THE LIGHT (chapter 01)

747 24 2
                                    

PROLOG.

Tidak apa, jika kita harus seperti ini
Tidak apa, jika kita belum bisa seperti dulu lagi

Bahkan untuk waktu yang lama
Aku tidak akan kemana-mana

Kamu adalah RUMAH bagiku,
Dan aku sebuah LAMPU yang akan menjadi pelengkapmu.

                

********

    "Cut! Ok, break 15 menit ya" Pak sut memberi perintah.
Manda menghela nafas, "akhirnya...".
Ditemani Ichan si asisten gemoy yang sudah hampir 7 tahun bersamanya, manda segera menuju tempat persinggahannya dikala break shooting yaitu basecamp, begitu manda menyebutnya. Sebuah ruangan layaknya kamar yang menjadi rumah sementara baginya selama menjalani sinetron stripping yang tengah digandrungi masyarakat indonesia. Sudah hampir sebulan manda melakoni perannya sebagai Andin seorang istri dan ibu dari satu anak.
Menguras waktu dan tenaga itu pasti namun manda menikmatinya apalagi sang kekasih sangat mendukungnya. Hampir setiap ada kesempatan dan tak ada jadwal shooting, billy datang menemuinya dan membawa makanan kesukaan manda, tak jarang ia juga menemani manda shooting hingga larut malam. Manda sangat bersyukur mempunyai sosok laki-laki seperti billy yang sangat menghargai manda sebagai kekasihnya, meskipun tak dipungkiri banyak yang tidak menyukai hubungan mereka.
Sudah sepekan lamanya manda tak pulang ke rumah. Selain karena faktor jarak, manda juga harus menjaga stamina dan kesehatan apalagi dimasa pandemik seperti ini.
Masih ditemani Ichan, manda merebahkan tubuhnya dikasur untuk melepaskan penat sebelum ia kembali melanjutkan pekerjaannya. 
"Billy ada wa kamu,gak?" tanya manda sambil membuka sebungkus kripik tempe favoritnya.
"Gak. Mau aku telfon in?" tawar Ichan sambil menyauk keripik ditangan manda.
"Kan aku gak nawarin.." keluh manda tak terima keripiknya di curi namun ichan hanya menimpali dengan senyum jail.
"Aku telfon bang billy, ya?" Bujuk Ichan lagi tak tega melihat raut wajah manda yang bete.
"Ga usah..." tolaknya.
Keduanya pun terdiam sibuk dengan  gadget masing-masing hingga suara ketukan pintu memecah kebisuan.
"Permisi,kak. Ada paket.." ucap seorang laki-laki memakai helm full face dilengkapi hoodie berwarna hitam dan celana ripjeans andalannya.
Manda tak lantas menjawab, ia menoleh ke arah suara itu bersamaan dengan Ichan. Keduanya saling bertatap bingung.
"Paket nya,kakak..." Ujarnya lagi menunjukkan kantong berwarna coklat.
Manda mengenali suara itu. Dengan sigap ia lalu beranjak dari tempatnya dan menghampiri laki-laki itu.
Raut wajahnya seketika berubah,
"Aku tonjok ya sayang..!" canda nya memukul manja bahu lelakinya, Billy syahputra.
"Ihh...nyebelin!" rengeknya membuat Billy tak bisa menahan tawanya.
Billy lalu melepaskan helm yang menutupi wajahnya. Di iringi senyum bahagia ia meregangkan kedua tangannya siap untuk menyambut pelukan wanitanya. Manda tak bisa menutupi rasa bahagianya, dengan mata berbinar ia menerima pelukan hangat Billy.
Cukup lama keduanya saling berpeluk hingga akhirnya Billy melepas dekapannya dan menatap lembut wajah cantik kekasihnya, "maafin aku,ya. Aku sibuk jarang bisa temuin kamu..." ujarnya merasa bersalah.
Manda pun tersenyum haru mendengar permintaan maaf Billy, "Dan aku berterimakasih karena sampai detik ini aku masih menjadi prioritas mu" timpal Manda membalas tatapan lembut Billy.
Begitulah Bilman dalam menjalani hubungan. Saling meminta maaf dan berterimakasih pada hal-hal sepele yang bagi sebagian orang tidak perlu.
Billy tersenyum kagum mendengar ucapan Manda. Dan lagi, ia kembali menemukan alasan untuknya bersyukur memiliki wanita sebaik dan setulus Amanda Manopo.
Senyum bahagia tak bisa lepas dari raut wajah keduanya.
Billy lalu mengusap lembut pipi mulus kekasihnya namun bola matanya tertuju pada bibir merah merona Manda. Begitu menggoda hingga Billy tak yakin bisa menyembunyikan hasratnya.
Sementara manda yang melihat raut wajah Billy tersenyum jahil. Ia sangat paham apa yang sedang dipikirkan lelakinya.
Manda lalu melingkarkan kedua tangannya di tengkuk Billy seraya menaikkan alisnya dengan tatapan menggoda membuat Billy semakin tak bisa menahan gremet-gremet dihatinya.
Sementara itu, Ichan yang sedang pewe menikmati rehatnya pun mulai sadar diri. Keberadaanya disana tidaklah baik.
"Permisi, bucin. Kayaknya eyke caw dulu deh sebelum di usir" celetuk Ichan. 
Namun seakan dunia hanya milik mereka dan seakan tidak ada siapapun disana, Bilman mengabaikan Ichan yang berlalu pergi meninggalkan mereka.
Perfect time!
Billy memanfaatkan moment itu sebaik mungkin...

To be continued....^^



THE LIGHT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang