Masa lalu yang menyakitkan

469 43 4
                                    

Leonardo menatap wajah Enika tanpa berkedip, wajah itu terlihat begitu terkejut dengan mata yang terbelalak dan mulut yang setengah terbuka.

"Aku mengerti jika kau tidak bisa mempercayainya, aku juga tidak percaya bahwa aku mengingat semuanya bahkan saat dilahirkan kembali hehe" Ia tertawa canggung sambil menggaruk lehernya yang tidak gatal.

"Sebenarnya cerita mu itu lebih seperti karangan belaka, apa itu caramu mendekati perempuan untuk pertama kali?"

Menghela nafas ia memijit pangkal hidungnya, tampak frustasi dengan apa dipikirkan wanita didepannya. Ia benar-benar seperti orang tidak waras. Rasanya dia ingin membenturkan kepalanya kedinding dengan keras.

"Aku sudah mendunganya bahwa kau pasti tidak mempercayai nya, seseorang dari masa lalu berlari ke arah mu dan mengatakan merindukanmu padahal kau yang dimasa ini tidak mengingat apapun"

"Baiklah, anggap saja aku percaya. Jadi kau adalah suamiku yang membunuh ku karena aku menampar selirmu hingga terjatuh padahal ia sedang hamil begitu?"

"Benar"

"Kalau begitu kau... Kau.... Benar-benar tidak tahu diri. Aku sangat tidak habis pikir. Kau terlalu mencintainya atau apa? Bahkan tidak ada kata kata kasar yang sesuai untuk diri mu" Entah kenapa tapi Enika merasa kesal. Jika itu benar-benar terjadi maka lelaki dihadapannya ini adalah red flag yang harus dia jauhi.

"Aku tau aku sangat bodoh dan brengsek. Aku salah, tolong maafkan aku Eunika, Kumohon maafkan aku" Leonardo menunduk dan berakhir berlutut setelahnya.

Enika tidak mampu berkata-kata, ia hanya bisa mengelus rambut ikal yang berada dipangkuannya saat ini.

***
Enika, memasak mie instant pedas didapur apartemennya. Ia malas memasak makanan berat karena seseorang mengacaukan moodnya.

Ia adalah ratu dimasa lalu dan lelaki itu adalah suaminya, yang lebih gila lagi ia dibunuh karena menampar seseorang selir yang mengandung dan apalagi ternyata mengandung anak dari tangan kanan Raja sendiri??

Semua ini begitu konyol, dan si Raja benar-benar bodoh. Biadap. Tidak tau diri dan.... Ah sudahlah.

Ia membawa dua mie instantnya ke ruang tamu dimana Leonardo tengah menonton televisi. Sesampainya disana dia melihat Leonardo tengah berbicara ditelepon.

"Tidak. Aku sudah bertemu dengannya tadi, dan dia sudah menandatangani proposal yang kita ajukan. Sepertinya besok proyeknya sudah bisa kita handle. Aku akan lebih sering mengeceknya nanti ayah, jangan khawatir"

"Jadi kau punya pekerjaan rupanya"

Leonardo menoleh, mendengar suara itu. Ia tersenyum dan mengambil nampan yang dibawa Enika untuk diletakkan diatas meja.

"Apa kau berpikir aku ini pengangguran? "

"Entahlah ku pikir kau hanya terus mencari ku selama ini" Enika mendudukkan dirinya disamping Leonardo, ia segera melahap mienya yang sedikit mulai mengembang.

"Aku itu terlahir kembali, bukan menjelajahi waktu apalagi goblin yang tidak bisa mati jika tidak bertemu dengan cinta sejatinya. Aku tetap menjalani hidupku sambil mencari mu, aku tetap belajar, bersekolah, kuliah dan juga bekerja. Kalau sudah menemukan mu dan kau sudah mencintai ku lagi dan kita menikah, tentunya kau juga perlu nafkah dariku"

"Wahhhh..... Aku sampai tidak bisa berkata-kata, rasanya bibir ku terbukam dengan sendirinya"

Leo hanya memandang datar, perempuan yang menutup mulutnya dengan tangannya itu.

***

Tragedy of the EmpressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang