7. Weakness

636 75 25
                                    

"REMIND ME"

"Karena aku masih mencintaimu, jadi aku tidak bisa mencintai orang lain sebanyak aku mencintaimu."

Part 7 : Weakness

*****

Sebuah rumah megah milik keluarga Uchiha yang dihuni oleh keluarga kecil Uchiha Fugaku. Ruang kerja bernuansa vintage milik sang kepala keluarga yang selalu menjadi saksi bisu perjuangan pria itu untuk meraih kesuksesan setiap proyek yang ia kerjakan. Saat ini disana terdapat dua pasangan ayah-anak yang sedang dalam kondisi saling tak nyaman.

"Bagaimana di kantor?" tanya Fugaku berusaha memecah kecanggungan antara hubungannya dengan putra bungsunya yang 'sedikit' tidak harmonis.

"Tidak ada yang spesial. Semua berjalan normal." jawabnya. Fugaku menyeruput kopinya sebelum kembali menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa.

"Mau sampai kapan kau menunda pernikahanmu, Sasuke? Kau tahu keluarga Haruno sudah menantikan untuk menikahkan putri tunggal mereka."

Sasuke menghela nafas berat. Dia tahu hari seperti ini pada akhirnya akan tiba. Dalam ketenangan ia meraih cangkirnya dan menyeruput kopi hitam yang tadi disajikan maid untuknya. Ia tersenyum tipis dari balik cangkir kopinya. Jenis senyum yang menunjukkan bahwa dia sedang menertawakan sesuatu dengan prihatin. Lebih tepatnya menertawakan dirinya sendiri.

"Sampai aku diangkat menjadi Direktur Utama?" jawabnya yang lebih seperti tawaran ketimbang jawaban. Melihat reaksi ayahnya yang nampak terkejut, Sasuke kembali menjelaskan. "Sakura adalah putri tunggal pemilik Rumah Sakit Haruno, dan juga Yayasan Sekolah Kedokteran Haruno, bukankah setidaknya menantu keluarga Haruno bukan hanya seorang kepala tim Manajemen?" jelasnya sedikit menyelipkan nada merendahkan yang ia tujukan pada dirinya sendiri.

Fugaku berdehem lalu mengusap pelipisnya yang terasa pening karena ucapan Sasuke. "Kau perlu persetujuan para dewan komisaris untuk menjadi direktur utama, tapi sikapmu sangat tidak sopan saat rapat pemegang saham terakhir kali. Kau pikir mereka akan menyerah padamu dengan mudah?"

'Tepat sekali!' batin Sasuke tersenyum puas. Memang itu yang dia inginkan.

"Ayah tahu kan aku tidak akan menyerah dengan mudah." ucapnya mengakhiri obrolan malamnya dengan sang ayah. Ia pun berdiri dan berpamitan. "Kalau begitu aku permisi, 'calon istriku' sedang menungguku."

Setelah membungkuk hormat pada ayahnya, Sasuke mengambil langkah tegas meninggalkan ayahnya itu. Sementara ayahnya berusaha mencerna ucapan ambigu Sasuke. Entah anak bungsunya itu bermaksud tidak menyerah pada usahanya menjadi direktur utama, atau tidak menyerah pada usahanya mengulur waktu pernikahan.

Sementara di kamar Sasuke, seorang gadis berambut bubble gum panjang yang dikuncir asal nampak sedang duduk di sofa yang mengarah langsung ke pintu kaca balkon. Ia menatap langit malam sambil bersenandung kecil. Haruno Sakura, putri tunggal pewaris seluruh kekayaan keluarga Haruno yang juga merupakan tunangan Sasuke.

Drrrrrrtttttttt drrrrrrtttttttt

Suara getar panjang sebuah ponsel menarik perhatiannya. Sakura menatap sekitar berusaha mencari sumber suara berasal. Sebuah ponsel dengan layar menyala tergeletak di meja dekat ranjang. Ia pun duduk di ranjang dan meraih ponsel milik Sasuke itu. Sebuah nomor yang tidak terdaftar dalam kontak tertera di layar. Gadis itu nampak mengerutkan keningnya dan segera menjawab panggilan itu.

"S-sasuke-kun"

Mendengar suara wanita di sebrang sambungan telefon membuat Sakura sedikit terkejut. "Siapa ya?" tanyanya. Namun suara di ujung sana tak lagi terdengar. Ia melihat layar ponsel itu untuk memastikan panggilam telefon itu masih tersambung.

REMIND METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang