THE LIGHT (chapter 20)

307 21 3
                                    

******

      Bilman masih menikmati pelukan hangat dengan rintihan air mata yang mengalir hingga ungkapan Billy membuat Manda membeku.
Lelaki itu mempertanyakan kejelasan hubungan mereka. Mempertanyakan tangguhan Manda pada dirinya.
Pertanyaan yang membuat Manda menarik diri dari dekapan Billy. Entahlah, namun ia merasa bersalah membiarkan dirinya berada dalam pelukannya.
Billy yang menyadari pun lantas menahan tubuh Manda dan mendekapnya lebih erat. Ia ingin Manda tetap berada disisinya, saling berpeluk seburuk apapun keadaan. Bahkan jika bisa, Billy ingin selalu memeluk wanitanya agar ia merasakan detak jantungnya berpacu setiap kali Manda di dekatnya.
Namun sekalipun Billy mengupayakan, Manda tetap kekeh melepaskan. 

Dengan tatapan sendu, jemarinya membelai lembut wajah Billy dan menghapus sisa air mata di pipi.
Kesedihan terpancar jelas di raut wajah cantiknya.

"Aku terus menyiksa mu karena peranku. Dan aku ga tau sampe kapan..." ucapnya. 

Manda menghela nafas. Seakan berat untuk mengatakan.

"Harusnya kamu tetap seperti itu"
Ucapnya lirih dan tertunduk muram. Raut wajahnya menyiratkan keadaan dirinya tengah berada di lema besar.

Cukup lama Manda terdiam.
Dan dalam satu tarikan nafas, ia berhasil mematahkan hati seorang lelaki baik.

"Pergilah... Aku melepasmu, Billy"
Ungkapnya merelakan.

Manda dengan berat hati memilih mengakhiri hubungannya.
Ia lalu menjauh dari hadapan Billy. Manda tak sanggup jika harus menyaksikan orang yang ia cintai tersiksa karena perasaannya.

Dan seakan tidak rela, Billy meraih tangan Manda, membawanya kembali dalam dekapannya.
Namun Manda menahan perlakuan Billy, memintanya untuk tidak memeluknya lagi.

"Aku gak bisa, Billy. Aku ud ga sanggup"
Kekehnya.

Billy terdiam. Dadanya sesak. Seakan oksigen terambil paksa dari tubuhnya. Mulutnya membuka namun ia tak mampu berkata. Air mata seketika mengalir dari pelupuk matanya.
Ia tak percaya dengan apa yang Manda katakan. Bahkan tidak terlintas sedikitpun dalam benaknya Manda akan mengucapkan kalimat itu.
Yang ia tahu, Manda mencintainya. Yang ia tahu, Manda ingin bersamanya.
Namun kenyataan yang kini ia hadapi tak sejalan dengan ekspektasi yang ia emban.
Manda memilih meninggalkannya. Ia menyerah pada keadaan. Ia berpihak pada logika dan menepikan rasa cintanya.

Billy dengan emosi yang tertahan dihati, menatap lekat sang kekasih. Tatapan dengan sejuta pertanyaan. Bagaimana bisa Manda semudah itu melepaskannya?

"Aku ga mencintai siapapun selain kamu. Aku ga jatuh cinta dengan siapapun selain kamu. Tolong, jangan curigai aku..." Ucap Manda memahami arti tatapan Billy.

Ungkapan dan tangisan Manda kini justru membuat hati Billy terasa sakit.  Dan seakan tidak peduli dengan kehancuran hati yang dibuat oleh wanita itu, Billy mendekap erat tubuh Manda. Menenangkan perasaannya.
Tanpa sepatah kata, Billy memeluk Manda cukup lama dengan linangan air mata di pipi.
Sebuah pelukan merelakan. Billy merelakan Manda. Ia menyadari, ia cukup mengerti Manda hanya ingin berfokus pada apa yang kini ia capai. Dan Billy tak ingin lagi menjadi beban baginya.
Dengan sisa air mata di pipi, Billy meninggalkan Manda bersama segala kenangannya.

Amanda Manopo.
Wanita yang sangat ia cintai. Wanita yang sangat ia banggakan bahkan sampai detik dimana Manda menghancurkan hatinya.
Ia menjadi satu-satunya wanita yang membuat Billy mengerti,
Betapa sakitnya melepaskan,
sesuatu yang masih sangat ingin ia pertahankan.



*******

   Billy kini dalam perjalanan kembali ke Jakarta. Membawa sisa kepingan hatinya yang hancur. Air matanya tak henti mengalir mengiringi perjalanannya.
Ia belum siap kehilangan Manda. Ia tidak rela cintanya harus berakhir. Namun tak ada yang bisa Billy perbuat, ini sudah menjadi keputusannya.

Tanpa Billy sadari, keadaan dan rasa sakit nya kini membawa ingatannya  ke masa dulu. Masa dimana ia harus merelakan kepergian sang kakak untuk selama-lamanya. Melepas paksa sesuatu yang sangat berarti baginya.

Sebuah notif Wa masuk. Billy menepikan kendaraannya. Air matanya kembali menetes membaca nama kontak Manda masih dengan nama My Love❤ . Perpisahan yang tidak pernah Billy sangka membuatnya tidak sempat berpikir untuk mengganti ataupun membuang jauh ekspektasi nya.
Bagai petir yang menyambar tanpa pertanda. Semua berakhir begitu saja.

Dengan berat hati, Billy membuka pesan dari Manda.

" aku tahu perasaanmu masih mendalam, begitupun aku.
Namun biarkan kita berpisah untuk sementara waktu.
Dan aku tidak memberi titik pada perpisahan ini.
Aku simpan tanda itu di genggamanku, karena aku masih ingin mencetak kita.
Dan jika nanti kamu mampu bersabar, maka akan aku berikan tanda titik itu pada tahap akhir dari hubungan ini.
Lalu kita membangun rumah dengan keindahan didalamnya.
Dan aku akan membiarkan lampu itu menyala agar keindahannya tidak tertutup gelap.."

Rasa sesak semakin menyiksanya. Billy menelungkupkan wajahnya.
Ditepian jalan, seorang diri, Billy menangis se jadi nya.





Aku di paksa untuk ikhlas

Di desak untuk melepas

Pada sesuatu yang ku anggap

Prioritas...🥀









To be continued...^^


THE LIGHT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang