4

93 22 7
                                    

" Kau kenapa Niyah, dari tadi masam je muka. Nasib Tuan Tan tak mengamuk."

Dania duduk di bangku sebelah Raniyah. Angin malam di Pantai Desaru sangat lah sejuk. Tenang dan nyaman.

" Aku stress pasal petang tadi "

Sejak pergambaran tadi, mindanya asyik memikirkan tentang pemuda tadi.

Dari rupa paras sehinggalah badan lelaki tersebut. Sama dengan pemuda yang muncul di mimpinya.

' Dah lah tall , kulit tak cerah tak gelap , mata dia yang hitam pekat. Yang paling penting , badan dia sado. Kalau dia tidak malu , mahu saja dia pengsan disini. '

Tapi ketika itu dia tidak dapat ingat wajah lelaki tersebut kerana marah sudah menguasai dirinya.

" Oi, aku tengah cakap ni " marah Dania. Tangan di lambai.

" Apa tadi, sorry "

" Aku tanya, pasal apa "

Raniyah menceritakan dari mula sampai lah akhir.

Dania pula tekun mendengar cerita.

" Kurang ajar, kalau lah aku jumpa memang lunyai mamat tu " tangannya sudah di gumpal menjadi penumbuk.

Raniyah mendongak kan kepala memandang ke arah langit yang penuh dengan bintang.

Indah pemandangan disini pada waktu malam.

Matanya di pejam lalu menghirup udara yang segar.

Tenang. Segala masalah hilang.

" Nak tidur pergi masuk chalet "

" No, aku nak jalan dekat pantai ni kejap "

" Need me to company you ?"

" No need, just bawak kan aku ayam bakar dengan daging bakar, banyak tau "

Dania menjeling kawannya. Harap badan sahaja ramping, tapi makan macam bela saka.

Ayam bakar itu dimakan dengan penuh selera. Sejak tadi dia menahan lapar demi pergambaran.

Kakinya dibawa ke pesisiran gigi air serba sedikit kakinya disentuh lembut air laut.

Pinggan yang berisi makanan turut dibawa sama.

Matanya meliar memandang pemandangan Pantai Desaru pada waktu malam.

" Eh tu bukan mamat dekat RnR tu ke ? "

Raniyah menyoal diri sendiri.

" Dia buat apa dekat sini, takkan tak puas hati sampai ikut aku kut "

Dirinya dilanda pelbagai soalan.

Tanpa dia sedar, kakinya menuju ke arah pemuda yang sedang duduk dibangku.

"Hello "

Senyap.

" Hello, encik? "

Ada respon. Pemuda tersebut membuka matanya untuk memandang gerangan yang mengganggu lenanya.

" Nak apa ? "

" Awak mamat yang dekat RnR tu kan? Awak ikut saya eh dari RnR ?" tuduh Raniyah.

Tanpa dipelawa, dia duduk di sebelah pemuda tersebut. Kaki disilang.

Pinggan berisi makanan itu dihulur kepada pemuda itu.

" Nak sikit? "

Pemuda itu geleng.

𝖡𝗅𝗂𝗇𝖽 𝖣𝖺𝗍𝖾Where stories live. Discover now