Three

477 27 1
                                    

Sudah tujuh hari Emily resmi menjadi pacar Ice. Hari ini juga merupakan hari spesial baginya, karena pada hari ini Emily resmi berumur 17 tahun.

Bel istirahat sudah berbunyi, membuat semua murid langsung berhamburan keluar, begitupun dengan Emily yang langsung menuju kelas Ice untuk mengajaknya memakan bekal yang ia bawa bersama-sama.

Emily terus membawa bekal yang ia masak dirumahnya tadi pagi dengan senyuman ceria yang tersungging di wajahnya. Ia berharap ini akan menjadi ulang tahun terindah dalam hidupnya.

Namun, senyuman ceria itu segera lenyap ketika ia tidak melihat kehadiran Ice disana.

"Dimana Ice?" tanya Emily kepada Luke dan Sean yang nampak sedang memejamkan mata.

Mendengar itu, Luke dan Sean segera membuka mata mereka lalu menatap Emily yang sudah berdiri dihadapannya.

Luke mengedikan bahunya. "Kami juga tidak tahu. Tadi saat bel istirahat berbunyi, ia langsung melarikan diri entah kemana." jelas Luke yang membuat Emily langsung mencibir sambil duduk dibangku Ice.

Emily menghela nafasnya. "Apa dia sedang ada masalah dengan fansnya?" tanya gadis itu ingin tahu.

"Sepertinya tidak." jawab Sean. Matanya lalu teralih untuk memandang benda yang ada di tangan Emily. "Apa itu?"

"Ini makanan untuk Ice, tadinya niatku ingin memakan makanan ini bersama dengannya karena hari ini adalah ulang tahun ku yang ke tujuh belas tahun. Tapi ternyata dia tidak ada." jawab Emily dengan muka sedih.

"Hey! Kau sedang berulang tahun hari ini?" tanya Sean tak percaya.

Emily mengangguk. "Ya."

"Kau memasak makanan itu sendiri?" kali ini Luke yang bertanya, membuat Emily mengangguk untuk kedua kalinya.

"Jadi makanan yang selalu Ice bawa kesini dan segera ia habiskan tanpa boleh aku dan Sean memintanya itu pemberianmu?" tanya Luke yang membuat Emily langsung menatapnya terkejut.

"Dia menghabiskan makanannya?" tanya Emily yang tak kuasa menahan senang dihatinya.

Luke mengangguk. "Iya, dia selalu menghabiskan makanan yang ia bawa. Aku pernah meminta makanan itu sekali, tetapi Ice malah melarangku lalu ia menghabiskannya sendiri. Dasar anak pelit." jawabnya sambil mencibir.

Emily tersenyum senang. Ternyata perkataan Ice waktu itu adalah bohong. Ia tidak memberikan makanannya kepada Sean ataupun Luke. Ice selalu menghabiskan makanan yang ia berikan. "Jadi... Apa kalian benar-benar tidak tahu Ice dimana?"

"Aku tidak tahu." jawab Luke.

"Mungkin dia sedang bersantai di belakang gedung sekolah. Biasanya dia kesana untuk menghindari fansnya." Sean menebak.

"Baiklah, aku akan kesana. Terima kasih." balas Emily seraya tersenyum dan segera melesat pergi setelah itu.

"Ah gadis itu. Sepertinya ia sangat mencintai Ice." gumam Luke saat melihat kepergian Emily yang semakin menjauh dan akhirnya menghilang.

Sean mengangguk setuju. "Aku rasa juga begitu. Padahal, dia gadis yang baik. Tapi sayang, dia telah mencintai orang yang salah." balasnya.

"Sayang sekali Ice tidak mencintainya." Tambah Luke.

"Kalau Ice sampai melukainya, aku akan mencoba mendekatinya." balas Sean dengan tampang polos.

"Jangan asal bicara! Gadis itu punya Ice. Kau mau dihabisi olehnya jika kau mendekati gadisnya?!" kata Luke seraya memukul kepala Sean.

Sean langsung meringis kesakitan akibat pukulan Luke yang cukup sakit. "Sakit bodoh! Lagipula, Ice kan tidak mencintainya. Jadi aku tidak bersalah!" gerutunya.

Another Love Story [REMAKE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang