Prologue

590 60 3
                                    


~○○○○○~


Sudah beberapa menit terlewati, namun ruangan itu masih setia dalam keadaan sunyi senyap. Baik (y/n) dan dia, mereka sedang bergulat dengan pikirannya masing-masing. (y/n) yang sedang bermain ponsel untuk mengalihkan amarahnya dan Guren yang bingung harus memulai pembicaraan dari mana, takut-takut ia salah kata. Sampai suara helaan napas yang berat terdengar.

Tak

Gadis itu meletakkan ponselnya diatas nakas lalu meneguk segelas air putih.

"Mari kita sudahi semua ini." Finalnya kemudian.

Guren sontak membelalakkan matanya. Ia langsung menggenggam tangan mungil yang sedang diinfus itu. Dan dengan cepat pula (y/n) menyentakknya.

"Tunggu kau pulih lalu kita luruskan semua ini." Tuntut pria bersurai legam itu.

(y/n) terkekeh miris. Bisa-bisanya pria ini mengatakan hal seperti itu dengan nada memerintah di saat seperti ini.

"Tak ada yang perlu diluruskan. Semua sudah jelas. Keluar dari kamar rawatku." Tuntutnya dengan sorot mata yang tajam. Namun tentu saja itu tak lantas membuat seorang Guren Ichinose berhenti. Dirinya kembali menggenggam tangan gadis itu erat-erat hingga (y/n) tak bisa melepaskannya.

"Jangan membantah, (y/n)."

"Dasar bajingan."

Deg

Cukup dengan umpatan yang keluar dari bibir mungil istrinya, mampu membuat pria yang ditakuti hampir seluruh penghuni wilayah osaka itu membeku. (y/n) lantas langsung melepaskan tangannya begitu jeratan tangan besar itu terasa mengendur. Ia lalu mengambil kembali ponselnya. Menelfon seseorang.

"Bawa kakakmu keluar." Ujarnya.

Tak lama, pintu terbuka menampakkan seseorang remaja berambut hitam legam diapit oleh dua pria bertubuh besar. Hanya dengan tunjukkan jari dua pria itu segera mendekati Guren dan hendak menyeretnya keluar.

"Berani sekali kau."

Remaja itu lalu mendekat kearah kakaknya, dan menarik kerah kemeja pria itu, "Bajingan sepertimu tak pantas mendapatkannya."

"Yui, cepatlah bawa ia keluar." Pinta (y/n). Sementara Yuichiro hanya mengangguk dan menyuruh pengawalnya menyeret Guren keluar.

Sesaat setelah mereka keluar, setetes air mata turun dari iris karamel itu.


~○○○○○○○~


Atermoiements || Guren IchinoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang