4. Sentuhan

2.8K 212 1
                                    

Warning! ⚠️

Happy reading, and enjoy🙌🏻🤍

Happy reading, and enjoy🙌🏻🤍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Celana panjang berwarna coklat kayu dengan atasan coklat gelap, dipadu outer tipis membalut lembut penampilan Hazel. Rambutnya yang merah kecoklatan tergerai panjang dengan jepit bulan di sisi kanan, menambah kesan manis.

Hazel berdiri dengan terengah-engah, sebab berlarian guna mengejar waktu yang tersisa. Tapi begitu sampai di depan rumah Alvero, Hazel temukan lelaki itu berada di garasi tengah sibuk menatap motor kesayangannya.

Dengan penampilan kasual netral Alvero bersedekap dada di antara dua motor berbeda ukuran.

Hazel lantas menghampiri dengan langkah pelan sembari menormalkan pernapasan. Begitu dekat, Hazel menepuk bahu lebar lelaki itu sebagai sapaan singkat.

Begitu Alvero merespon hanya dengan tatapan mata, Hazel malah terpaku pada motor besar hitam yang mengkilap.

Hazel mendongak menatap wajah Alvero. "Al, pake motor lo yang keren itu dong." Hazel jelas segera meminta dengan mata berbinar motor besar yang terlihat paling mengkilap dan berhasil mencuri atensinya.

Alvero menaikkan salah satu alisnya lalu menunjuk memastikan apa yang Hazel mau. "Maksud lo motor ini?"

Hazel langsung mengangguk semangat, membuat Alvero menerbitkan senyum usil.

"Kalau lo semangat gini, jadi milih vespa gue aja," ujar Alvero dengan membawa langkahnya menuju vespa kuning miliknya yang lucu.

Hazel yang berakhir berdiri sendirian membuat wajah sinis, laku berdecak sebal begitu berakhir pada vespa kuning kesayangan lelaki itu. "Terserah lo deh Al. Pokoknya kalau mogok lo gue tinggalin."

"Enak aja, vespa gue sehat ya."

Hazel memutar bola mata malas begitu mendengar Alvero memprotes. "Inget Al, motor siapa yang kita dorong berdua bermeter-meter cuma karena bensin masih sisa dua kotak."

Alvero segera membasahi tenggorokannya karena telah mendengar fakta yang tak bisa ia sangkal. "Udah gue service si yellow, jadi lo gak akan jadi korban dorong motor lagi, gue jamin."

Hazel memandang ragu.

"Astaga ini gue serius. Udah ayo, keburu telat. Lo mau nonton di atas pohon?"

"Yauda iya, ayo."

Tanpa banyak meminta lagi Hazel segera menaiki vespa kuning yang telah dia naiki sejak kelas 10 SMA. Dengan wajah lesu Hazel duduk sembari menatap motor hitam yang mengkilap.

Hubungan TerburukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang