[📜] ;
"Ini lucu. Aku sedang jatuh cinta dengan pemeran utama wanita yang sudah memiliki pemeran utama prianya. Aku hanyalah pemeran tambahan yang melengkapi kisah kalian."- Happy reading and
have a nice day! -Raindu melangkahkan kakinya ragu-ragu untuk segera masuk ke dalam cafe, dia benar-benar tidak enak hati rasanya. Padahal baru saja 2 hari dia bekerja di sini, tapi sudah keluyuran di jam kerja. Memang sih dia sudah izin, tapi tidak mengira kalau akan selama ini. Kalau Harsa memang di suruh buat beli bahan-bahan makanan cafe, jadi tidak masalah kalau lama.
"Sa, gue enggak bakal di marahin sama Juna, kan?" tanyanya, masih berada di ambang pintu.
"Lu takut sama Juna ya? ahaha, santai elah gue sering juga bolos kerja, jadi Juna sudah biasa nyanyi sendiri."
"Jangan gitulah, namanya juga kerja, harus ada tanggung jawabnya. Kerja jangan setengah-setengah."
"Terus lu?"
Gadis itu merotasikan bola matanya, "Kan ini gara-gara nemenin lu! padahal gue mau beli nasi pecel doang di depan."
"Tapi kan lu yang ngajakin gue beli ayam geprek depan SMA 5, kenapa harus yang jauh kalo ada yang dekat?"
"Kan kalo lu enggak minta nemenin ke indomaret, gue juga enggak bakal minta ngajak beli ayam gep—"
"BAAA!!"
Maskot tikus yang daritadi hanya berdiam sembari berjaga di samping pintu, tiba-tiba mendekatkan wajahnya ke arah Raindu, bermaksud untuk mengejutinya. Raindu kaget, tapi tidak bersuara. dia lagi Dead inside. Maskot tikus kurang ajar, dia benar-benar mengira kalau itu hanyalah patung biasa. Dia menutup matanya dan menarik nafas panjang, lalu— "BUTUH UANG BERAPA LU??! sini gue kasih semau lu, asal jangan berdiri di depan cafe ini lagi, kerja joget-joget sana di Malioboro!!"
Raindu memukul-mukul maskot tikus yang di dalamnya ada Jidan, Raindu belum tau. Harsa setengah mati menahan tawa, tanpa ada niat memberi tahu kalau di dalam sana itu merupakan Jidan. Jidan sebenarnya lagi minta ampun di dalam sana, tapi sayangnya tidak kedengaran.
"Raindu, ini gue! jangan di pukul ih, sakittt.." maskot yang merupakan Jidan itu langsung membuka kepala kostumnya, menampilkan wajah dan rambuynya yang basah sebab keringat.
"L, lho?? eh, maaf gue enggak tau! aduh, ah anjir lu sih ngagetin gue." Raindu membulatkan matanya, sedangkan Harsa tertawa lepas.
"Jangan macem-macem makanya, Ji."
Jidan memanyunkan bibirnya, tidak di duga-duga kekuatan Raindu sangat luar biasa jika di bandingkan dengan ukuran tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Berdebu, Haechan.
Roman d'amour❝Raindu, apakah bisa kenangan antar kita di pamerkan kepada semesta?❞ © Bbielac, 2021.