1. Tidak Terduga

5.3K 311 10
                                    

Aku gak akan berhenti kasih tahu kalau alur cerita ini masih sama. Ada beberapa kalimat dan kata yang aku revisi, buat lebih enak dibaca.

Jadi dimohon jangan spoiler bagi yang masih ingat🙌🏻

Enjoy, and happy reading💓💞

Gadis cantik dengan rambut yang dicepol menjadi satu serta piyama dengan motif sapi yang membalut tubuhnya itu kini tengah menggigit kuku-kuku jemarinya dengan bingung sembari tengkurap, matanya tak berpindah tempat sebab menatap ponselnya yang se...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis cantik dengan rambut yang dicepol menjadi satu serta piyama dengan motif sapi yang membalut tubuhnya itu kini tengah menggigit kuku-kuku jemarinya dengan bingung sembari tengkurap, matanya tak berpindah tempat sebab menatap ponselnya yang sejak tadi menampilkan sebuah nama kontak seseorang. 

Dia Hazel, gadis cantik bernetra biru dengan wajah khas Rusia.

“Telepon, enggak. Telepon enggak,” Bibirnya tak berhenti menggumakan dua kata tersebut.

Hingga detik berganti menit, Hazel masih tidak dapat mengambil keputusan.

Kalut dengan pikirannya sendiri Hazel sontak mengacak rambut nya sambil mengerang keras.

Mulai bertanya-tanya, mengapa rasanya aneh sekali hanya untuk menghubungi kekasih nya? Bukankah hal seperti ini hal yang kerap dilakukan bagi sepasang kekasih. Benar bukan? Menghubungi kekasih hanya sekedar bersapa-ria itu kan hal wajar.

Tapi lagi-lagi perasaan ragu itu menyelimuti Hazel.

Apalagi begitu dia ingat sebuah kalimat yang diucapkan Zefran— Lelaki yang menjadi kekasihnya hampir 4 tahun ini padanya dengan tegas. "Jangan pernah hubungi gue apapun yang terjadi, cukup gue yang berhak hubungi lo."

Kalimat itu yang tiba-tiba merasuk pikirannya. Hazel sontak merubah posisinya menjadi duduk. Segera dia merampas ponselnya dengan kesal, menekan tombol kembali dengan cepat lalu meletakkan kembali ponsel itu di ranjang dengan sedikit melempar.

Menghembuskan nafas kesal, Hazel sejenak memejamkan mata dan menghempaskan diri kembali ke ranjang.

Beberapa detik kemudian matanya kembali terbuka sembari melirik sebuah tiket musik diatas nakas tempat tidurnya. Tiket event yang menghadirkan penyanyi favorit mereka dulu.

Ingin sekali Hazel menonton bersama Zefran, menghabiskan waktu berdua yang tak pernah mereka lakukan hampir 4 tahun ini. Gadis itu ingin satu kali saja mereka kencan berdua. Bukan sebagai teman, tapi sebagai kekasih. 

Tapi sepertinya hal itu akan selalu menjadi sebuah angan-angan semata. Waktu tak pernah memberinya kesempatan untuk benar-benar mewujudkannya.  Hazel lantas menyaut asal dua tiket itu lalu mengangkatnya tinggi-tinggi dengan posisi berbaring.

"Kapan kita bisa nonton bareng, jalan berdua, gandengan tangan, ya Zef," Hazel bergumam dengan pelan, namun nada sedih jelas tak tersembunyi.

"Aku juga mau kita pacaran seperti orang normal, bukan cuma status doang!" lanjut Hazel.

Ditengah kesedihan yang melanda, ponsel yang beberapa saat dia lempar terdengar bunyi getaran. Dengan malas Hazel mengambilnya, dan tanpa melihat sang penelepon Hazel mengangkat dengan suara malas.

Hubungan TerburukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang