Taehyung - 17 Juli 22

16 3 0
                                    

Taehyung
17 Juli Tahun 22

Topan tiba pada sore tanggal 14. Sebelum topan itu sampai, kami mengunjungi dua kantor kursi pijat dekat Balai Kota dan satu di Gooan-dong, kami tidak bisa menemukan papan iklan kopi kaleng, tapi kami naik ke setiap gedung 7 lantai terdekat dari mana kami bisa melihat logo daun semanggi empat dan Sungai Yangji.

Pada berita pagi itu, mereka bilang Topan Plathxng sedang menuju pantai selatan. Plathxng berarti ikan emas dalam bahasa Thailand. Topan itu dinamai Plathxng dengan harapan ia akan lewat dengan pelan seperti ikan emas; seperti demi namanya, ukurannya kecil tapi tidak dengan jumlah hujannya. Apa yang dimulai dengan gerimis berupah menjadi rintik hujan yang besar dalam sekejap.

Kami mengunjungi gedung yang berbeda dengan payung, tapi kami segera berjalan tanpa payung dan berakhir dengan terlibat dalam perkelahian. Pusat kota area Gooan-dong dijajari dengan bar dan kelab dimana orang-orang mabuk, dan karena mabuk atau marah, mereka melibatkan diri dengan perkelahian. Melihat kami yang basah kuyup selagi mencoba untuk berjalan menuju atap, mereka berpikir kami adalah remaja yang mencari masalah dan menendang kami. Pintu-pintu ke atap seringnya terkunci dan tidak mungkin untuk mengecek pemandangan dari jendela tangga.

Mini market tempat kami masuk untuk makan mie cup menyalakan AC dengan terlalu kencang. Pakaian yang basah menempel ke kulit kami, dan gigi kami bergemelutuk karena dinginnya. Tanpa berkata apa-apa, aku dan Namjoon hyung menatap hujan di luar jendela. Tidak ada satu pun dari kami yang mengatakan untuk berhenti.

Keadaan memburuk besoknya. Karena angin badai, jendela diberi tanda X yang ditempel di kacanya, dan ada kecelakaan kecil dan besar yang disebabkan rambu-rambu dan kios koran yang tertiup angin. Berita itu melaporkan daerah terendam, dan rambu-rambu jalan menjadi lepas dan merusak beberapa mobil. Aku dan Namjoon hyung tidak bisa melakukan apa pun selain menatap langit hujan.


Namjoon hyung membuka peta online di ponselnya. Mencari tampilan jalan. Ia melihat tempat-tempat yang sudah dan belum kami kunjungi. Lalu ia berkata, "Kita menyisiri pusat kota dan daerah Balai Kota dekat logo semanggi empat. Kita harus mencari di Internet kalau ada kantor kursi pijat lainnya."

Sementara Namjoon hyung memeriksanya, aku melihat langit malam. Hujan turun dari langit hitam. "Mungkin itu hanya mimpi bodoh." Namjoon hyung bahkan tidak menengadah saat ia berkata, "Akan bagus kalau begitu. Tapi bagaimana jika itu bukan mimpi bodoh?"

"Tapi bagaimana jika itu bukan mimpi bodoh." Aku mengulanginya di kepalaku. Aku mengingat bagaimana cahaya Songju menghilang bersamaan dalam sekejap. Aku harap aku bisa mengingat lebih banyak tentang mimpi itu, tapi aku tidak bisa. Aku berjongkok di sebelah Namjoon hyung.

"Taehyung, tunjukan padaku foto yang kau ambil di depan mini market dekat Balai Kota." Duduk di sampingnya, aku mengeluarkan ponselku. Selagi kami menjelajahi kota, kami menambil foto dari tempat-tempat itu. Saat aku pulang, aku melihatnya untuk melihat apa aku melewatkan sesuatu.

"Bukan, bukan yang itu, tapi yang kau ambil di mini market di sebelah bioskop." Namjoon hyung menunjuk tempat di tampilan jalan. "Lihat. Foto yang kita ambil berbeda dari papan iklan yang ditampilkan tampilan jalan." "Jadi? Foto yang kita ambil berbeda karena tampilan jalan ini diambil awal tahun ini." "Itu yang aku maksud. Kalau di situ papan iklan kopi kaleng bukannya minuman energi ini, bukannya ini mirip dengan pemandangan yang kau lihat di mimpimu?"

Aku melihat foto ponsel dan di tampilan jalan. Kalau ada papan iklan kopi kaleng di sana, maka... "Tapi tidak ada bangunan setinggi tujuh lantai di tempat ini." Namjoon hyung mengangguk. "Aku tidak ingat melihat ada satu, dan tidak ada di tampilan jalan ini juga. Tapi ini yang paling mendekat dengan apa yang kau lihat di mimpimu. Tidak ada tempat lain. Ayo coba ke sini waktu hujan berhenti."

Aku melihat ke arahnya, merasa sedikit aneh. Ada perbedaan antara foto dan tampilan jalan, dan tidak ada bangunan tujuh lantai. Lebih penting lagi, itu papan iklan minuman energi, bukan kopi kaleng. Bagaimana ia menjelaskan perbedaan-perbedaan ini? Namjoon hyung menatapku, seolah bertanya ada apa. Ia berkata, "Kau bilang yang kau lihat di mimpimu itu adalah masa depan. Kau yang bilang sendiri." "Benar... itu benar. Tapi tetap saja..."

Apa yang kulihat di mimpiku memang terjadi pada kenyataan. Aku mengatakannya karena aku mengalami apa yang kuliaht di mimpiku. Tapi mimpi ini belum terjadi. Karenanya, aku tidak bisa percaya papan iklan kopi kaleng akan menggantikan minuman energi itu.

"Apa hyung pikir itu akan terjadi?" Namjoon hyung mengangguk dan berkata. "Aku percaya. Kalau tidak, dan sesuatu akan terjadi, aku tidak akan..." Ia berhenti di sana.

The Notes 2 [Indonesia Translation]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang