7. Tipe Baret Coklat

44 10 0
                                    

Jangan lupa vote sebelum sesudah membaca cerita ini usahakan untuk komen dan follow akun author  eca_saf

Terima kasih
&
Selamat membaca


***
Masa muda memang rentan untuk jatuh cinta, untuk itu persiapkan dulu dirimu pastikan dengan mantap kepada siapa kamu akan berlabuh dan dengan siapa kamu akan melangkah.
~ Orion Aquila.
***


“Rion!!!”

“Woy!!!”

“Elah budek!”

“Rion!!!”

Langkah lebar itu berhenti mendadak membuat tubuh mereka tak sengaja bertabrakan. Flo melotot tajam ke arah Orion, dahinya memerah sempurna akibat terbentur punggung keras laki-laki itu, sedangkan Orion sendiri menatap lawannya dengan alis terangkat satu.

“Dahi kamu.”

Flo menepis kasar tangan Orion yang hendak menyentuh dahinya, “Gak udah pegang-pegang bukan mahram!”

“Dahi kamu.”

“Gak usah banyak tanya, nih baret lu.” Orion menatap baret coklat miliknya, ia lupa mengambil kembali baret yang di pinjamannya kepada Flo kemarin. “Terima kasih.”

“Sama-sama.”

“Ngomong-ngomong baret lu bau.”

Refleks Orion mencium baretnya yang dikatai bau, “Enggak tuh.”

“Iyalah! Orang gua cuci kemarin.”

Matanya tak lepas dari baret coklat yang kini berada di genggamannya. Sepanjang jalan Orion terus menciumi baret Pramukanya, harum pewangi pakaian menjadi candu baginya saat ini. Bahkan parfum yang biasa ia pakai kalah wangi dengan pengharum pakaian yang melekat pada baretnya.

Hampir seluruh teman-temannya memandang Orion aneh, laki-laki itu tidak banyak berbicara kegiatannya hanya memandangi baret sambil menciumi penutup kepala Pramuka itu. Angga yang menjadi teman semeja Orion bergidik ngeri kala teman laki-laki di sampingnya mulai tersenyum-senyum sendiri sembari memandangi baret yang warnanya hampir pudar.

“Kenapa lu?”
Orion menggeleng tegas, dan kembali tersenyum melihat baretnya. Kalau di lihat-lihat tingkahnya sudah mirip dengan pasien ODGJ (Orang Dalam Gangguan Jiwa). Radit yang gemas dengan tingkah aneh Orion merebut paksa baret Pramuka tersebut dari tangan sang empu. Radit melakukan hal serupa yang dilakukan Orion, memutar-mutar baret tersebut sembari memperhatikan raut wajah Orion yang datar.

“Ada apa sama baret ini?”

“Wangi.”

Plakk... Tamparan melayang mengenai bibir Radit yang hampir mencium baret milik sang elang. Tak terima dengan tindakan Orion, baret yang di genggamannya di lempar mengenai wajah sang empu. Keduanya saling melempar tatapan permusuhan. Radit tidak mengerti mengapa Orion sampai menamparnya hanya karena sebuah baret, ini pertama kalinya ia di pukul oleh sahabatnya sendiri, Orion yang ia kenal sangat lah baik, suka melarai dan tidak ringan tangan.

Tak ada penyesalan di wajah Orion setelah menampar bibir sahabatnya, menurut laki-laki itu tindakannya sudah benar melindungi baret berharganya dari orang-orang berbahaya seperti Radit. Ya Radit termasuk ke dalam jajaran orang-orang yang menurut Orion membahayakan jika dia mengetahui fakta yang sebenarnya Orion sembunyikan.

“Gila!” desis Radit.

Orion segera memasukkan baretnya ke dalam tas, ia tak mau kejadian seperti barusan terulang kembali, bisa ternoda baretnya oleh tangan-tangan jahil milik temannya.

Hello Pradana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang