Dewasa itu bukan dilihat dari segi usia tapi tergantung pada pola pikir kita sendiri.-Luki
•••“Wellcome back Lukiii….!!!”
Adalah kalimat pertama yang menyambut kedatangan Luki begitu dia memasuki kelas. Kening gadis itu berkerut, padahal dia hanya di skorsing selama tiga hari, tetapi teman-temannya bersikap seolah dia sudah pergi dalam waktu yang lama. Tapi tak urung ia tersenyum senang dengan apa yang dilakukan teman-teman, namun sesaat kemudian Luki memutar bola matanya saat orang-orang mulai mengerubunginya layaknya para semut yang mengerubungi gula.
“Anjiir minggir dikit kenapa? Gue pengap coy..” ujarnya sedikit berteriak membuat orang-orang yang tadinya mengerubunginya menyingkir, memberikan sedikit ruang untuk gadis itu.
“Akhirnya lo balik juga Ki”
“Ho.oh, gak ada lo gue jadi kesepian”
Luki mencibir “Diih, lebay lo pada” sahutnya sembari berjalan ke kursi, mendaratkan bokongnya disana.
“Btw Ki, gimana-gimana lo udah tau keadaan Bagas belum? Secara waktu itu dia langsung dibawa ke rumah sakit tuh jadi kita-kita gak ada yang tau keadaannya” ucap Gita, gadis cantik berlesung pipi yang menjadi teman sebangku Luki.
“Dia baik-baik aja kok” balas Luki santai sambil mengunyah permen karetnya.
Teman-teman yang lain terlihat memicingkan mata mereka, termasuk Gita yang langsung mencondongkan tubuhnya hingga membuat Luki memundurkan wajahnya seketika. Sepertinya mereka tidak percaya apa yang baru saja dikatakan gadis itu.
Luki mengangkat kedua tangannya ke udara “Oke-oke, gue udah bikin tangan dan hidungnya patah. Puas kalian semua.?” ujarnya disertai dengusan diakhir kalimatnya.
“Whaat?!!”
“Sumpah lo?!”
“Wuih, ajib banget lo”
“Buset, sangar bener lo Ki. Anak orang itu”
Luki memutar bola matanya malas “Biarin aja si, masih untung dia cuma berakhir di rumah sakit bukan di tempat lain”
“Kuburan maksud lo?” celetuk Cesa
“Itu lo yang ngomong ya Sa”
Gadis berambut sebahu itu sontak memukul lengan Luki membuat sang empunya meringis.
“Njiir lo kalo mukul kira-kira dong masih sakit semua nih badan gue”ucap Luki sambil mengusap lengannya.
Cesa mengerucutkan bibirnya “Abis lo nyebelin sih”
Luki hanya mengendikan bahunya.
“Tenang aja Ki nih gue pijitin”ucap Gita seraya memijit lengan Luki yang tadi sempat dipukul Cesa.
“Nah ini baru namanya temen gue”
“Iiih Gita! Lo kok jadi pijitin dia sih” Cesa merengut sambil melipat tangannya di depan dada.
“Udah ah Sa. Sekali lagi lo bacot gue sumpel pake sempak baru tau rasa lo”
KAMU SEDANG MEMBACA
LUKI
Teen FictionLuki memang pandai menyembunyikan perasaannya, namun dia tidak dapat menyembunyikan rasa bencinya pada 'orang asing' yang tiba-tiba hadir dan merebut semua perhatian dari orang-orang yang dia sayang. Sebab karena 'dia' Luki merasa dirinya mulai ter...