⌕. Empat belas

799 160 21
                                    

∙۟ᱹ۫↻

ᨳ᭬°𖥕𖠗∙۟ᱹ۫↻

Hari demi hari terlewati. Hubungan antara Rivan dan Michio semakin dekat, menempel satu sama lain jika sudah bersama. Rivan yang suka mengajak Michio jalan-jalan ke berbagai tempat yang menarik. Sementara Michio sering memberikan kotak bekal buatannya sendiri pada Rivan ketika pemuda itu menjemputnya menggunakan motor.

Mereka juga berangkat bersama akhir-akhir ini.

Padahal Michio pernah bilang bahwa Rivan tak perlu selalu mengantarnya serta menjemputnya, namun tentunya dengan cepat Rivan menolak perkataan itu. Baginya, memastikan Michio sampai dengan selamat ke tempat tujuan merupakan tugasnya. Rivan mengklaimnya sendiri, ya.. Walaupun ada maksud terselubung didalam niatnya.

Dan Michio tak dapat menyurutkan keinginan pemuda tinggi itu.

Seperti saat ini, Rivan bersandar di motornya seraya melipat tangan, ia menunggu kehadiran Michio dari gerbang yang terbuka. Bel pulang sekolah itu sudah Rivan dengar, artinya jam pelajaran telah usai beberapa detik yang lalu.

Satu persatu siswa siswi mulai berjalan keluar dari dalam area sekolah. Beberapa orang ada yang memandanginya lalu berbisik-bisik menyerukan namanya. Harus diakui bahwa Rivan cukup terkenal didaerah tersebut karena waktu kelas 11 ia pernah mengikuti pertandingan basket antar sekolah yang diadakan oleh pihak Starsa.

Ternyata ia berhasil menarik perhatian sehingga sebagian orang mengenalnya.

Balik ke topik..

Rivan yang awalnya asik menendang batu-batu kecil lekas mengerutkan dahi ketika bayangan seseorang muncul diujung sepatunya. Ia beranggapan pemilik bayangan adalah Michio, segera Rivan mengangkat kepalanya. Tetapi, sedetik kemudian rautnya berubah datar.

"Kak Rivan, kan? Aku gak nyangka ketemu lagi sama kakak. Ini aku Oliv yang pernah ngasih kakak minum walau gak diterima pas pertandingan basket tahun lalu. Kakak makin ganteng ya!" Perempuan itu memperkenalkan dirinya sebagai Oliv menampilkan senyuman.

Lalu, temannya mengangguk sebelum berucap, "Aku Lala! Aku penggemarnya kak Rivan.."

Tak menerima respon dari pemuda yang dikagumi, dua siswi itu saling menyenggol lengan satu sama lain. Oliv mengeluarkan ponselnya, menyodorkannya ke hadapan Rivan.

"Boleh minta nomornya, kak? Aku tertarik sama kakak–"

Di sisi lain..

"Kupon makan gue udah penuh nih! Kita kalo kesana bisa dapat satu porsi gratis! Jadi, lusa kan libur tuh, kita kesana ya!" Alonika berujar seraya memamerkan sebuah kupon restoran yang sudah penuh stampelnya. Dia tersenyum bangga sambil menyentil kupon itu.

Julian menyedot minuman kotaknya mengarahkan pandangan ke Michio. "Michi ikut gak? Michi akhir-akhir ini jarang ngumpul sama kita ih, masa kali ini ngga juga.. Mumpung gratis tau! Kapan lagi kan Alo jajanin kita, dia pamer tuh berujung kebaikan loh. Sayang banget ditolak."

Fasha mengangguk setuju. "Ikut yuk. Aku aja ikut. Ditraktir sekaligus gratis, ya kali kamu tolak? Aku sih ngga." Ucapnya menyetujui ucapan Julian.

Veran yang digandeng oleh Cakra turut memberikan persetujuan. "Aku juga ikut. Aku ikut berarti kak Michi juga harus ikut. Kita porotin teh Alo."

Bubblegum √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang