*ayo wadap gorlie, it's ya boii childe!!! 🤣😂👊 anyway it's gonna contain: angst, sexual assault, might gonna trigger someone who some "that" Trauma, *tw!!! fatui reader is here buddyyyyy😤😤✊✊💗💓💞💕 kinda angst again? Idk, lets see if i change my mind😘*
"Hey!"
"Hey." Jawab Misha yang datar sedikit salty pada harbinger satu ini.
"Hey! Hey!! Jangan julid begitu dong!"
"..." Balas Misha yang masih datar. "Adikmu menunggumu pulang, sudah yah, aku pergi lagi." Ucap Misha seraya membalikkan badan.
"T-Tunggu dulu, aku mau menitipkan surat padamu, berikan kepada adikku yah! Sekarang pergilah." Perintahnya yang tiba-tiba serius.
"Tentu, tuan Tartaglia." Balasnya seraya menundukkan badannya lagi. Sesaat sebelum dirinya pergi, sang harbinger mengucapkan sepatah kata yang membuat Misha menggigit bibirnya pahit.
"Apa kau masih mengurus anak itu?" Tanya dirinya dengan nada yang datar namun penasaran.Misha mengabaikan pertanyaan sang harbinger dengan mengucapkan kata 'permisi', dan mengakhiri sesi pertanyaan mereka berdua dengan kesibukan mereka masing-masing. Bukan tanpa alasan dirinya mengabaikan panggilan dan pertanyaan sangat pimpinan, melainkan karena rasa sakit yang ia alami dengan sang harbinger yang membuatnya menjadi sedingin dan sekaku ini, bagaikan boneka porselen hidup yang telah tersentuh oleh tangan yang tak bertanggungjawab.
Sesungguhnya Misha adalah seorang fatui mage yang sangat muda kala itu, 20 tahun umurnya saat ia diharuskan untuk melahirkan seorang putra hasil dari kengerian yang ia alami pada malam itu. Udara Snezhnaya yang dingin menusuk tak membuat dirinya berhenti untuk melakukan hal yang semengerikan itu pada wanita malang ini, ia telah melawan balik dan berkata tidak berulangkali, air mata mengalir deras dari matanya yang berwarna kegelapan itu, ia merintih kesakitan seraya meminta sangat harbinger untuk berhenti. Namun tenaganya kalah kuat dibandingkan dengan pria yang menindih nya dari belakang ini, ditengah badai malam itu ia dilanda ketakutan dan kesedihan yang tak ada habisnya hingga sekarang, bahkan tiap kali dirinya harus bertemu dengan sang pimpinan, ia lebih memilih diam tanpa sepatah kata apapun jika bisa.
***
"Permisi, Maaf, ada kiriman surat dari Liyue harbor. Untuk---" Dan yah, dirinya masih berada dalam naungan kelompok seseorang yang dulu pernah merenggut masa mudanya.
"Ah! Kakak! Apa kakak sudah pulang?!" Teriak seorang anak kecil yang berlari menuju pintu yang mana Misha dan seorang wanita satunya lagi berada dengan sangat antusias.
Menyedihkan sekali.Bagaimana jika adik-adiknya tau apa yang sebenarnya dilakukan kakak mereka pada wanita malang ini dulunya?
Apakah mereka akan membenci sang kakak? Atau akan memaki Misha yang bahkan kesulitan melawan dirinya?
Bukankah akan sangat mengejutkan jika mereka semua tau apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya 10 tahun yang lalu?Namun semua pikiran ini ditepis jauh-jauh oleh sifat keibuan Misha yang telah membantunya tumbuh hingga saat ini.
Misha berlutut untuk menyamai tinggi anak yang ada dihadapannya ini.
"Adik kecil, kakakmu sedang banyak pekerjaan, maka dari itu ia meminta ku untuk pergi dan mengirimkan surat ini untukmu dan saudara-saudaramu." Alasan Misha dengan lancarnya tanpa terbata-bata.
"Ugh! Tapi, aku kan kangen sekali dengan kakak, dia selalu bilang kalau dia akan segera pulang, tapi dia masih belum juga pulang hingga sekarang." Balas Taucer yang bersedih. Misha tersenyum hangat dan mengelus kepala bocah yang ada dihadapannya ini dengan lembut.
"Adik kecil, kau tahu kan, kalau kakakmu itu pria yang sanga---t sibuk." Misha melihat kearah boneka ruin guard yg dipeluknya. "Ia pasti sedang kebingungan mencari hadiah apa yang ingin ia berikan untukmu." Lanjut Misha yang tersenyum melihat bocah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
• | • 原審 x Reader • | • Genshin X Reader • | • (Bhs & Eng story mix) • | •
ФанфикGenshin Impact was owned by miHoYo, I'm just writing fan fiction based on their story so far I played, anyway, this book might end up in hiatus if I really forget about this teehee~💗(〃^▽^〃)o~ NOTE ⚠⚠⚠ Mostly angst & 💧🔶!! & it's probably gonna go...