move on

30 7 2
                                    

Ternyata dia adalah bu Siti, wali kelas sebelah mungkin karena kelas kami ribut jadi, bu Siti kesini.

"Jadi, disini siapa ketua kelasnya?" Tanya guru itu yang menuju ke tengah kelas.

"Lindy buuu" Jawab semuanya serempak.

'Huh udahlah habis nih aku' gumamku, karena bu Siti juga salah satu guru killer di sekolahku.

"Lindy, maju kedepan!" Tatap bu Siti yang menuju ke depanku.

Aku menuju meja guru di depan dengan gugup, semua melihatku. Aku menengok ke meja tempat Athan duduk, dia sepertinya tertidur.

"Cepat!" Kata bu Siti yang kagak sabaran.

Aku berjalan dengan sedikit berlari dan akhirnya berada di samping bu Siti. Ibu Siti mendekatiku, dan menyuruh semua siswa di kelasku untuk piket. Setelah itu bu Siti pergi kembali ke kelasnya.

"Huh, akhirnya bu Siti pergi, kalian sih ribut kita jadi harus bersihin kelas kan" kataku mengawali pembicaraan.

"Bukannya kamu yang duluan nangis tiba-tiba baru teriak kagak jelas?" Tanya seorang temanku, ya ngak bisa dikatakan temanku sih, lebih bisa dikatakan musuhku.

"Itu kan aku kasih pengumuman, terus itu bukan bohong itu fakta" Aku menjawabnya dan mulai berjalan ke sisi paling ujung kelas, tempat sapu ditaruh.

"Ayok cepet semuanya kita bersihkan kelas baru istirahat"

"Tania, radit, Aqilla, bersihkan papan tulis, kalau Athan sama Norman bersihkan debu di jendela, Louise, stella, sama zergan bersihkan meja, sisanya nyapu ama ngepel" Jelasku yang untungnya di dengarkan semua temanku.

Kami semua langsung serempak membersihkan kelas, tapi musuhku Louise sama kawanannya, ups temannya malah sok alergi debu dan keluar dari kelas.

Ketika Louise keluar dari kelas, aku menyindirnya "emang ada ya orang kayak begitu, pas disuruh bersih-bersih malah sok alergi debu padahal biasanya juga ngotorin kelas, atau itu yang dinamakan beban kelas?"

"Kagak ada yang namanya beban kelas Lindyy, tapi kalau dikelas ini pasti ada" sahut teman-temanku serempak, kami tertawa lepas ketika saat itu. Aku melihat Louise dengan mata sinisnya yang menatap tajam diriku, dia sambil berjalan seperti model.

Setelah membersihkan kelas, kami mulai keluar satu-persatu dari kelas. Aku, Kathryn, dan sora menjadi anak terakhir yang keluar dari kelas.

Ketika kami melangkah maju, menuju kantin Louise dan temannya menghadang kami. "Lindy, sama kalian semua ikut aku" Kata Louise dengan sombongnya.

"Ih gamau ga suka, gelayyy ihh" Ku jawab perkataan Louise, kami bertiga tertawa dan mengacuhkan Louise lalu pergi ke kantin.

Tapi yaa, Louise orangnya ngak patah semangat jadi dia ngulangin hal yang sama lagi, membosankan. Dan akhirnya aku ikut dengan mereka.

"Mau kemana sih, gue laper mo kekantin nih" kutanya Louise yang berada di depanku.

"Sabar aja nanti juga sampai"

"Louise, gue juga lapar kita kekantin aja yaa" kata Stella yang lagi ngebujuk Louise.

Tetapi Louise tidak mendengarkan perkataan Stella dan hanya terus berjalan.

Kami berjalan bersampingan awalnya, tetapi Louise malah mempercepat jalannya. Dan menyuruhku berjalan dengan cepat juga seperti dia, tetapi namanya juga laper jadi aku ngak dengerin dia.

'Udah nyuruh orang jalan, jauh lagi maka belum makan, apasih masalah Louise denganku' Gumamku yang masih terus berjalan mengikuti Louise.

Setelah beberapa saat, kami tiba di dekat lorong berhantu itu. Ngak tau mau ngapain.

Kami berenam masuk ke lorong itu,
"Louise jangan di sini yaa aku takutt" ucap Stella yang menarik tangan Louise dan berusaha mengajak kita semua pergi.

"Ngak, malah disini tempat paling sepi yangh ada di sekolah" Jawab Louise sambil melepas tangan Stella, dari tadi sepertinya dia sudah nahan emosinya karena Stella.

"Ihhh, serem Louise, aku takutt" jawab Stella. Aku, Sora, dan Kathryn hanya melihat mereka berdua sambil memakan camilan.

Tadi kebetulan aku ngeliat Radit lewat jadi aku nitip camilan, lapar soalnya. Radit kesini pas banget pas Louise lagi marah jadi kusuruh duduk juga, kasian dia capek kali.

Btw, kalau diliat-liat lagi Radit itu ganteng, katanya sih dia itu suka sama Kathryn, tapi Kathryn ngak tau.

"Apaan sih, kalau kamu ngak mau ikut sama aku pergi aja!" Teriak Louise yang membuatku kaget.

"Diem! Katanya tadi ada  yang mau kamu omongin bilang aja sekarang, lama bet" kataku, Louise menatapku tajam lalu mengatakan kepadaku untuk pergi aja. Dan akhirnya aku pergi sama Kathryn dan Sora plus Radit.

"Paan sih ngak jelas bet Louise, tadi nyuruh kita buat ikutin kita sekarang kita malah diusir" gerutuku sambil berjalan menuju kantin.

"Iyetuh kagak jelas bat" jawab Sora dan Kathryn berbarengan.

Radit? Ya ngikut aja karena ngak tau cerita, aku melihat Radit sebentar, dia memang benar-benar tampan. Beruntung banget Kathryn punya laki-laki yang suka dia, seganteng itu. Aku, malah suka sama Vampire, mungkin nasibku sedang sial bulan ini.

Sesampainya di kantin, aku melihat Athan sedang bersama Norman duduk di area kantin.

"Ngapain mereka berdua, bukannya mereka vampire gabut bat malah kesini" Ucapku pelan.

"Mungkin Athan nungguin lu, mending lu datengin Athan" jawab Kathryn dan mendorongku.

"Ngak usah Dy, lu tau kan dia Vampire mending kita makan yok, gue yang traktir deh" Kata Sora yang menarik kami berdua.

"Hah traktiran? Kuy belanja yang banyak Kath" Sahutku dan langsung memesan beberapa makanan plus ngak lupa yang buat dibungkus.

"Ngak, pesenin aja gue roti bakar tapi yang paling mahal, mayan ditraktir Sora" Kathryn melirik Sora dan langsung memilih tempat duduk di tengah.

Setelah memesan beberapa makanan aku duduk disamping Kathryn, dan menunggu makananku datang.

"Kath, lu beruntung bet Radit katanya suka ama lu, lah gua suka ama Vampire"

"Hah, Radit suka sama aku, bukannya dia suka sama lu Dy, dia pernah curhat ke gue sama Sora loh, tanya aja sama Sora"

"Iya bener kata Kathryn, dia suka ama lu" Kata Sora yang baru duduk disampingku.

Aku terkejut mendengar itu, sebelum aku bertanya lagi, makanan pesananku tiba, banyak seperti biasanya. Aku makan dengan lahap Kathryn dan Sora melihatku dengan mata terbelalak. Aku melihat mereka sambil tersenyum lalu melanjutkan makanku.













Lanjut?

Paling kagak 10 vote ama 3 komen

Pacarku Adalah VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang