"Lingkaran menuju sekolah baru lo."
Cleo masih tercengang, hingga membuat tubuhnya sulit untuk digerakan karena sangking terkejutnya. Ia menatap Tristan yang seolah puas terhadap reaksinya.
"Ayo masuk, tunggu apalagi?" ujar Tristan sembari menaikkan satu alisnya, tersenyum jahil.
"S-sebentar, bisa lo jelasin ini— gue nggak akan ikut sama lo sebelum lo jelasin ini semua." Cleo tetap berdiri di tempatnya saat Tristan berusaha meraih tangannya dan menggandengnya masuk lingkaran yang mulai menerang itu. Gadis itu takut, nyawanya tidak akan baik-baik saja setelah ia masuk kesana. Atau dalam hatinya ia menamai lingkaran itu dengan nama lingkaran setan.
Tristan merotasikan matanya, "gue akan jelasin saat lo udah sampai di sekolah lo, biar lo bisa memahaminya tanpa gue harus memberikan ilustrasi."
"Berikan gue jaminan kalau gue masih hidup setelah masuk kesana."
"Gue akan bawa lo kembali kesini nanti malam."
"Lo serius?"
Tristan mengangguk, "terserah. Lagipula lo nggak punya alasan untuk menolak, sekolah udah ngasih keputusan."
Helaan napas pasrah terdengar dari Cleo saat Tristan mengucapkan kalimat itu. Tingkat percayanya pada lelaki itu juga menurun kala ia melihat laki-laki itu ternyata bukan manusia biasa. Ia yakin, setelah ia masuk kesana, ia akan menemui banyak hal yang lebih mengejutkan dari ini.
"Ayo," Tristan mengulurkan tangannya untuk kedua kalinya. Dengan ragu Cleo menatapnya sebelum akhirnya menerimanya dan berjalan memasuki lingkaran yang merupakan portal itu.
Blashh!!
Sratt!!
Northride.
Pemandangan pertama yang Cleo saksikan adalah ia berada di tengah hutan belantara dengan semak belukar yang menjulang tinggi. Sepi, hanya terdengar suara jangkrik dan desas-desus gesekan makhluk hidup dengan semak-semak. Cleo juga sama sekali tak merasakan apakah tempat ini berhawa panas atau dingin, yang ia rasakan hanya berada pada tempat dimana tidak ada angin yang berhembus.