Aloo i'm back.
Warning!!!Jangan lewatkan setiap kata ya.
Enjoy dan selamat membaca
***
Hawa kian dingin yang menelusup masuk lewat celah-celah kain tebal yang Alvero kenakan membuat lelaki itu bersedekap dada guna menghangatkan diri. Matanya tak berhenti menatap pagar besar yang menjulang tinggi di hadapannya, berharap ada seorang gadis yang keluar dari dalam sana. Sudah 15 menit berlalu Alvero menunggu, tapi tidak ada tanda-tanda gadis itu akan keluar.
Jelas dia mulai merasa khawatir, sebab rumah Zefran terlihat tidak berpenghuni.
Sedang di dalam sana, dua insan tengah dimabuk suasana panas. Masih di atas sofa dengan posisi telentang. Hazel dengan wajah dan rambut yang berantakan berada di bawah Zefran yang sama berantakannya. Napas keduanya beradu membuat suasana kian panas, tatapan yang semula sayu berubah menajam yang membuat Hazel terdiam dengan gejolak hasrat yang asing.
"Sekarang ini apa?" Hazel bertanya pelan di tengah kesunyian.
Mengalunkan suara lembut nan terdengar memikat.
Zefran dengan kesadaran terbatas malah mempermainkan bibir gadis itu dengan jemarinya sensual. Gerakan lembut yang mampu membuat sekujur tubuh Hazel menggelinjang.
"Seandainya bibir ini nurut apa yang aku bilang, kamu gak akan berakhir seperti ini. Percakapan kita akan semakin panjang. Bukan begitu." Membawa matanya menatap mata Hazel yang membulat sempurna membuat Zefran tersenyum penuh arti.
Wajahnya kembali mendekat, siap melabuhkan ciuman panas yang akan membuat Hazel terdiam di bawahnya. Tapi begitu ingin melancarkan aksinya, bekapan lembut pada bibirnya membuatnya berhenti.
"Aku belum selesai!" Zefran memperingati kesal.
"Kamu hubungi aku kesini cuma buat ini? Kamu mempermainkan aku?" Hazel bertanya tajam.
Jelas dia tidak akan terjatuh dalam gejolak gairah seperti ini, setelah apa yang lelaki itu lakukan. Tidak akan semudah itu, dan Hazel tidak akan membiarkannya.
Apa tujuannya berlaku demikian jika esok Zefran akan kembali membawanya pada hubungan yang fana.
Mereka pernah begitu mesra dalam suasana yang manis, dan bohong jika Hazel tidak menginginkan hal itu kembali terjadi. Tapi kini berbeda, ada proses menyakitkan yang membuatnya begitu sedih dan merasa tidak berarti. Seharusnya lelaki itu tidak bersikap demikian jika kehadirannya hanya sebagai kesenangan sesaat.
"Pergi dari atas tubuhku!" Hazel memerintah dengan tegas, tak gentar tatapannya menatap berani obsidian gelap yang menguncinya dalam kesesatan.
Gerakan seringan bulu yang Zefran berikan untuk meraba wajahnya membuat Hazel meremas bantalan sofa dengan kuat. Gemuruh di dada kian membuncah, apalagi saat Zefran sama sekali tidak mendengarkan keinginannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hubungan Terburuk
Teen Fiction⚠️ DON'T COPPY MY STORY ⚠️ [Jangan lupa follow sebelum baca] Ketika hubungan bukan hanya perihal aku dan kamu, tapi ini tentang kita yang terlalu jauh dan tak pantas untuk saling berhubungan. *** Hazella Raimosy Putri, gadis cantik yang hidup hanya...