Redford.
Ceklek!
Tubuh terikat penuh luka itu seketika kembali bergetar hebat saat pintu yang mengarah untuknya terbuka, menampakkan sosok Leonard Zander sedang tersenyum sinis padanya. Derap langkah lelaki itu terdengar kian mendekat, membuat sosok yang berada di tengah ruangan ini menahan napas dan keringat yang tak berhenti bercucur.
"A-ampuni aku, T-tuan..." ucapnya lirih saat sosok itu sudah berdiri di hadapannya.
Leonard berjongkok di depan gadis itu, menatap wajah ketakutan yang seolah menjadi semangat baginya. Dengan sengaja, Leonard mengeluarkan sebuah belati tepat di depan gadis itu. Memainkannya seolah-olah itu bukan benda berbahaya. Wajah gadis itu semakin memucat saat belati itu mulai terarah ke urat nadinya.
"T-tuan... kumohon hentikan—akh!!"
Seperkian detik, belati itu menembus dalam pergelangan gadis itu. Leonard tidak menariknya kembali, membiarkannya tetap menancap hingga darah segar mulai merembes dari sela-sela kulit putih itu. Gadis itu akan cepat mati jika ia mencabut belatinya.
Sosok yang terduduk di kursi itu kembali memekik tertahan, sangking hebatnya ia menahan pekikkan, telinganya terasa mengembun.
"Stephanie Euan Adiraga."
Dengan susah payah Stephanie mendongakkan kepala, menatap Leonard sangat terkejut. Yang ditatap hanya mengeluarkan ekspresi konyol sambil mengedikkan bahunya. "Kau terkejut?" Gadis itu terdiam, menatap Leonard yang mulai bangkit dan berjalan mengitari kursi tempat ia diikat.
Tidak ada yang tau tentang nama aslinya bahkan darimana ia berasal, ia hidup mengasingkan diri menyamar menjadi seorang Putri dari kerajaan kecil di pelosok desa. Satu fakta bahwa lelaki di depannya ini mengetahui bahwa ia berasal dari Keluarga Adiraga, membuat tubuhnya semakin gemetar ketakutan.
Mengingat bagaimana Adelard dan Adiraga terlibat perselisihan besar yang belum berakhir sampai sekarang.
"Aku tidak tau kesalahan apa yang telah ku lakukan—tapi kumohon lepaskan aku, Tuan Aderald."
Sratt!!
Belati lain yang baru saja dikeluarkan Leonard dari sakunya langsung melesat, menggores lengan Stephanie dengan begitu dalam. Darah menyembur keluar saat Leonard mencengkram lengan gadis itu dengan sangat kuat. Leonard menatap tajam mata sayu yang tengah menahan kesakitan itu. "Tidak tau katamu?! Lalu apa yang telah kau perbuat pada Saudariku, Sialan!"
"Giastana Milana—?"
"Giastana Milana Adelard."
Bibir gadis itu terkatup alami, takut-takut matanya menatap Leonard dengan ragu. Tubuhnya sudah menegang saat Leonard mengucapkan nama lengkap Milana. Tempo hari lalu, Stephanie meracuni Milana dengan memberikan bingkisan yang sudah ia taburi dengan racun mematikan yang membuat tubuh korbannya lambat beregenerasi. Dendamnya tak tertahan lagi saat Milana dengan mudahnya menaklukkan hati Pangeran Lancaster.