Epilog

285 13 4
                                    

Seorang wanita menatap lama dirinya dicermin. Tubuhnya terbalut gaun pengantin berwarna putih, dengan hiasan mutiara di bagian tertentu. Membuatnya terlihat lebih dewasa dan cantik.

Rumahnya yang dulu kumuh, kini berubah layaknya istana. Ia telah sukses meraih impiannya.

Diruang persiapan ini, Emily hanya sendirian. Ia meminta waktu sendiri untuk mempersiapkan dirinya sebaik mungkin, sebelum ia bisa mengucapkan janji sucinya di depan calon suaminya.

Ia menghela nafas berat, beberapa bulan yang lalu, ia mendengar kabar bahwa Ice telah kembali. Masa lalunya membuatnya kembali ragu. Ia ragu untuk memulai masa depannya tanpa Ice. Karena ia juga tahu, tepat 1 tahun yang lalu Ice telah menikah dengan Eileen.

Sedih memang. Tapi itu adalah kenyataan pahit yang harus ia telan. Ice tidak berjodoh dengannya.

-0000-

EMILY POV

Mungkin bagi banyak orang, ini adalah hari terindah dalam hidupnya. Hari yang selamanya akan dikenang. Hari yang menjadi saksi cinta yang abadi. Hari pernikahan.

Aku menghela nafas. Gaun berwarna putih dengan hiasan mutiara di bagian tertentu membuatku tampil berbeda.

Ice. Atau Nathan Hayden. Ia telah kembali beberapa bulan yang lalu. Dengan keadaan yang sungguh berbeda. Ia telah menjadi suami resmi dari seorang Eileen. Itu yang aku dengar dari Luke, saat aku berkunjung kerumahnya dengan Julie waktu itu.

Sakit memang saat mendengarnya. Dia sangat berarti bagi ku. Selama ini pun bayangnya tak henti-hentinya memberikan kerinduan untukku. Dan pada akhirnya, aku harus menelan kenyataan pahit ini.

Tapi tunggu. Kisah hidupku tidak semuram itu.

Hari ini aku akan menikah dengan seorang pria yang selama ini menyayangiku tanpa meminta balasan yang setimpal. Ia juga tahu aku masih mencintai Ice. Tapi ia tak pernah marah sekalipun. Padahal seringkali aku berucap kasar padanya.

Ia selalu berkata, "Aku akan selalu menunggu mu. Meski kau terus menunggunya."

Tik.
Satu air mata jatuh tepat di pipi kananku.

"Emily," panggil Ibuku. Aku segera menghapus air mataku.

"Ya, bu?"

"Ayo keluar, semuanya sudah menunggu."

"5 menit lagi, bu."

Ibu menutup pintu sambil mengangguk. Aku segera merapihkan gaunku dan menatap wajahku sebentar.

Setelah semuanya selesai, aku segera berjalan menuju altar. Tubuhku sedikit gemetar saat melihat tamu undangan yang sangat banyak. Sekitar lima ratus orang yang datang.

Selama berjalan, aku dapat melihat sahabat-sahabatku, seperti, Julie, Luke, Sean, dan Ice.
Oh, benarkah itu dia? Ya tuhan.

Aku mengalihkan pandanganku ke arah calon suamiku, Austin. Ia nampak tersenyum cerah. Aku membalas senyumnya tak kalah cerah. Kini semuanya akan menjadi cerita yang berbeda.

-0000-

"Happy Wedding!" teriak Julie ceria saat aku menghampirinya. Aku segera memeluknya.

"Kau nampak cantik sekali," puji Julie setelah kami melepaskan pelukan satu sama lain.

"Uh. Jangan berbohong!" sungutku. Aku tidak suka jika dipuji seperti itu.

"Aku serius, Emily." tambah Julie.

"Selamat ya, Em." ucap Luke dan sean yang tiba-tiba datang.

Aku tersenyum. "Terima kasih Luke, Sean. Sepertinya aku sedang menunggu undangan pernikahan kalian." balasku seraya menatap Luke dan Julie.

"Bagaimana dengan aku?" tanya Sean.

Aku memutar bola mata. "Jangan bodoh. Kau kan sudah mendahuluiku dengan Chintya."

"Emily," sebelum aku menolehkan kepala pun, aku tahu persis suara milik siapa itu.

Aku menoleh dan tersenyum. "Ya?"

Semuanya tampak hening. "Bisa kita bicara sebentar?" tanya Ice.

Aku mengamati sekeliling. Dan kemudian mengangguk. "Aku rasa, aku bisa." jawabku.

Aku berjalan dengan Ice ke taman belakang dan kemudian duduk di bangku taman.

"Maaf karena telah meninggalkanmu dulu tanpa ada ucapan perpisahan sedikitpun." ucap Ice memulai percakapan.

Mataku menerawang jauh. "Kau tahu? Saat kau pergi aku benar-benar hancur."

Aku menghembuskan nafas. Menahan tangis. "Aku benar-benar ingin kau kembali. Ya, memang. Aku berpacaran dengan Austin. Tapi aku rasa itu semua hanya sebuah pelampiasan. Karena bayanganmu selalu ada di pikiranku dan... Dihati."

Ice menatapku nanar. "Aku minta maaf. Aku sudah berusaha membujuk ibuku untuk kembali. Tapi ia tetap bersikukuh. Dan nyatanya, takdir berkata lain. Aku menikah dengan Eileen."

Setetes air mata mulai jatuh di pipiku.

"Kau tahu? Anak pertama ku dengan Eileen..." Ice mengambil jeda dalam kalimatnya.

"Namanya Emily." lanjutnya.

Aku menatapnya dalam. Untuk pertama kalinya setelah kami berpisah. "Kenapa kau memberi nama itu?"

Ice tersenyum. "Aku menikah dengan Eileen karena ibu ku sakit parah. Dan permintaan terakhirnya adalah menikahi Eileen. Jadi, aku tak bisa menolaknya. Kau tahu? Namamu selalu ada dihatiku. Dan tak bisa digantikan oleh siapapun. Bahkan Eileen sekali pun. Jadi, untuk menghilangkan rasa rindu padamu, aku menamainya Emily." jelasnya.

Tangis ku seketika pecah begitu saja. Andaikan dulu aku berani mengungkapkan perasaanku padanya, mungkin ini tidak akan pernah terjadi.

"Boleh aku memelukmu?" tanyaku dengan suara bergetar.

"Tentu saja."

Aku segera memeluknya. Aku menumpahkan semua tangisku dibahunya. Melepas semua kerinduan yang selama ini ku rasa.

Setelah beberapa menit, kami melepaskan pelukan kami masing-masing.

Ice menghapus air mata yang membasahi wajahku dengan lembut. "Jangan menangis di hari yang indah ini."

Aku memukul bahunya pelan dan tersenyum. "Mungkin aku tidak akan menangis jika kau yang bersanding denganku saat ini."

"Satu yang harus kau tahu. Austin jauh lebih baik dariku." ucapnya sambil tersenyum.

Setelah kami selesai berbincang, kami segera kembali ke ruangan yang tadi kami tinggalkan.

Aku segera menghampiri Austin yang sudah menungguku di pelaminan untuk tradisi melempar bunga.

Aku tersenyum. "Maaf karena meninggalkanmu terlalu lama."

Austin ikut tersenyum. "Aku harap hatimu sekarang hanya milikku."

Aku menghembuskan nafas panjang. Melepaskan semua kepenatan yang ada dihatiku. Dan kemudian bersama dengan Austin, kami melempar sebuah bucket mawar merah ke arah tamu undangan.

Dan tebak siapa yang menangkapnya?

Julie.

THE END

-0000-

Maaf kalo endingnya ga sesuai harapan

Dan terimakasih banyak buat readers yang mau ngikutin cerita ini sampe ending.

Dan kalian bisa baca 'When Is The Love Begin?' cerita baru aku hehe promosi dikit yaa

See ya.

Another Love Story [REMAKE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang