05. Catastrophic

114 18 15
                                    

Northride

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Northride.

Hingga waktu menjelang pagi, Cleo belum juga memejamkan matanya. Badannya terus bergerak, berusaha mencari posisi nyaman dalam tidurnya yang ternyata sia-sia. Lantas ia memutuskan untuk bangun, mengambil posisi duduk sambil mengusap wajahnya kasar.

"Kenapa nggak bisa tidur sih. Padahal kan nanti harus bangun pagi."

Mengabaikan gejolak kesal dalam hatinya, Cleo memilih untuk beranjak, lalu keluar dari kamar asramanya. Biasanya ketika ia tidak bisa tidur, ia akan keluar dan berdiam diri sampai matanya terasa mengantuk. Karena udara malam yang dingin, bisa membantu merilekskan tubuhnya.

Cleo sebisa mungkin meredam langkah kakinya saat melewati lorong yang sunyi nan gelap menuju pintu keluar asrama. Cleo tau persis, pada jam ini, biasanya para penjaga berpatroli pada setiap lorong. Yang pada dasarnya mereka bukanlah manusia, membuatnya lebih berhati-hati dalam mengambil setiap jalan yang ia pijak.

Gadis itu menoleh ke belakang, tak mendapati ada seorang yang mengikuti atau melihatnya, ia langsung mempercepat langkahnya menuju halaman belakang Northride. Letak antara asrama dan halaman belakang Northride tidak terlalu jauh. Jadi, Cleo tak memerlukan banyak waktu untuk menuju kesana.

Sesampainya disana, Cleo mengambil duduk dibawah pohon dengan posisi langsung memandang hamparan permadani hijau yang diterangi oleh cahaya rembulan. Matanya menelisik, menghitung setiap batuan yang tertangkap matanya. Melakukan hal itu berulang kali, sampai ia merasa bosan.

Hingga beberapa saat setelahnya, Cleo belum juga mengantuk. Bahkan matanya masih terlihat terlalu segar untuk saat ini. Untuk kesekian kalinya ia menghembuskan napas kecewa. Mungkin ia memang tidak diizinkan tidur malam ini.

Pada akhirnya, Cleo memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Sekedar membuat kopi hangat untuk menjaga matanya tetap terbuka sampai besok pagi. Northride memang sekolah milik makhluk bayangan yang makanan mereka adalah darah. Tapi bagusnya, tempat ini juga menyediakan makanan dan camilan untuk manusia.

"Anjir, kaget!"

Cleo praktis memekik terkejut saat mendapati seorang telah berdiri dibalik pohon, saat ia akan melewati pohon itu.

Disisi lain, laki-laki itu hanya memasang ekspresi datar, seolah keterkejutan Cleo barusan bukan salahnya.

"'Anjir'? Bahasa apa itu?" tanyanya, bingung.

"Itu umpatan— tunggu, kayaknya gue pernah lihat lo sebelumnya." Cleo menjeda kalimatnya, lebih mengamati rupa laki-laki itu sebelum akhirnya ia mundur kelewat terkejut dengan siapa yang berada di hadapannya sekarang.

"Ada apa?" tanya laki-laki itu lagi.

"Lo... Leonard?" tanya Cleo ragu-ragu.

Mendengar itu, Leonard tak bereaksi apa-apa. Ia lebih memilih menatap Cleo, "harusnya aku membunuhmu, karena kau memanggil namaku tanpa gelar."

PERFECT LORD | MARK LEETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang