Five

562 27 2
                                    

Emily membuka matanya. Tatapannya langsung teralih untuk melihat jam yang ada dikamarnya. Sekarang sudah pukul setengah tujuh pagi yang bertanda bel sekolahnya akan berbunyi sekitar 30 menit lagi, sedangkan Emily masih berada diatas tempat tidurnya.

Kejadian semalam terputar lagi di benaknya. Ia teringat saat Ice mencium bibirnya. Dan setelah itu, Ice langsung meninggalkannya dan tidak kembali lagi ke pesta itu. Emily pun memilih untuk pulang menaiki taksi sesaat setelah ia memutuskan obrolannya bersama Sean dan Luke.

Emily lalu memejamkan matanya seraya menghela nafasnya. Ia segera bangkit dan setelah itu bergegas ke kamar mandi untuk bersiap-siap berangkat ke sekolah.

-0000-

"Kemana saja kau semalam? Aku mencarimu, Emily." kata Julie yang langsung menyembur ketika Emily datang.

Emily nyengir bersalah ketika ia telah duduk dibangkunya. "Maafkan aku Julie... Aku lelah sekali, jadi aku memutuskan untuk pulang dengan taksi." balasnya.

"Selanjutnya aku tak mau mendengar kalau kau pergi tanpa ada kabar. Itu membuat ku khawatir." sahut julie sambil cemberut.

Emily tersenyum kemudian beranjak untuk memeluk Julie. "Aku janji tidak akan seperti itu lagi. Dan terima kasih karena kau sudah mengkhawatirkan ku."

"Baiklah." sahut Julie seraya menghela nafas. "Bagaimana rasanya dicium oleh Nathan Hayden?"

"Kau... Tahu darimana?" tanya Emily yang tampak terkejut. Ia tidak menyangka kalau berita itu akan menyebar dengan cepat.

"Emily... Tidak sulit untuk membuat berita ciumanmu dengan Ice menyebar cepat. Bahkan berita itu sudah menyebar di blog Atluse's." jawab Julie sambil memutar bola matanya yang berwarna hazel. "Dan para siswa yang berada disekitar ku semalam sibuk dengan berita kau dan Ice. Jadi sangat mudah bukan aku dapat mengetahuinya." lanjutnya yang langsung membuat Emily menganga.

"Jadi... Berita itu sudah menyebar?" tanya Emily yang tampak seperti orang bodoh dan membuat Julie mengangguk. Pantas saja Ice sering merasa terganggu oleh fansnya. "Aku perlu bicara denganmu tentang ini, Julie." lanjutnya seraya menarik Julie ke taman sekolahnya.

-0000-

"Ada apa?" tanya Julie sesaat setelah sampai di taman sekolah.

"Aku dan Ice sudah... Putus." jawab Emily seraya menggigit bibir bawahnya.

Julie langsung menganga. "Bagaimana bisa?!" serunya tak percaya.

"Dia memutuskan ku di hari ulang tahun ke tujuh belasku waktu itu." balas Emily sedih. Seputar memori saat Ice memutuskannya langsung terputar lagi di otaknya.

"Apa?! Bagaimana bisa dia berlaku sejahat itu padamu?!" tanya Julie tak habis pikir.

Emily mengedikan bahunya. "Aku juga tidak tahu. Dia memang kejam."

"Lalu? Apa arti ciumannya semalam?" Julie bertanya heran.

"Mungkin itu hanya sebuah cara untuk membuat fans nya tidak mengganggunya semalam." jawab Emily tanpa menoleh ke arah Julie.

"Jadi, berita kau bersandiwara dengan Ice itu... Benar?" tanya Julie hati-hati.

Emily mengangguk. "Aku akan bersandiwara dengannya, mungkin sampai dia bisa mendapatkan gadis baru untuk dijadikan pacar barunya." jawab Emily yang masih tak menatap Julie.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya Julie yang tampak tak yakin Emily baik-baik saja saat mengatakan kalimat tadi.

Emily berali untuk menatap Julie. "Tentu saja tidak. Rasanya sakit, Julie. Ketika kau sedang berulang tahun ke tujuh belas yang bagi para gadis angka tujuh belas itu mempunyai arti yang sangat penting untuk mereka. Dan pada hari itu mereka sangat bahagia juga mendapat kado terindah serta kejadian atau peristiwa yang mereka tak akan melupakannya. Tapi aku? Aku mendapatkan kado terburuk di hari ulang tahun ke tujuh belasku. Ice memutuskanku dan ia bilang kalau ia hanya memanfaatkan ku sebagai tameng agar para fansnya tidak mengganggunya selama ini. Sakit bukan?" jawab Emily yang sudah menangis saat ini. Hatinya merasakan sesak kembali ketika ia mengatakan kalimat tadi.

Another Love Story [REMAKE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang