Secret admirer

219 25 1
                                    

Summary 01

*****

Jangan lupa beristirahat~
Ku lihat kau terlalu sibuk mengurusi festival itu.

Sungchan menelisik sekitarnya, tapi tidak ada siapa-siapa. Lalu dimana orang yang menempelkan sticky note ini di lokernya? Sekitar lima menit yang lalu, kertas tersebut belum ada. Namun setelah Sungchan kembali dari ruang ganti yang letaknya tepat di sebelah loker, kertas itu sudah menempel asal di pintu lokernya. Walaupun ini bukan pertama kali, tapi tetap saja rasa penasaran selalu menghantuinya.

Karena merasa tak akan mendapat jawaban akan penasarannya, Sungchan memutuskan untuk beranjak dan pulang. Sekolah sudah mulai sepi karena memang bel pulang sudah bergema sejak satu jam yang lalu. Tapi Sungchan tidak langsung pulang karena harus mengurusi persiapan festival sekolah yang akan diselenggarakan pekan depan.

"Boleh aku menumpang motormu? Ban motorku bocor, dan akan sangat lama jika menungu."

Pemuda Jung itu sedikit tersentak lantaran terkejut karena mendapati Mashiho didepannya. "Tentu saja~"jawabannya.

"Omong-omong, kenapa kau masih di sekolah?"

Karena sekolah yang sudah sepi, hening dan canggung seakan menemani tiap langkah kedua pemuda kelas akhir menengah atas itu menuju tempat parkir. Bukannya tidak akrab, tapi Sungchan dan Mashiho adalah orang yang realistis dan tidak banyak tingkah, jadi ya tidak heboh jika sedang berbincang.

"Aku harus mengurus anak-anak kelas tari yang akan tampil pada festival sekolah."jawab Mashiho.

Sungchan hanya mengangguk untuk menanggapi Mashiho. Ia dan pemuda berdarah Jepang itu pernah satu kelas saat kelas sebelas. Patut diakui bahwa Mashiho ini salah satu siswa dengan bakat menari terbaik diangkatannya. Bahkan Mashiho sudah memenangkan banyak kontes menari sejak kelas sepuluh.

Saat merogoh saku celana untuk mengambil kunci motor, sticky note yang tadi Sungchan masukkan asal ikut keluar dan terjatuh.

"Eh, seperti pernah melihat tulisan tangan ini."

Mendengar serusan Mashiho, Sungchan langsung balik badan. "Benarkah? Tulisan siapa itu?"

Mashiho tampak berpikir dan mengingat. Pernah tidak sih, kalian mengingat sesuatu tetapi susah untuk diucapkan? Nah, Mashiho sedang mengalami itu. "Jika lupa tidak apa, wajahmu terlihat seperti orang bodoh kkkk~"

"YAK!"

Sungchan tertawa melihat Mashiho yang melotot kearahnya. Walaupun mereka bukan orang yang banyak bicara, tetapi Mashiho dan Sungchan ini juga bisa bercanda.

*****

Sudah dua pekan yang lalu acara festival sekolah digelar. Selama itu pula penulis yang selalu diam-diam menempelkan sticky note di pintu lokernya tidak pernah absen mengirim pesan untuk Sungchan. Tidak lebih seperti mengingatkan makan, memuji ketampanan Sungchan, ataupun mengingatkan untuk tidak terlalu kelelahan. Kkkk~ aneh sekali memang.

Sungchan sendiri tidak mempermasalahkan itu. Karena selama tidak menggangu, ia tidak mengambil pusing hal tersebut. Seperti saat ini, terdapat lebar kecil warna merah muda yang sudah menempel rapi, bedanya sekarang disertai dengan kotak makan yang dituliskan bahwa isinya adalah roti isi spesial.

Aku membuat roti isi
Pagi-pagi sekali aku membuatnya spesial untukmu. Jangan lupa dimakan ya Sungchan.

Karena memang Sungchan orang yang selalu menghargai orang lain, ia makan siang menggunakan bekal dari penulis rahasia tersebut. Tidak tahu saja bahwa pemilik bekal berwarna violet itu tengah tersipu malu dibalik dinding.

Summary 01Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang