Nine

326 18 2
                                    

Emily membuka tirai kamarnya yang berwarna hijau muda dan membuat kilauan sang surya masuk ke kamarnya dengan leluasa. Emily tersenyum ke arah pancaran cahaya itu yang membuat iris matanya bersinar karena di tempa sinar matahari pagi yang menyejukkan.

Emily kemudian membalikan tubuhnya menghadap poster poster diri Ice yang terpajang rapih di dinding kamarnya. Emily tersenyum pahit menatap semua poster itu. Semuanya telah berubah. Sangat cepat. Sampai sampai Emily tak sempat menghindari semua ini. Ya. Ia tau memang semua ini salahnya. Salahnya karena terlalu mencintai Ice yang tak akan pernah bisa ia dapatkan seutuhnya.

Emily menghela nafas dan segera mengambil tas sekolahnya untuk berangkat menuju sekolahnya.

-0000-

Emily berjalan dengan mata yang menerawang. Ia malas untuk datang ke sekolah hari ini. Tapi ujian kenaikan kelas nampaknya semakin dekat. Jadi Emily memutuskan untuk masuk sekolah.

Emily tersentak ketika sebuah tangan menggenggam lengannya. Ia segera menghentakan kepalanya ke arah orang tersebut

"Hey tak perlu terkejut seperti itu" ucap Sean seraya terkekeh yang melihat keterkejutan Emily

Emily segera membuang mukanya ke arah lain secepat yang ia bisa. "Aku sedang tak berselera untuk bicara." sahut Emily dingin, masih tak memandang Sean.

"Apa karena kau kesal dengan Ice, kau juga kesal padaku?" tanya Sean yang menghembuskan nafas pelan

"Tak ada yang perlu untuk di kesalkan, Sean. Kau tau kan semua ini hanya sebuah sandiwara" jawab Emily sinis

Sean memiringkan kepalanya dan tersenyum miring. "Kau terluka" sahut Sean yang membuat Emily menatapnya sinis

"Tidak sama sekali." balas Emily ketus yang membuat Sean mendengus geli

"Jangan pernah bohongi perasaan mu sendiri" bisik Sean dan setelah itu beranjak meninggalkan Emily yang terdiam

Emily mengepalkan kedua tangannya dan mengeraskan rahangnya. Ia meninju dinding yang ada di sebelahnya dengan kuat dan menyebabkan buku buku jarinya terluka. Namun kesakitan itu tiada artinya dibandingkan sakit hatinya saat ini.

Emily membiarkan buku buku jarinya yang terluka dan memilih beranjak pergi menuju kelasnya.

-0000-

"Apa kau mau ke kantin?" tanya Emily ceria kepada Julie setelah bel istirahat berbunyi

Julie menyipitkan matanya tampak tak yakin dengan Emily yang tampak ceria. "Kemarin kan kau..." Julie tak melanjutkan kata katanya seraya menatap Emily curiga

"Itu kan kemarin. hari ini aku merasa bahagia" sahut Emily seraya tersenyum ke arah Julie

Julie menghampiri Emily seraya mencoba menebak apa yang dilakukan Emily sehingga bisa bersikap seakan ia tampak baik baik saja padahal kemarin ia tampak seperti orang yang terkena gangguan jiwa akut.

Julie membungkukan wajahnya dan menatap wajah Emily curiga yang membuat Emily menarik wajahnya sedikit ke belakang agar mereka tak dikira mempunyai hubungan sesama jenis.

"Apa kau minum racun tikus?! Dan apakah ini hari terakhir kau hidup di dunia?!" seru Julie di depan wajah Emily dan membuat Emily memejamkan matanya

Emily menjentikan jarinya di kening Julie dan segera berdiri

"Jangan bodoh, Julie." ucap Emily seraya tersenyum geli

Emily mengambil langkah untuk menuju kantin dan setelah itu disusul oleh Julie.

"Lalu? Bagaimana bisa kau terlihat ceria seperti ini sedangkan kemarin kau tampak seperti orang bosan hidup?" tanya Julie bingung yang membuat Emily gemas dan ingin menjentik keningnya kembali

Another Love Story [REMAKE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang