Masa kini yang Menyakitkan

68 11 0
                                    

Enika meminum kopinya dengan tenang, ia menghela nafas menatap mereka berdua. "Baiklah, terimakasih karena sudah berhenti bertengkar yang tidak perlu"

"Ngomong-omong, apa yang kalian lakukan disini?" lanjutnya

"TENTU SAJA MENGUNJUNGI MU ENIKA" Sentak mereka berbarengan.

"Baiklah, baiklah... Tidak bisakah kalian tidak mengeluarkan aura yang saling bermusuhan begitu?"

"Entahlah.... Tiba-tiba ada seseorang yang mengaku mengenalmu dimasa lalu dan menceritakan omong kosong!"

"Aku tidak akan mengatakan bahwa jika bukan enika yang memintaku untuk menceritakan padamu"

"Ooo Tuhann..... Sepertinya ini tidak akan selesai dengan mudah hari ini"

***

Enika melipat lututnya, bersandar pada pada dinding kamar. Duduk diatas kasur.  Ia mengingat semua apa yang telah dilaluinya selama ini. Teman dan rekan kerja semua membencinya. Hanya Arini yang masih bertahan dengannya.

Apa benar dahulunya ia seorang ratu? Apa dia ratu yang begis? Apa sekarang ia menerima karma atas masalalu karena kekejamannya? Ia dibunuh oleh suaminya dan suaminya memilih orang lain.

Ia memegang dadanya, sakit. Deyutnya terasa menyakitkan, hal yang selalu ia pikir kan saat malam hari. Hal yang berkecamuk dalam dirinya, terus menerus memikirkan hal yang sudah berlalu.

***

Hari ini leo membeli bunga baby breath itu adalah bunga yang sering dihias dikamar ratunya dulu, sebenarnya ia sama sekali tidak tahu bunga apa yang menjadi kesenangan permaisurinya.

Hari ini ia akan mengunjungi enika. Lagi. Sebenarnya enika tidak mau dikunjungi terlalu sering karena ia merasa itu membuatnya tidak memiliki waktu untuk menyenangkan dirinya sendiri tanpa intervensi atau kehadiran orang lain.

Saat tengah menunggu bunganya dirangkai leo melihat enika berjalan dipinggiran jalan seolah hilang arah. Matanya basah dan kosong. Apa yang telah dilaluinya? Apakah hal buruk telah menimpanya? Dia masuk ke sebuah gang kecil. Leo segera meraih uang untuk membayar bunga yang tadinya ia pesan. Dan dia hanya menaruh dimobilnya.

Cepat cepat ia segera menyusul enika, saat matanya tengah mecari mecari ia menemukan enika terduduk disebuah taman kecil ada danau ya luas didepannya.

"Apa yang kau lakukan disini?"

Enika yang terkejut karena tak merasakan ada hawa manusia lain selain dirinya segera menoleh dan mendapati leo berdiri dibelakangnya dengan ekspresi yang sulit diartikan. Dia kembali memutar tubuhnya kearah danau.

"Hanya berjalan jalan, entahlah aku hanya merasa menjadi manusia yang gagal. Aku sudah berusaha tapi entah kenapa aku terus melakukan kesalahan. Bukannya aku tidak berbenah diri, tentu saja aku berusaha menjadi lebih baik, lebih berkompeten, lebih bertanggung jawab..."

"Hei hei.... Apa yang terjadi? Kau sedang dalam keadaan yang buruk?"

"Beberapa hari ini, atasanku sering memakiku, aku... Sudah berusaha. Bukan berarti aku abai hanya saja" Enika tak melanjutkan bicaranya, Ia tak tahu bagaimana cara mengatakannya.

"Kau pasti kebingungan sekarang, aku akan menemanimu sampai kau tenang. Mau meminum segelas coklat? Kau selalu memberikan coklat saat aku berkunjung sepertinya itu minuman yang kau sukai"

Enika tersenyum, "tak perlu, biarkan saja. Aku harus merasakan rasa sakitnya agar tidak terus terusan menangis"

"Aku akan merenung, menilai dan menginstrospeksi agar aku tidak lagi mendapat teguran, aku begitu malu dan lelah"

Leo terdiam, ia membiarkan enika terus berbicara dan menjadikannya sebagai tempat sampah untuk membuat semua curahan isi pikiran dan hatinya. Ia takut malah menjadi tempat amukan enika jika salah berbicara.

***

Akhirnya leo mengantarkan enika pulang, enika yang sendiri tadi hanya mampu menangis dan mencurahkan keluh kesahnya merasa lapar ia ingin memakan sesuatu. Mereka mendatangi sebuah tempat makan.

Yang enika pesan sebagai menunya hari ini adalah sup ayam yang pedas, kimchi, beberapa ceker ayam, es cream coklat, spagetti, es lemon tea dan beberapa cemilan. Leo terbelalak ia baru menyadari jika enika stress ia mengalihkan kemakanan.

"Kau tidak makan? Kenapa hanya memesan kopi?" Seloroh enika ditengah ia makan.

"Tidak aku tidak lapar, aku sudah kenyang melihatmu"

"Ayolah makan sesuatu, aku seperti makan sendirian"

"Baiklah, aku akan memesan sesuatu"

"Kau juga bisa memakan punyaku" Ring is enika.

Sekali lagi leo hanya mampu tersenyum sembari menggelengkan kepalanya. Ia benar benar tidak tahu enika memiliki sisi yang seperti ini. Ia tidak selalu menjadi wanita yang tenang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 12, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tragedy of the EmpressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang