Chapter 4 - House Of Memory.

64 11 2
                                    

"Kita akan kemana lagi sekarang?" tanya Erika antusias

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kita akan kemana lagi sekarang?" tanya Erika antusias.

Esvin dan Aiden saling bertatapan. Ada satu tempat yang terlintas dalam benak mereka. Tapi mereka tidak yakin apa ini ide yang bagus untuk mengajak Erika mengunjungi tempat itu. Tempat yang ada didalam pikiran mereka, tempat penuh kenangan yang mungkin akan menjadi tempat yang paling Erika benci saat ini.

Erika memiringkan kepalanya, "Kenapa kalian bertatapan seperti itu? Seharian ini kalian terus mengikuti keinginan ku bukan? Sekarang giliran ku yang mengikuti keinginan kalian." Esvin tertawa kecil mendengarnya, "Seperti bukan Mirai saja.."

Aiden menoleh kekanan dan kekiri memastikan apa ada beberapa orang disekitar mereka. Setelah dirasa aman, Aiden menepuk bahu Erika dan Esvin. Dan dalam sekejap mata mereka berpindah menuju suatu tempat. Erika terkejut ketika dirinya dibawa berpindah begitu saja, meskipun dikatakan penyihir dia tidak sering menggunakan kekuatannya dan hanya fokus pada hidup sebagai manusia biasa. Karena itu dia terkejut ketika dibawa berpindah tiba-tiba seperti tadi.

Esvin menatap Erika yang sedang mengambil nafas, "Kau terkejut?"

Erika menatap tajam kedua kakaknya, "Bisakah kalian beritahu aku dulu jika akan berteleportasi seperti tadi? Aku benar-benar kaget!" Aiden hanya bisa menaikkan sudut bibirnya menahan tawa sementara Esvin tertawa kecil.

"Lagipula kemana kalian membawaku hingga harus berteleportasi seperti tadi?" Erika menatap sebuah rumah dengan satu lantai yang berdiri kokoh didepannya. Tatapan terkejutpun tidak bisa dihindarinya lagi. Dadanya terasa sesak.

Memastikan apa yang ada didepannya ini adalah sungguhan gadis itu menatap papan nama didepan pagar rumah tersebut yang bertuliskan'Mizukagi' Erika pun tak sanggup lagi menahan air matanya. Ini benar-benar rumahnya, rumah dimana dia tinggal bersama kedua orang tuanya saat masih kecil. Ini rumah yang ada dalam ingatannya.

Aiden membuka gerbangnya dan mengajak Erika masuk. Halaman yang masih terlihat hijau dan juga terawat olah-olah masih di tinggali, ayunan dan juga bunga-bunga yang masih sama seperti 12 tahun yang lalu bermekaran di taman ini, seolah-olah rumah ini benar-benar di tinggali. Rumah dengan cat abu-abu yang masih terlihat familiar dan sama seperti 12 tahun lalu. Sebuah rumah sederhana satu lantai yang benar-benar menusuk hatinya.

Esvin membuka pintu rumah mereka, seketika aroma sakura yang sangat familiar menyerbak penciuman mereka. Aroma yang familiar dan sangat mereka rindukan. Rumah, ya ini adalah rumah mereka. Dimana seluruh keluarga mereka berkumpul. Meskipun perasaan dan ingatan akan tempat ini agak samar-samar tetapi mereka memang mengenal dan merindukannya, rasanya mereka seperti baru saja pulang ke rumah setelah bertahun-tahun berkelana.

Rasa kerinduan dan juga rasa nyaman yang bahkan tidak mereka rasakan di rumah wali mereka. Meskipun dahulu hanya beberapa bulan saja mereka tinggal disini, meskipun ingatan akan tempat ini sedikit samar. Tapi perasaan aman dan kerinduan yang mendalam ini benar-benar tidak asing. Ini benar-benar seperti pulang.

Atelino & Satorik 2 - In Our FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang