janice terlempar jauh ke London tahun 1935. Janice menemuka...
Berikan dukungan dengan cara vote dan spam comment 🧚🏻♀
Cerita ini adalah fiksi belaka, nama tokoh, tempat, gelar bangsawan dan bangunan, kebanyakan murni hasil karangan penulis ❗❕
Maaf kalau vibesnya gak sesuai :(
Anyway, selamat membaca!
****
JEANETTE RUTHERFORD
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🅡🅐🅐🅣🅛🅐🅝🅣🅘🅒
London, England 1935
5 Months Later
Janice berjalan keluar dari aula kampus bersama Lilianne lengkap dengan jubah wisuda mereka. Keduanya saling melemparkan senyuman bahagia. Hari ini, Janice Kim menyelesaikan pendidikannya di Universitas Nasional Seoul sebagai lulusan dari Fakultas Hukum.
"Congratulations, Jane!"
"Congratulations, Li!"
Keduanya bersorak kemudian melemparkan topi toga itu ke udara. Dari kejauhan, Janice melihat dua sosok yang familiar. Ayah dan ibunya.
"Ayah! Ibu!"
"Janice, putriku."
Mereka tersenyum bangga ke arahnya. Janice tak bisa menahan air matanya ketika ibunya memeluk tubuhnya erat. Dirinya seperti sedang berhalusinasi, namun pelukan dan genggaman tangan itu sangat hangat.
Nging ...
Nging ...
Sepasang mata kucing itu lantas terbuka lebar. Jeanette mengedarkan pandangannya ke setiap sudut ruangan. Ternyata benar, ia sedang berhalusinasi atau lebih tepatnya bermimpi. Ia tidak sadar bahwa dirinya tertidur di meja dengan lengan sebagai bantalan. Perempuan itu menatap rajutan syal yang belum selesai di hadapannya. Jeanette merasakan pipinya basah.
Apakah ia menangis?
Indra penciumannya menangkap aroma tak sedap yang menyeruak, memaksa masuk ke dalam hidungnya. Semacam sesuatu yang hangus —
"Blimey!"
Jeanette berlari secepat yang ia bisa menuju dapur. Ia memanggang kue di dalam oven. Ternyata, Bibi Tilly sudah sampai lebih dulu. Jeanette yang tahu bahwa kue itu hangus, langsung mendahului Bibi Tilly.
"Bibi, biar aku saja."
Jeanette membuka oven tersebut. Asap mengepul dari dalam sana. Ia menghela napas saat kue yang harusnya berwarna keemasan itu kini berubah hitam. Sejak tinggal bersama Bibi Tilly, ia mulai belajar memasak dan merajut. Ia ingin memulai kehidupannya sebagai Jeanette yang asli.
