7. ketahuan

2.8K 442 35
                                    

Hari-hari berjalan seperti biasa dan seperti yang Giselle duga, Karin juga lambat laun bisa nerima eksistensi Jenan dan Nando di rumah.

Rabu siang hari itu, Giselle baru selesai kelas dan seperti biasa dia jalan kaki buat pulang ke rumah.

Selama perjalanan gaada yang istimewa, lewat jalan itu-itu aja, yang nyapa pun enggak ada, Giselle gak seterkenal itu. Sampai dia lewatin tukang seblak yang jual tepat di depan pintu masuk kompleks rumahnya, Giselle berhenti buat beli, ini baru istimewa.

Setelah kelar beli seblak, Giselle langsung pulang, tapi dia kaget begitu sampai rumahnya kenapa mendadak ada terparkir motor asing.

Giselle gak ambil pusing dan milih buat langsung masuk karena ya orang itu rumahnya, dan saat masuk yang langsung menuju ruang tamu, mata Giselle membelalak.

“HEH LO!!” tunjuk orang itu pada Giselle.

“LO YANG HEH!!” tunjuk balas Giselle pada orang itu.

Ecal bingung, menoleh pada Jenan yang masih diam saja hanya menatapi keduanya.

“Dia sepupu lo?” tanya Ecal heboh.

Jenan melirik Giselle yang sekarang melebarkan mata dengan tampang kebingungan.

Lalu cowok itu mengangguk ragu-ragu, “Iya,” katanya.

“Parah,” tanggap Ecal, “Dunia selebar daun pisang.”

“Bentar... Lo kenapa bisa disini nyuk?” tanya Giselle pening duluan ngangkat telapak tangan di hadapan wajah Ecal.

“Buta itu mata? Galiat ini lagi apa?” sewot Ecal sambil nunjuk dagu ke arah meja.

Giselle memperhatikan beberapa barang berantakan diatas meja, ada alat tulis lengkap dan beberapa kertas karton yang berceceran penuh dengan gambaran-gambaran ber-arsir.

“Kerkel?” tanya Giselle, Ecal mengangguk cepet, Giselle kembali menatap Jenan, “Kenapa gak ditempat lain ajasiii?” desisnya.

“Sori tapi tempat lain nggak available,” jawab Jenan masih santai.

Giselle mendengus, “Gue bukan sepupu Jenan ya, Ecal anying.”

Ecal membelalak, “Lah terus???”

“Ya dia penyewa disini,” jawab Giselle santai.

Ecal langsung bereaksi heboh, “DEMI ALLAH MANEH SERIUS?”

Giselle mengangguk, “Keluar dah sunda nya,” gumam Giselle.

Gantian pala Ecal yang pening, “Pantesan kenapa rumahnya mirip ama rumah yang lu posting, gue kira karena se kompleks doang soalnya tipe rumahnya sama semua.”

Giselle mendengus, “Udah lo kalo dah tau diem aja tu mulut dijaga awas aja bocor gue geprek pala lu,” ancam Giselle.

Ecal gak jawab masih mijit kening.

“Jawab heh!”

“Bentar bentar, kalian saling kenal?” tanya Jenan baru buka suara.

Ecal langsung bereaksi natap cowok itu, “LO!” tunjuknya ke Jenan, lalu ia membuang napas kesal, “Lo kenapa bisa sampe nyasar ke rumah dia anying???!!”

“Gue ngikut si Nando, kan lo tau,” jawab Jenan polos.

Seketika Ecal memalingkan kepala sambil memejamkan mata, “Jangan bilang si Nando juga sewa kamar disini?”

“Ck, iya si Nando juga. Reaksi lo apaansi lebag banget!” decak Giselle.

“Heh, lo tuh gaada takut-takutnya ya ama Ibun. Di kurung baru tahu rasa lu!” kata Ecal marah.

tweny's unillusion ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang