Martabak

18 2 0
                                    

Bel masuk belum berbunyi, Bayu dan Suga menghampiri Aya dan Sisi yang tengah duduk dikursi mereka, sepertinya sedang bergibah sesuatu yang serius.

"tadi pagi berangkat sama siapa?" Bayu mengusap lembut rambut Aya yang selalu terurai, Aya memang jarang sekali menguncir rambutnya, rambut hitam dan tebal miliknya selalu dibiarkan terurai, kadang meski sedang berolahraga.

"naik ojek."

"sorry gue ga bisa jemput, tadi ada urusan." Jari Bayu beralih ke pipi Aya. "nanti pulang sendiri gapapa?" Aya menjawab dengan anggukan. "yaudah, gue balik ke kelas ya?" lagi lagi hanya dibalas anggukan oleh Aya.

"dia kayak beda." Ucap Aya sepeninggal Bayu dan Suga.

"siapa? Bayu?" Tanya Sisi yang sedang minum susu kotak pemberian Suga. Aya hanya mengangguk.

"Lo udah mulai suka ya, Ya?" Sisi mendekatkan wajahnya, menelisik ke mata Aya.

Aya mendorong wajah Sisi "Apaan sih! Gue heran aja, tuh orang aneh, kadang lembut kadang kasar."

"Kalo suka bilang aja, Ya. Pake sembunyi sembunyi hahaha"

"Idih ga jelas lo." Aya pergi meninggalkan Sisi yang masih asik tertawa.

***

Aya menunggu bus di halte depan sekolah. Tadi Sisi diantar pulang oleh Suga, jadi tidak bisa bareng.

Disela lamunannya menunggu bus, Aya teringat Bayu. Apa lelaki itu hanya ingin  mempermainkan hatinya.

Aya mengingat kembali perkataan Bayu saat di gudang sekolah. Masih terpatri bagaimana Bayu mengucapkannya.

"Lo cari gara gara sama gue."

Cara bicara dan kata katanya, masih dengan jelas diingat. Apa selama ini Bayu mendekatinya hanya untuk balas dendam. Kini pikiran itu bersarang dikepala Aya.

"Apaansih gue! Harusnya gue bersyukur, kalo dia ga jadi suka sama gue kan yaudah gue bebas dong." Katanya meyakinkan diri.

Tapi tetap saja dia gusar, ada pertanyaan lain seperti "kok gue kesel ya dia ketemu si Hera hera itu."

Tadi sebelum berpisah dengan Sisi dan Suga, Aya sempat menanyakan apa urusan yang membuat Bayu tidak bisa menjemput dan mengantarnya hari ini. Bahkan tadi saat jam istirahat, Bayu juga tidak kekelas Aya atau mengganggu Aya seperti biasanya.

Dan ternyata alasannya, pagi tadi menjemput Hera, jam istirahat dipakai Bayu untuk bertelepon dengan Hera, dan sekarang pun Bayu sedang menjemput Hera untuk mengantar pulang.

Aya menarik nafas dan membuangnya kasar setelah melihat handphone dan tidak menemukan Bayu menghubunginya. Ia benar benar bingung dengan perasaannya saat ini.

***

"Lo dijemput siapa?" Mendengar pertanyaan Bayu, Aya menaikan sebelah alisnya.

Tadi sore Bayu menelepon Aya untuk mengajaknya membeli martabak malam ini, katanya sekalian ada yang mau ditanyakan.

"Tadi gue denger pulang sekolah lo dijemput cowok dihalte, siapa?" Tatapan Bayu tidak seperti kemarin, kali ini lebih dingin dari kejadian di gudang.

"Itu Adit."

"Siapa?"

"Tetangga, dia anak sekolah sebelah, jadi gue bareng, soalnya ga ada yang bisa anter." Aya menekan kata 'anter', apalagi tujuannya selain menyindir.

"Gue ga suka lo bareng dia!"

"Kenapa?" Aya bingung dengan respon Bayu.

"Lo pacar gue, Ya. Ngapain lo dijemput cowo lain?" Bayu mulai ngegas.

"Ya lo juga pacar gue tapi lo malah jemput cewe lain!" Aya semakin ngegas, cewe yang satu ini memang ga bisa ditantang.

"Lo cemburu?" Bayu menampakan smirknya.

"Idih pede banget." Aya mengedikan bahunya dan menampilkan ekspresi jijik.

"Gue suka kalo lo cemburu."

"Buruan bayar tuh martabak, gue mau pulang!" Aya melipat kedua tangannya didepan dada, seperti bos memerintah bawahan.

Tingkah Aya yang sangar justru terlihat menggemaskan dimata Bayu.

Bayu menangkup kedua pipi Aya, memandangi wajah kesal yang ditunjukan oleh Aya, Bayu terkekeh saat Aya memanyunkan bibirnya.

"Pengen cium deh kalo lagi kesel gini." Tanpa aba aba, Bayu benar benar mengecup bibir Aya.

Aya langsung salah tingkah dan menjauhkan dirinya dari Bayu, untung saja pembelinya saat ini hanya mereka berdua, dan si penjual sedang asik mengolesi margarin. Tidak terbayang betapa malunya Aya kalau ada yang melihat.

***

"Gue balik ya, jangan ngambek lagi, dihabisin martabaknya." Bayu mengusap rambut Aya, ia masih berada diatas motor sementara Aya disampingnya hanya mengangguk.

"Jangan jalan sama cowok lain lagi."

"Siapa yang jalan sih? Orang dianter pulang doang." Aya ngegas, tidak terima dirinya dianggap jalan dengan cowok lain, sementara orang didepannya lah yang jalan dengan cewek lain.

"Yaudah pokoknya gue ga suka lo boncengan sama cowok lain."

"Ga ngaca." Aya mendengus kesal dan memalingkan wajahnya ke arah lain.

Bayu menarik dagu Aya agar menghadapnya "Iya sayang, besok pagi aku jemput ya." Ucap Bayu lembut.

Aya mematung, seperti ada desiran aneh ditubuhnya barusan. Bayu selembut itu?

💥💥💥

Aku yang ngetik, aku yang baper 🙃
Dahlah bye!!

AYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang