Ada yang beda dengan Ramadhan seorang Gojo Satoru tahun ini, bukan dia puasa kok tahun-tahun sebelumnya, hanya saya tahun ini dia tidak sahur sendiri, atau kalau malas jadinya gak sahur, karena tahun ini tahun pertama ia puasa bersama 3 anaknya.
Jam menunjukkan pukul 3 lebih lima menit, Alarm dari ponsel yang terletak dinakas sebelah ranjang si putih berdering keras, ditambah suara galon dipukulin dari Remaja Masjid yang keliling komplek membangunkan orang, membuat mau tak mau seorang Satoru membuka mata, niatnya gak sahur aja sekalian, tapi diurungkan karena teringat ia tidak puasa sendiri tahun ini.
Dengan lemas si putih beranjak ke kamar mandi, sekedar membasuh muka dan sikat gigi, kemudian ke dapur. Tubuh menjulang si putih beberapa kali menabrak dinding, hingga kesadaran nya pulih kembali.
Di bukanya lemari pendingin, ada banyak hal disana, karena kemarin ia dimarahi tetangga sebelah, tepatnya Utahime karena membiarkan anak-anak nya makan mie instan terus, alhasil langsung saja wanita yang juga guru tiga anaknya disekolah itu membeli segala macam bahan yang bahkan Satoeu tidak tau apa nama dan manfaat nya.
Iengan kekar terbalut kaos putih Satoru mengambil bungkusan nugget, beberapa jenis sayuran, sosis, dan terakhir bumbu siap pakai. Satoru itu tidak bisa masak, namun mengingat dirinya punya tanggungan, tak mungkin merepotkan orang terus kan? Jadi bergurulah ia pada temannya yang seorang chef terkenal, Ryoumen Sukuna, meski baru sebulan, setidaknya si putih tak akan membakar dapur seperti kejadian sebulan lalu.
Di cucinya para sayur, disusul memotong semua bahan, walau asal yang penting masuk mulut kalau kata dia.
20 menit kemudian, Sayur yang kalau Satoru tidak salah ingat, namanya Capcay telah siap, ditambah nugget goreng telah apik tersusun dimeja.
Tinggal membangunkan pasukan tempur, pikirnya.
Si putih membuka pintu kamar, terlihatlah kamar dengan 3 warna cat dinding, Merah, oren kemudian hitam, aneh sekali memang, tapi untuk Tiga bocah yang masih terlelap dikasur, Satoru rela rumahnya jadi rumah hantu.
Kepala keluarga Gojou itu mendekat, dipindahkan nya kaki Yuuji yang menimpa kepala Megumi. Si putih berjongkok diranjang yang tak lebih dari tinggi lututnya.
"YOSH! ANAK AYAH! BANGUN SAHUR! SAHUR SAHUR!" Seru Gojou yang mampu membuat tiga anaknya terbangun paksa.
Wajah kesal Nobara yang pertama kali dlihat Satoru, gadis kecil ini memang paling tak suka dibangunkan paksa.
"Ayah, Uji masih ngantuk.." Cicit Yuuji, kepalanya ia sandarkan pada Megumi yang duduk tegap dengan mata tertutup.
"Ayah, kalau bangunin kami jangan teliak! Telinga Bala sakit!" Keluh Nobara yang menggembung kan pipi kesal, kelewat gemes, Satoru mencubit pipi anak gadisnya.
"S-shakit Ayah!" Kesal si gadis, Satoru hanya tertawa.
"Megumi, Yuuji, Nobara ayo sikat gigi kalian," Perintah Satoru, digendongnya tiga bocah itu, Nobara ditangan Kanan, Megumi tangan kiri, teakhir Yuuji dilehernya.
Pemilik iris berlian tersebut membawa 3 anaknya ke kamar mandi, buat sikat gigi,yang paling awal tersadar Nobara, gadis itu menyikat gigi dengan benar, untuk Yuuji juga begitu hanya saja gerakannya pelan.
"Megumi, yang disikat itu gigi mu, bukan pipimu, kkk!" Si ayah tertawa keras ketika melihat Megumi yang malah menyikat pipinya, alhasil pasta gigi memenuhi pipi kiri Megumi.
Megumi yang belum sadar sepenuhnya hanya mampu membenarkan letak sikat pada giginya. Setelah semuanya menyikat gigi dan membasuh muka, Pria dengan tubuh menjulang tersebut menggiring tiga bocah menuju meja makan.
"Pastikan kalian berniat puasa ya," Kata Gojo, dalam hati berniat puasa, setelahnya ia memimpin doa bersama.
"Ayah, kenapa potongan sayul ini aneh?" Tanya Yuuji, ia memperlihatkan sebuah brokoli yang dipotong asal.
"Pasti Ayah yang potong," Kata Nobara yang mulai memakan nugget.
"Yang penting bisa dimakan," Megumi berucap, Gojou terkekeh.
Selesai sahur, Satoru niatnya mau tidur, tapi gak jadi karena ingat janji dia sama Tiga bocah yang asik nonton TV, buat sholat berjamaah di masjid. Satoru bukan orang religius, namun ia ingat Sang Pencipta.
"Habis ini mandi, lalu bersiap, kita sholat di masjid!" Kata Satoru yang langsung dapat seruan gembira dari Nobara dan Yuuji, untuk Megumi, bocah itu anteng sesekali ikut kompak ketika diajak Yuuji.
"Gumi! Ayok cepat!" Seru Yuuji yang barusan selesai pakai sendal bareng Nobara, dua bersaudara itu menarik tangan Megumi untuk lebih cepat.
Dua bocah itu pakai baju warna biru malam, dengan peci putih, sedangkan Nobara juga begitu bedanya ia pakai jilbab dengan tas mukena ditangan.
"Bu Guluu!" Seru Yuuji dan Nobara ketika melihat Utahime yang juga hendak ke masjid. Wanita dengan mukena pink bercorak bunga itu menoleh.
Kaki kecil Megumi, Nobara, dan Yuuji melangkah cepat menghampiri sang guru.
Satoru senyum sok ganteng begitu pandangannya bertemu dengan seniornya.
"Bu Gulu, tadi kami sahul, Bu!" Lapor Yuuji yang memang antusias dalam segala hal.
"Iya bu! Ayah masak, sayulnya dipotong aneh!" Kali ini Nobara.
"Gak belatulan," sambung Megumi, Satoru gak malu, seneng malah.
"Hebat, anak didik ibu bisa sahur, mengomentari makanan dengan benar," Balas Utahime, diusaknya pelan kepla dia bocah lelaki, sementar Nobara mendapat elusan di pipi.
Bahagia Satoru itu sederhana, beneran.
Dua orang dewasa serta 3 bocah memasuki masjid, Nobara memegang erat tangan Utahime, menuju shaf perempuan. Sementara Yuuji dan Megumi berjalan mendahului sang ayah.
"Masya Allah, kayanya mau turun meteor siang ini," Celutuk Suguru ketika mendapati Satoru yang kemasjid.
Satoru senyum in bae, ia memang bukan lelaki yang tiap 5 waktu ke masjid, khusus sholat jumat pasti ke masjid sih, itupun dipaksa Suguru. Ya semoga aja Ramadhan tahun ini ia bisa menjadi kepala keluarga yang baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
ིུ֛ ⃝ ⃝🍃 ꦿꦶ Gojou Family; Jujutsu Fanfic.
Fanfic|| Audi Projects, Jujutsu Kaisen Fanfic || 🤗 Chapter Ramadhan dimulai Chap 4 sampai chap 9. Seterusnya kita bakal mengulik keseharian keluarga Gojou😉 ིུ֛ ⃝ ⃝📌 ꦿꦶ Gojou Satoru, seorang pengusaha sukses sekaligus orang tua tunggal dari tiga anak...