008

397 68 1
                                    

Tak terasa DreFes tinggal 2 hari lagi. Hanya tinggal memeriksa beberapa properti yang penting selama acara. Semua dekorasi juga sudah telah dipasang dan brosur pun juga mulai dibagikan.

(Name) tidak sendiri. Para idol juga banyak yang turun tangan membantu. Diiringi dengan latihan mereka tentunya.

(Name) sekarang sedang memeriksa kelengkapan formulir unit yang akan berpartisipasi dalam DreFes. Ada banyak unit yang ikut untuk DreFes S1 kali ini. Ia harus memastikan semua lengkap.

Untuk kostumnya sendiri dibuat oleh Shu dan Kuro yang memang ahli dalam bidang ini. (Name) hanya membantu mendiskusikan desainnya agar cocok dengan konsep DreFes.

"Yosh, semua sudah lengkap," Gumam (name). Ia merapikan tumpukan formulir tersebut dan memasukannya kembali ke dalam map. Bagaimana pun ini tidak boleh ada yang sampai hilang.

---

Tentang rumor yang sempat beredar. Entah kenapa rumor itu mulai memudar. Lebih tepatnya orang-orang mengatakan bahwa nyanyian itu sudah tidak terdengar lagi pada malam hari.

Walaupun begitu, tetap saja ada yang pesanaran tentang itu.

Natsume menatap ke arah buku mantra yang sedari tadi tidak ia baca sama sekali. Pagi ini ia melihat Rei diam-diam memperhatikan (name).

Dengan ingatannya yang sekarang. Ia yakin senpainya yang satu itu ingin melakukan sesuatu. Tapi ia tidak yakin tentang apa yang akan dilakukannya.

Bagaimana pun dunia ini berbeda dengan tempat itu. Sihir bukan hal yang mudah disini. Bahkan bagi kebanyakan orang itu hanyalah omong kosong yang tidak ada gunanya.

Sekarang harus apa ?

Ia juga tidak ingin selalu terlihat aneh karena sering muncul di kelas akhir-akhir ini. Jika ia ketahuan mengamati (name) mungkin ia akan dianggap lebih aneh lagi.

Natsume sengaja berpura-pura bersikap seperti tidak menyukai kehadiran (name) sebagai produsernya. Itu hanya ia lakukan agar tidak ada yang menyurigai sesuatu.

Ia yakin bukan hanya dirinya yang kembali mengingat hari itu. Termasuk leader Undead, Sakuma Rei.

Tidak jauh berbeda dengan sang ketua OSIS yang tersenyum penuh makna. Laki-laki yang selalu nampak seperti vampir dunia modern itu juga memiliki senyum penuh makna.

"SekaraNG harUS lebiH berhaTI-haTI," Gumam Natsume.

2 hari lagi adalah DreFes S1 akan dilaksanakan. Jika melihat dari karakter Rei. Laki-laki itu pasti akan melakukan sesuatu.

Natsume sendiri tidak bisa membiarkan hal yang dulu terjadi lagi.

Tidak, kali ini tidak bisa membuang nyawa sembarangan. Itu hanya akan membuat hal yang sama terus terjadi berulang-ulang tanpa henti. Jika seperti itu terus malah akan memperburuk keadaan.

"HanyA biSA menggunaKAN caRA terakhIR, taPI akU tidAK yakIN,"

Sepulang sekolah ia akan mencoba mencarinya. Sesuatu yang menjadi hal terakhir yang bisa ia coba. Meskipun kemungkinan keberhasilan hanyalah 50:50. Tapi jika tidak melakukannya justru akan lebih beresiko.

Gadis itu adalah sesuatu yang tidak bisa ia lepaskan.

---

Melodi kicauan burung musim semi beriringan dengan angin musim dingin yang mulai menghilang.

Kilauan cahaya purnama hari itu menghancurkan dan membangkitkan sang berlian.

---

Shu menatap ke luar jendela ruang seni dimana menghadap langsung ke halaman Yumenosaki. Madomoiselle yang selalu berada di tangan kirinya pun berbicara.

"Shu-kun, apa masih belum menemukannya?"

"Boneka yang satu itu sejak awal sulit dikendalikan, dengan yang terjadi hari itu, akan semakin menyulitkan untuk dicari,"

"Humph! Boneka yang sangat sulit di atur seperti itu..."

"Harus segera dibereskan,"

Shu menunjukan ekpsresi kesalnya meski sebenarnya apa yang dikatakan tidak bermakna seperti itu.

Sebuah boneka yang ia ciptakan. Meski gagal, itu adalah sesuatu yang berharga baginya.

Jika salah di gunakan justru akan menjadi penghancur dan mengkhianati tuannya sendiri.

---

Ruangan yang nampak gelap itu hanya ada sebuah peti yang terletak di tengah ruangan. Peti yang di dalamnya sudah ada tubuh yang utuh dengan pakaian indah yang membalut tubuhnya.

Tidak ada penerangan apapun di ruangan ini kecuali dua buah lilin yang hanya menerangi peti. Sayangnya tidak banyak yang terkena cahaya itu. Hanya bagian kaki yang terlihat.

Kaki yang kulitnya masih terlihat hangat. Menandakan sebuah nyawa yang masih tersimpan di dalamnya. Sosok yang terbaring disana tentunya sosok manusia yang masih hidup.

Sang pemilik ruangan masuk ke dalam ruangan suram itu. Menatap peti dengan seulas senyum dingin nan menggoda.

Kakinya melangkah mendekati peti tersebut. Tangan dinginnya menyentuh bagian pinggir peti perlahan. Maniknya memperhatikan wajah sang tubuh yang nyaris tak terlihat sedikitpun.

"Sudah waktunya, tidak salah aku menunggunya," Gumamnya dengan suara serak.

__________

April 2021
Naomi / Himari

𝐓𝐢𝐦𝐞 𝐅𝐨𝐫 𝐔𝐬 || Sakasaki NatsumeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang