Kehidupan Selanjutnya?

547 57 0
                                    

Seorang perempuan dewasa terlihat duduk di sebuah meja yang dekat dengan jendela, umumnya orang orang akan duduk bersebelahan dengan tembok karena enggan menjadi pusat perhatian.

Namun, berbeda dengan wanita itu yang menyesap kopinya dengan santai sambil melihat pemandangan orang orang yang berlalu lalang.

Perlahan rintik hujan mulai jatuh ke tanah, membuat pemandangan kota menjadi lebih indah tapi tidak untuk beberapa pengendara yang kehujanan.

Ia pikir sudah cukup untuk hari ini ia akan pulang ke Apartemen nya. Entah kenapa tiba-tiba ia merasa sedih. Selalu saja begitu setiap hujan turun dadanya akan terasa sakit. Padahal ia tidak memiliki penyakit jantung, paru-paru atau semacamnya.

Saat ia melewati pintu seorang laki-laki yang terlihat matang tiba-tiba menyerangnya, memeluknya seolah tidak ingin kehilangan. Merasa Mendapat perlakuan kurang pantas ia meronta, awalnya ia terkejut karena mendapat serangan tiba-tiba namun yang lebih mengejutkan lagi apa yang dikatakan laki-laki itu.

"Eunika! Eunika!!! Akhirnya.... Akhirnya kita bertemu lagi, akhirnya aku menemukanmu. Kau tahu aku sudah hampir putus asa mencari mu. Aku pikir selama ini yang kulakukan sia-sia.... Ku pikir.. Hanya aku yang bereinkarnasi dimasa ini.. Kupikir kupikir"

Wanita itu mendorong sekuat tenaga sampai pelukannya terlepas, membuat laki-laki yang mendapat penolakan itu mematung dengan mata yang berair.

"Ku rasa anda salah orang, namaku adalah enika bukan eunika mungkin kau mengira aku orang lain karena wajah dan nama kami mirip. Tapi aku bukan orang yang kau cari" Ucapnya dengan memandang tajam mata lelaki itu.

Yahh, ia akui wajahnya tampan postur tubuhnya juga bagus tapi first impressionnya sangat buruk. Benar benar bagaimana bisa ia salah mengenali orang?

Karena merasa telah menarik perhatian, enika berbalik hendak meninggalkan pria yang tengah mematung itu, tapi belum sempat kaki kirinya ikut melangkah lengannya segera ditahan oleh lengan yang kokoh itu.

"Maaf, aku malah memberikan kesan pertama yang buruk ya? Kalau begitu bisa kita bicara sebentar sebelum kau pergi lagi? Dan aku tidak lagi bisa menemukanmu?" Lelaki itu terkekeh lalu mulai memelas minta dikasihani.

Karena enika adalah anak yang baik dan pemaaf tentu ia akan mendengarkan nya tapi tentu bukan disini, ia adalah wanita dewasa sesuatu yang alami mulai meronta minta dikeluarkan, lagi pula sepertinya lelaki ini punya "barang" Bagus yang bisa ia cicipi.

"Baiklah ikut aku ke Apartemen ku, disini terlalu banyak orang"

Pria itu mengangguk senang, menuntun wanita itu ke mobilnya. Bersikap seperti pria gentleman yang membukakan pintu untuk seorang lady.

***

"Jadi.. Siapa nama mu?" Enika berinisiatif memulai percakapan karena sejak tadi laki-laki itu hanya diam saja.

"Hah.. Kau ingin nama kehidupan pertama ku atau kehidupan keduaku?"

"Apa maksud mu?"

Seolah menyadari sesuatu, pria itu berucap dengan hati-hati.
"Jadi.. Kau benar-benar tidak ingat apa-apa ya? Berarti kau minum teh yang dibuat kan malaikat maut. Karena kau menggunakan nama dikehidupan ini aku juga akan memperkenalkan namaku dikehidupan ini. Kau bisa memanggilku Leonardo"

"Sebenarnya apa yang sendari tadi kau katakan? Aku benar-benar tidak mengerti!!"

Lelaki itu memijit kepalanya, seharusnya ia tidak segegabah itu. Ia harusnya melakukan pendekatan normal, tapi ia harus jujur wanita itu terlanjur menganggap nya tidak waras.

"Akan kuceritakan semuanya dari awal tapi setelah nya jangan pergi, kau boleh menamparku atau lakukan apapun sesuka hati mu tapi jangan meninggalkan ku"

***

Tragedy of the EmpressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang