FOLLOW DULU SEBELUM BACA!
Berikan dukungan dengan cara vote dan spam comment 🧚🏻♀
Cerita ini adalah fiksi belaka, nama tokoh, tempat, gelar bangsawan dan bangunan, kebanyakan murni hasil karangan penulis ❗❕
Maaf kalau vibesnya gak sesuai :(
Anyway, selamat membaca!
🅡🅐🅐🅣🅛🅐🅝🅣🅘🅒
London, England 1936
Vincent meletakkan berkas terakhir yang ia harus ia lihat di atas meja kerjanya. Ia menjabat sebagai direktur hukum di perusahaan keluarganya. Pekerjaannya sudah selesai. Ia merogoh sakunya, mengambil obat pereda nyeri. Pria itu menarik sudut bibirnya. Di dalam pikirannya terlintas momen ketika Jeanette Rutherford memberikan benda itu kepadanya.
Perempuan itu cukup keras kepala. Vincent sudah berkali-kali meminta Jeanette untuk tidak merawatnya, dengan alibi bahwa ia bisa mengurus dirinya sendiri. Gadis itu tidak mengindahkan ucapannya. Jean datang setiap pagi ke kamarnya hanya untuk menanyakan pertanyaan yang sama.
"Vincent, bagaimana keadaanmu?"
Vincent menatap ke luar jendela. Kantor perusahaan keluarga Hoffmann terletak di pusat kota. Ia mengamati hiruk-pikuk London di malam hari. Gerimis mengguyur jalanan, membuat sebagian orang memilih untuk menepi.
Mengingat Jeanette, Vincent tidak tahu apa yang membuatnya selalu melindungi gadis itu. Tubuhnya bergerak spontan saat melihat Jean berada dalam bahaya. Ia berdecak, lantas bergumam, "dia selalu merepotkan." Vincent menghela napasnya. Ia meraih sebuah kotak kecil berwarna biru tua dari dalam saku celananya.
Di dalamnya, terdapat sebuah cincin berbahan paladium dengan berlian biru yang berkilau di atasnya. Ia lagi-lagi meminta kepada temannya, Benedict di Santorini untuk membuatkan cincin tersebut. Di bagian belakang cincin itu terdapat inisial nama Jeanette.
Vincent membuang napas, penat. Ia memutuskan untuk meninggalkan kantornya. Ruangannya berada di salah satu lantai paling atas, membuatnya harus menuruni puluhan bahkan ratusan anak tangga untuk sampai ke lantai dasar. Pikirannya kembali terfokus saat awal kedatangannya di Stanway.
Lima bulan lalu, harusnya Vincent datang menemui Jeanette, menyerahkan cincin itu kepadanya dan meminta perempuan itu untuk menjadi pasangannya. Akan tetapi, Leopold bergerak lebih cepat.
Walaupun ia tak mengetahui jawaban Jeanette terhadap pernyataan cinta Leopold, Vincent memilih untuk mundur. Ia sudah kalah satu langkah dari saudaranya.
Terlebih lagi kehadiran musisi bernama Nicholas Jefferson, yang sejak dulu sudah terang-terangan menunjukkan ketertarikannya kepada Jeannette, sungguh membuatnya muak.
Vincent mendorong pintu. Ia lantas membelalakan matanya, mendapati sosok Jeanette berdiri di depan kantornya, tepat di sebelah mobilnya. Gadis itu membelakanginya sambil mengusap mantelnya yang basah.
"Apa yang kau lakukan di sini?"
Jeanette menoleh. "Vincent!" sapanya, bersemangat. Gadis itu membawa tas berbahan kertas di tangannya. "Aku membeli wol untuk merajut syal di seberang sana," jelas Jeanette sambil menunjuk ke arah toko yang baru saja tutup di seberang jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Jean
Fanfiction𝐒𝐭𝐚𝐫𝐭 : 𝐀𝐩𝐫𝐢𝐥, 𝟐𝟎𝟐𝟏 Semua berawal ketika Lilianne mengajak Janice pergi ke konser grup penyanyi pria paling berpengaruh saat itu. Hingga suatu peristiwa buruk terjadi, membuat Janice terlempar jauh ke London tahun 1935. Janice menemuka...