Manusia tidak bisa menentukan kepada siapa dia akan jatuh cinta, rasa itu hadir begitu saja tanpa bisa dicegah maupun dipaksakan.-Luki
•••Dulu banyak hal yang tidak Luki sukai dari sosok Bagaskara Adiputra, mantan playboy yang katanya sekarang sudah insaf. Dia benci dengan segala yang ada pada diri Bagas, baik sikap ataupun tingkah lakunya yang menyebalkan. Belum lagi kebiasaan Bagas yang suka mengumbar gombalan-gombalan receh untuk menarik perhatian lawan jenisnya membuat Luki seketika mual jika mendengarnya. Dan jangan lupakan senyum memikat khas playboy yang menghiasi wajah tampannya itu.
Dahulu Luki sama sekali tidak menyukai cara Bagas tersenyum kepadanya sebab laki-laki itu tersenyum seraya mengamati tubuhnya dari atas sampai bawah, seolah menelanjangi dengan tatapan mata. Apalagi dia tahu Bagas adalah playboy mesum yang sudah terkenal seantero sekolah.
Namun sekarang rasanya sangat berbeda dengan yang dia rasakan dulu, melihat bagaimana cara Bagas tersenyum kepadanya sekarang membuat perasaannya sedikit menghangat?
Oh ayolah bagaimana mungkin dia merasakan perasaan itu hanya dengan melihat Bagas tersenyum lembut kepadanya. Fix, ini pasti ada yang salah dengan dirinya.
"Pagi Ki"
Tiba-tiba saja Bagas sudah ada dihadapannya, senyum lembut itu pun masih menghiasi wajahnya yang tampan.
Rasanya tidak baik jika dia mengabaikan sapaan Bagas apalagi laki-laki itu memperlakukannya jauh lebih baik dari kemarin.
"Pagi Gas"
"Lo berangkat sendiri? Dito mana?" Tanyanya heran karena tidak melihat keberadaan Dito yang biasanya selalu bersama Luki.
"Dia udah duluan ke kelas"
Bagas mengangguk kemudian mengambil tangan Luki dan menggenggamnya dengan erat. Dengan seperti ini Luki bisa merasakan betapa hangatnya tangan Bagas yang melingkupi tangannya. Genggaman tangannya membuat dia nyaman.
"Apa ini Gas?" Tanyanya menunjuk genggaman tangan Bagas dengan matanya.
Laki-laki itu menatap Luki dengan serius "Gue sayang sama lo Ki, perasaan gue ini nggak main-main seperti yang lo kira. Harus dengan cara apalagi buat gue buktiin perasaan ini sama lo. Please sekali aja buka hati lo buat gue" pinta Bagas memohon, sorot matanya terlihat tulus.
Luki terdiam sejenak kemudian perlahan melepaskan genggaman Bagas dari tangannya.
"Saat ini gue gak bisa, gue belum bisa percaya sama lo Gas. Bisa aja kan lo ngomong kayak gini sama gue tapi di belakang ternyata lo masih kayak dulu, nggak berubah"
Bagas menggelengkan kepala, meraih tangan Luki kembali.
"Gue udah berubah, lo harus percaya sama gue. Cuma lo Ki yang gue pengen cuma lo yang ada di hati dan pikiran gue sekarang"
Dagu Luki terangkat, dia menarik tangannya dengan kasar.
"Kalau gitu buktiin dan buat gue percaya kalo lo udah berubah" ucapnya sebelum berbalik memunggungi Bagas.
"Gue akan buktiin sama lo" balas Bagas dengan mantap.
Dengan cepat Luki melangkahkan kakinya menuju kelas, langkahnya begitu cepat dan terburu-buru sampai dia tidak menyadari jika ada seorang perempuan yang tengah berjalan dari arah berlawanan dengan dirinya. Tabrakan pun tak bisa dihindari keduanya.
Bruuuk!!
Buku-buku yang dibawa gadis itu pun berjatuhan ke lantai, Luki menggeram kemudian menatap siapa yang menabraknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUKI
Teen FictionLuki memang pandai menyembunyikan perasaannya, namun dia tidak dapat menyembunyikan rasa bencinya pada 'orang asing' yang tiba-tiba hadir dan merebut semua perhatian dari orang-orang yang dia sayang. Sebab karena 'dia' Luki merasa dirinya mulai ter...