Bersikaplah realistis, jangan berharap pada sesuatu yang tidak pasti. Sebab ketika asa berbanding terbalik dengan realita itu menyakitkan.
-Luki
•••Bagas kembali!
Kabar itu langsung menyebar begitu saja hingga ke seluruh penjuru sekolah dan tentu saja sampai ke telinga Luki Hermawan. Namun gadis itu justru terlihat biasa saja mengetahui kabar tersebut, tidak ada reaksi terkejut ataupun senang diwajahnya, dia hanya ber‘oh’ ria sambil mengunyah permen karetnya dengan santai.
“Lo udah lihat si Bagas belum Ki?” tanya Cesa terdengar begitu antusias.
“Belum, emang kenapa?” tanya Luki balik.
“Gila! dia masih pake penyangga tangannya yang patah, separah itu emang Ki?” Cesa menatap Luki dengan serius.
Luki mengendikan bahunya “Mana gue tahu separah apa”
“Kayaknya parah banget deh Ki, gue juga lihat hidungnya masih diplester gitu sih” timpal Gita.
“Udahlah yang penting dia udah balik lagi ke sekolah ini”
Cesa dan Gita sama-sama mengangguk.
“Tapi Ki sebenarnya gimana sih perasaan lo sama Bagas? sumpah ya gue penasaran banget, apalagi terakhir lo sama dia berantem gara-gara masalah itu kan?” ujar Cesa penasaran, jiwa keingintahuannya kembali kambuh.
“Lo udah tau jawabannya” jawab Luki kalem.
“Tapi kita pingin denger langsung dari mulut lo Ki, iyakan Git?"
“Eh enak aja kita? Lo aja kali gue enggak” sargah Gita cepat.
Cesa mendengus “Gak asik lo Git”
Namun Gita hanya terkekeh kecil sambil memakan keripik kentang yang dibawanya dari rumah.
“Nanti kita nongkrong di kantinnya mbak Ela ya, gue udah kangen soto ayam disana” Cesa berucap sambil mencomot keripik kentang milik Gita yang langsung ditepis oleh pemiliknya.
“Apaan sih lo main comot- comot aja, beli sendiri sana” gerutu Gita bersungut-sungut.
Cesa mencibir “Dasar pelit” cibirnya yang balas pelototan tajam dari Gita.
“Gimana Ki?”
Alis Luki bertaut “Apa?”tanyanya bingung
Gita memutar bola matanya “Nongkrong di kantin mbak Ela"
“Boleh, gue juga lagi pengen makan soto”
Mata Cesa memincing “Ngidam lo?” ucapnya serius yang langsung mendapat toyoran di kepalanya, tentu saja pelakunya tak lain adalah Luki Hermawan.
“Ish kepala gue ini”
“Lagian sih lo bego banget, lo pikir Luki tekdung? Dia kawin aja belum. Dasar oon” cibir Gita disertai tawa mengejeknya.
“Apaan lo bahas kawin-kawin segala. Asal lo berdua tau ya gue penganut sex after married ” balas Luki sambil menyeringai.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUKI
Teen FictionLuki memang pandai menyembunyikan perasaannya, namun dia tidak dapat menyembunyikan rasa bencinya pada 'orang asing' yang tiba-tiba hadir dan merebut semua perhatian dari orang-orang yang dia sayang. Sebab karena 'dia' Luki merasa dirinya mulai ter...