Pos Ronda

415 57 6
                                    


Summary 01

****

"Jangan keseringan ngomongin orang, enggak baik."

Chenle dan Daehwi yang lagi asik ngobrol langsung nengok ke Mashiho. Sedangkan yang dilihat cuma merem santai sambil minum kopi panas.

"Kita bukannya ngomongin orang. Kita cuma bahas soal cintanya Guanlin yang ditolak kakaknya Ningning."

Daehwi ngangguk denger ucapan Chenle. Cowok yang kerudungan pake sarung merah itu geser kearah Mashiho. Mau minta kopinya, soalnya kopi punya Daehwi udah habis.

"Guanlin sama mbak Karina kalau bukan orang apaan?"jawab Mashiho malas.

Setelah Mashiho ngomong gitu, suasana jadi hening. Chenle yang emang dasarnya penakut langsung ikut merapat ke temen-temennya.

Jadi mereka bertiga ini lagi di pos ronda komplek. Awalnya sih cuma buat ngerjain tugas. Kata Daehwi kalau ngerjain tugas diluar rumah, otaknya lebih berfungsi. Terus suasananya juga adem banget. Jadi mereka pilih pos ronda.

Tapi mungkin cuaca lagi enggak bagus, bukannya fokus ngerjain tugas bareng angin semilir, malah rasanya mau beku gara-gara udaranya dingin banget. Untung tadi Chenle nyaranin bawa sarung.

Walaupun dinginnya enggak sampai bikin menggigil, tapi tetep aja otak Daehwi sama Chenle jadi beku--kata mereka berdua. Bersyukur Mashiho punya otak encer, jadi mereka dapat ngerjain tugas secepat mungkin.

Mereka udah selesai ngerjain tugas sekitar sepuluh menit yang lalu. Tapi enggak langsung pulang soalnya mau habisin kopi yang tadi mereka beli. Mau di minum lagi pas sampai rumah enggak mungkin, soalnya mereka naik sepeda. Jadi susah bawanya. Kalau ditinggal mubadzir.

"Kalian buruan dong habisin kopinya. Gue ngantuk nih."rengek Daehwi.

Emang dari tadi Daehwi itu paling rewel ngajak pulang, soalnya kopinya udah habis.

"Sabar Wi. Ini kopinya masih lumayan panas, bisa melepuh nih lidah kalau diminum cepet-cepet."balas Chenle.

"Lagian lo kan baru habisin kopi satu gelas. Masak iya ngantuk?"sahut Mashiho.

Wajah Daehwi makin ditekuk. Gimana dia enggak ngantuk? Orang Mashiho sama Chenle pada diem aja sambil minum kopi. Mana kopinya udah habis lagi. Kan Daehwi juga masih pengen minum. Mau minta Mashiho lagi tapi enggak enak. Kalau Chenle, boro-boro minta, baru mau pegang gelasnya aja tangannya udah di gaplok.

Karena masih nunggu Mashiho sama Chenle minum kopi, Daehwi mutusin buat rebahan bentar. Samar-samar dia denger suara kucing, berhubung Daehwi bukan penakut kayak Chenle jadi dia cari asal suaranya.

"Itukan si Lucas."ucap Daehwi sedikit keras sambil nunjuk atas pohon.

Chenle yang lagi minum langsung batuk-batuk, suara Daehwi nih gedhe banget. Gimana enggak kaget coba?

"Lucas tetangganya bang Jaemin?"tanya Chenle.

Daehwi yang denger pertanyaan Chenle, langsung nabok kepala si empu. "Itu manusia, tolol. Ini kucing."

"Noh, diatas pohon. Itu kayaknya si Lucas, kucingnya istri Om Jungkook."sambungnya.

Mashiho yang penasaran langsung nyipitin mata kearah tangan Daehwi. Di pos ronda emang ada lampunya. Tapi tetep aja cahayanya enggak sampai menerangi atas pohon.

"Itu namanya Luca, bukan Lucas."

"Lah, udah ganti?"tanya Daehwi yang langsung dipukul sama Chenle.

"Emang dari dulu goblok."

Daehwi langsung cemberut pas dibilang goblok sama Chenle, mana kepalanya juga dipukul lagi. Daehwi tau kok kalau dirinya goblok, tapi enggak usah diperjelas juga kali. Malu kalau Luca denger.

Summary 01Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang