Well, yeah. Joy aku bikin begitu karena... satu, aku selalu bingung mau naroh dia sama siapa kalo sama cowok. Dua, aku garelaaaa. Joy punyaku 🥲🥲😭😭
🌓
Sebuah petang yang sedikit berbeda dari biasanya, Joy sontak menaikkan satu alis ketika menuruni tangga dan mendapati ketiga kakaknya tengah sibuk di dapur menyiapkan beberapa makanan untuk diletakkan di wadah plastik lantas disimpan di kulkas.
"Banyak sekali. Untuk apa makanan-makanan itu?"
Tiga perempuan yang awalnya hanya terfokus pada bahan-bahan diatas counter dapur, secara bersamaan mengangkat kepala untuk melihat siapa yang baru saja berbicara.
Atau lebih tepatnya memastikan. Suara Joy begitu khas, tidak mungkin juga mereka tidak dapat mengenalinya. Dan sayangnya kekhasan lain dari diri Joy adalah kesendirian. Jadi mungkin saja mereka sedikit tidak percaya, menangkap Joy menuruni tangga di petang hari dimana biasanya Joy mengunci pintu kamarnya sampai pagi.
Sebuah kemajuan, Irene pikir.
Mata Irene beralih pada Seulgi sesaat hanya demi mengucapkan 'terima kasih' tanpa suara; merasa bila aksi Seulgi kemarin memberikan pengaruh cukup signifikan bagi keseharian Joy.
Masih mungkin. Irene sendiri juga belum yakin. Maka alih-alih menyambut Joy secara berlebihan seolah si jangkung baru saja kembali dari pengembaraan, Ia sekedar tersenyum dewasa seraya melanjutkan kegiatannya.
"Untuk besok. Kakek dan nenek akan berkunjung."
Ck.
Mereka tidak salah dengar, tentu saja. Decakan lidah Joy ditengah kesunyian yang hanya diisi bunyi benturan alat-alat dapur jelas akan menelusup telinga mereka tanpa ada halangan.
Di saat yang sama, mereka kembali menjeda aktivitasnya lantas menatap satu sama lain secara bergantian. Jelas sekali mereka kebingungan. Kakek dan nenek mereka merupakan dua tetua yang akan mengecek keadaan mereka tiap bulannya.
Namun bukan disitu poin utama dari topik ini.
Masalahnya adalah hampir 80% afeksi kakek dan nenek mereka ketika datang, dicurahkan pada Joy. Seperti misalnya, menanyakan bagaimana keadaannya, apakah dia baik-baik saja, apakah dia memerlukan sesuatu, dan masih banyak lagi bentuk kasih sayang yang ditujukan khusus bagi Joy seolah-olah Joy merupakan anak berkebutuhan lebih dari anggota keluarga yang lain.
Maka dari itu, agak sedikit lucu melihat Joy tertangkap basah menampakkan ekspresi kesal bercampur bosan ketika kakek dan neneknya disebut, mengingat tak ada alasan bagi Joy untuk tak senang atas afeksi yang Ia dapatkan.
Tapi kembali lagi, latar belakang tiap orang berbeda-beda. Ditambah lagi, Joy memiliki peristiwa yang sangat mengerikan dibanding kakak-kakaknya ketika kecil dulu, menjadikan mereka bertiga tak berani mengambil kesimpulan.
Barangkali terus berada disisinya sampai Joy, dengan kemauannya sendiri, berani membuka diri di hadapan mereka.
"Kau terlihat tidak menikmati informasinya(?)"
Wendy, di sisi lain, menentang prinsip dua saudarinya yang memilih untuk menunggu, lantas mengambil keputusan untuk sedikit demi sedikit mendorong Joy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secrète ✔
FanfictionJoy selalu mengasingkan dirinya dari keempat saudarinya atas sesuatu yang dirinya sendiri tidak mengerti bagaimana cara mengekspresikannya.