15 - First Fall of Snow

452 73 3
                                    

FOLLOW DULU SEBELUM BACA!

Berikan dukungan dengan cara vote dan spam comment 🧚🏻‍♀

Cerita ini adalah fiksi belaka, nama tokoh, tempat, gelar bangsawan dan bangunan, kebanyakan murni hasil karangan penulis ❗❕

Maaf kalau vibesnya gak sesuai :(

Anyway, selamat membaca!

****

London, England 1936

"Bagaimana dengan Cecilia?"

"Oh, aku tau! Felix!"

"Jujur, aku lebih menyukai Nathaniel."

"Diana terdengar sangat indah."

Natal tahun ini sedikit lebih istimewa karena kabar kehamilan Roxanne. Hal ini diumumkan tepat di makan malam besar keluarga Hoffmann dua hari yang lalu di kediaman Paman Alastair.

Jeanette hanya bisa geleng-geleng kepala mendengar diskusi tidak bermakna Christian dan Leopold. Gadis itu tidak menyesal karena memilih untuk bergabung di acara makan malam sederhana di manor keluarga Hoffmann daripada berdiam diri di toko bunganya. Setidaknya, ia bisa menonton hiburan gratis oleh Leopold, Christian dan Roxanne.

"Apa yang kalian diskusikan? Usia kandungannya bahkan baru memasuki dua bulan. Kita bahkan tidak tahu jenis kelaminnya," ujar Roxanne sambil mendengus kesal. Jeanette menghampiri wanita itu kemudian mendudukkan tubuhnya di lengan sofa. Ia menyodorkan teh hangat kepada Roxanne sembari memijat pelan bahu wanita itu.

"Tahan emosimu, Rosie," ucap Jeanette. Roxanne menghela napasnya dengan tangan kanannya yang senantiasa mengelus perutnya yang sudah tidak rata lagi.

"Jadi, bagaimana?"

"Bagaimana apanya?"

"Felix atau Nathaniel?"

"Chris!"

Roxanne melempar suaminya itu dengan bantak sofa, membuat pria itu akhirnya meminta maaf sambil mengelus tangan istrinya. Jeanette terkekeh pelan, kalau diingat-ingat Christian juga menderita selama masa kehamilan Roxanne. Roxanne bercerita padanya bahwa Christian sering mual dan muntah di pagi hari, bahkan pria itu demam di waktu yang bersamaan.

"Aku akan mengambil ayamnya," ucap Jeanette kemudian berjalan menuju dapur untuk mengeluarkan kalkun panggangnya. Ia berpapasan dengan Wanda yang tengah menyiapkan anggur untuk makan malam mereka. "Wanda, pastikan untuk menjauhkan anggur itu dari Roxanne. Ia sedang mengandung, dan kurasa kita semua tahu bagaimana Ro jika sudah minum alkohol," pesan Jeanette yang ditanggapi dengan anggukan singkat oleh Wanda sebagai jawaban.

"Oh, Wanda!" panggil Jean lagi, membuat Wanda kembali menoleh sebelum berjalan ke meja makan.

"Jauhkan juga kopinya."

Roxanne harus tahu bagaimana semua orang kini berusaha untuk menjaga dirinya. Jean membuatkan susu dan jus dari sayur-sayuran serta buah-buahan untuknya. Bahkan kini Antonio, Aaric dan Marcus tengah merokok di luar manor. Para pria itu sudah berjanji untuk merokok di ruangan yang tidak akan dilewati oleh Roxanne.

"Phillip, Vincent masih di ruangannya?"

Phillip yang tengah memainkan piano hanya menengok sekilas kemudian menganggukan kepalanya. "Anak itu. Ia bekerja terlalu keras, bahkan di saat liburan seperti ini. Mungkin ia berpikir kau tidak akan datang, Jean. " lanjut pria itu. Jeanette hanya tersenyum menanggapinya, gadis itu menaiki anak tangga untuk mencapai ruangan pribadi Vincent.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 30, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dear JeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang