Seharusnya Aku tidak Melakukannya

599 65 2
                                    

pria bertubuh tegap dengan pakaian kerajaan yang mewah itu berjalan tergesa gesa menuju istana Regina, tempat calon permaisuri tinggal.

dulu tempat itu milik eunika, tapi semenjak hukuman matinya, tempat itu sekarang ditinggali oleh calon istrinya yang dulunya tinggal diistana selir.

"Bernice!! sebenarnya apa yang kau lakukan?" sembur Lenandro, begitu sampai dikamar Bernice.

Bernice yang tengah duduk memilah perhiasan menoleh pada lelaki itu. "Emm... apa maksudmu baginda?  saya rasa... saya tidak melakukan hal yang buruk"

"aku menyuruhmu untuk membantu perdana mentri mengatur persediaan untuk rakyat yang mengalami musim pacekik, bukannya terus diam diistana!" murkanya.

"Sebenarnya Apa yang kau lakukan? Bagaimana bisa lumbung utara bangkrut padahal sebelumnya sangat makmur?" Sambungnya.

"S-saya hanya membagikan pada orang-orang kurang mampu lagi pula saat itu sedang panen raya" Ucap bernice dengan wajah lugunya

"Justru karena sedang panen raya, maka hasil panen tersebut disimpan untuk musim dingin selanjutnya, bukannya malah menghambur hamburkan hasil panen!!"

"emhh maaf baginda, tapi saya tidak bisa membaca, saya tidak tahu bagaimana cara mengatur gudang dan..juga saya juga tidak mengerti cara mengatur keuangan negara" berlagak sedih dengan tampang polos dan imut, berharap lagi lagi putra mahkota akan luluh seperti biasanya.

tapi tidak tangan Lenandro terkepal,  giginya bergelatuk menahan marah. "seharusnya kau lebih berguna, aku ..... " merasa sia-sia berbicara ia pergi membawa kemarahannya. Sebenarnya ia tidak akan memaksa Bernice untuk melakukan semua ini jika ia tidak mendengar para bangsawan yang bergosip bahwa calon Ratunya tidak bisa melakukan apa-apa.

memijit pelipisnya dengan lelah. Dia melirik kearah gadis yang menundukkan kepalanya di depannya.

"Jika kau benar-benar ingin menjadi Permaisuri lakukan tugas mu dengan benar! Aku tidak butuh wanita yang hanya bisa berdandan dan memboroskan uang demi perhiasan"

Ia berucap sambil melihat semua perhiasan baru yang terletak pada kotak perhiasan dibelakang Bernice. Pria itu pergi melangkah dengan lebar lebar tidak sudi berada di tempat yang sama dengan wanita murahan itu.

lenandro berjalan cepat kearah ruangannya. namun, ketika kakinya sampai disebuah kamar. kamar permasui terdahulu yang ia hukum mati karna sebuah kesalahan menampar selirnya yang begitu bodoh.

dulu tepat didepan kamar ini terdapat penjaga yang akan mengumumkan kedatangannya, entah mengapa rasanya begitu sepi dan.... sesak?

ia masuk kekamar itu dan menutupnya perlahan, sebuah lukisan sang permaisuri terpampang begitu megah dihadapannya, begitu anggun dan sorot mata yang tajam namun hangat. dahulu ratu sering tersenyum kepadanya sebelum ia membawa wanita itu kemari.

"bagaimana kabarmu, sudahkah kesurga? apa kau... ah tidak. apa yang kau rasa? apa kau tersenyum dari surga atau kau malah masih menatap benci diriku seperti terakhir kali?  haha...  itu bukan perpisahan baik bukan? aku menyuruh algojo membunuhmu, dan pergi seperti bajingan.

diatas sana saat ini mungkin kau sedang mengejekku, selir yang kubela dulu sama sekali tidak bisa melakukan apa apa, dan Ya!  kau memang ratu terbaik hanya kau yang pantas menduduki itu" tanpa ia sadari matanya memerah dan hatinya merindu.

"jika saja....  kita kembali kemasalalu atau terlahir kembali aku akan menebus semuanya.  aku akan melindungimu dan membuatmu tersenyum. aku juga tidak akan mempermasalahkan penerus... hei aku...  merindukanmu"

Tragedy of the EmpressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang