enam

48 11 6
                                    

Tidak ada kabar dari Joshua.

Nina berjanji untuk tidak menanti, karena itu hanya akan membuatnya terkesan putus asa, tapi tidak bisa. Ia tak bisa bohong dan tidak mengakui bahwa benar Jo selalu ada di pikirannya sejak mereka berpisah malam itu, namun hingga sekarang, Jo seolah menghilang ditelan bumi.

Memang. Bukannya Jo berkewajiban untuk menghubunginya sama sekali, toh mereka belum lama mengenal, bukan? Tapi tetap saja, Nina tak bisa menyingkirkan perasaan dan harapan bahwa ada sesuatu di antara mereka. Lagi pula bukankah laki-laki itu sendiri yang mengatakan pada Nina bahwa ia mengagumi Nina? Siapa yang malam itu menyanyikannya lagu romantis dan mengucapkan janji yang membawa hati Nina ke langit ke tujuh? Bukankah itu Jo?

Nina sudah mencoba menghubungi Jo duluan tapi tanpa hasil. ia telah mengirim beberapa pesan singkat, mulai dari "Hai", "I think you're busy", hingga "Are you alright?". Tetapi, jangankan membalas, Jo bahkan tidak pernah membaca satupun pesannya. 

Nina belum berani menelepon. Tapi itu lebih diakibatkan oleh rasa takut dan kekhawatirannya. Bagaimana kalau panggilannya ditolak? Bagaimana kalau panggilannya tidak terhubung? Atau lebih parah, bagaimana kalau Jo menjawab, tapi mengatakan tak ingin berbicara lagi dengannya? Nina bisa hancur.

Nina benci ketiadaan kabar dari Jo yang membuatnya uring-uringan dan terlalu banyak berpikir, tapi ia lebih benci lagi karena ia tak yakin apakah ia bahkan punya hak untuk merasa kesal sama sekali.

Pilihan selanjutnya mungkin mencari tahu lewat Angga. Tapi Nina sangsi Angga punya kabar tentang Jo yang hanya junior di kampus lamanya. Nina tidak tahu apa mereka masih berhubungan sampai sekarang. Terlebih kakak iparnya itu masih dalam mode pengantin baru. Nina tidak mau mengganggu.

Nina mendesah keras, frustrasi dan pasrah bercampur aduk membuatnya gelisah. Mungkin Nina hanya harus menunggu lebih sabar. Mungkin Jo sedang sangat sibuk.

Sangat amat sibuk.

Ya. Mungkin begitu.

-&-

Bagaimana mungkin ini terjadi?

The week had run a full lap but there's still no words from him.

Nina tidak ingin terkesan terlalu posesif pada seseorang yang bahkan bukan miliknya maka ia sudah berhenti mengirim pesan pada Jo beberapa hari yang lalu. Rasa penasarannya kian melambung. Nina mulai khawatir terjadi sesuatu pada Joshua dan rasanya mau tak mau Nina harus mengambil langkah baru. Ia menghubungi kakak iparnya dan berharap Angga mengetahui sesuatu.

Nina:

Halo, Mas Angga. Nina ganggu gak? Nina mau tanya boleh?

Mas Angga:

Nggak ganggu kok, Nin. Ada apa?

Nina:

Jangan diledekin tapi ya, Mas.

Mas Angga:

Haha apa nih..? Jangan-jangan mau ngomongin Jo?

Nina:

Iya...
Pokoknya dengerin aja ya, Nina serius nih.

Mas Angga:

Oke oke... shoot.

Nina:

second time | jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang