#6

340 20 0
                                    

"cinta?"

"iya"

"kenapa lo tanya kayak gitu?"

"ya gak pa pa sih!"

"harus banget dijawab?"

"Ya terserah lo sih"

Yasmin memikirkan matang matang. Dia takut menyakiti Rambo nantinya. Yasmin tau bahwa Rambo menyimpan rasa kepadanya. Yasmin sama sekali tidak mau menyakiti Rambo. Tapi perasaan Yasmin sudah terpaut dengan Jody. Rambo hanya teman yang sudah dia anggap seperti keluarga sendir. Tidak lebih.

"Gue...." kata Yasmin menggantung.

"Heh!" teriak Rere yang tiba tiba datang mengagetkan keduanya. Yasmin sedikit lega. Karena kedatangan Rere membuat dia tidak harus menjawab pertanyaan Rambo. Fiuh!!

"Heh botol kecap. elo bisa kagak, gak gangguin best moment gue sama Yasmin?" bentak Rambo.

"Heh landak! ya kagak bisa lah. Yasmin itu kakak gue! jadi gue yang lebih hak sama dia bukan elo!"

"ohh lo berani sama gue?"

"yeeee... siapa takut!"

"hee.. udah udah! kalian itu bisa gak sih gak ribut kalo ketemu. Gak capek apa berantem mulu" Kata Yasmin menengahi.

***

Opa dan Yasmin terlihat sedang asik dengan caturnya. Meskipun Yasmin tidak bisa bermain catur. Tapi demi Opa, Yasmin berusaha agar Opa tidak bosen di rumah. Melihat Opa, rasanya Yasmin ingin menemani Opa terus menerus. Mengingat Yasmin tidak punya orang tua. Jadi Opalah yang kini dia anggap seperti orang tuanya. Begitu juga Opa. Selama ini Opa hanya mendapat perhatian dari Jody saja. Tapi Jody banyak meninggalkan Opa demi urusannya. Dengan adanya Yasmin. Kesepian Opa serasa terisi kembali. Canda tawa membuat Opa lupa dengan kesendiriannya. Opa mulai menyayangi Yasmin layaknya cucu seperti Opa menyayangi Jody.

Tak lama kemudian, Opa tertidur. Yasmin membopong Opa agar tidur di ranjangnya. Menarik selimut sampai menutup hingga bagian dada Opa agar tidak kedinginan. Yasmin memandang sebentar Opa yang sudah tidur di ranjang empuknya. Yasmin melihat Opa dalam. Opa tidak perlu harta melimpah. Yang Opa perlu hanya perhatian dan kasih sayang. Mungkin Opa tidak mendapatkan itu dari Mama dan Papa Jody.

Cling!! Bunyi handphone Yasmin menandakan satu pesan diterima. Melihat nama Jody di layar handphone, Yasmin buru buru membukanya.

From : Jody

"Gue di depan rumah Opa. Lo mau pulang kan? Cepet! gak pake lama! 5 menit gak keluar gue tinggal!"

To : Jody
"berisik!"

karna tidak ingin pulang jalan kaki malam malam, akhirnya Yasmin beranjak dari kamar Opa. Mematikan lampu dan menutup pintu kamar Opa. Keluar dari rumah super mewah milik Opa, Yasmin melihat Jody sudah siap dengan kuda hitamnya. Yap! Ninja hitam yang selalu dibawa kemana mana oleh Jody selalu juga membuat Jody tampak keren di mata semua yang melihat. Termasuk Yasmin.

Melihat Yasmin menghampirinya, Jody melayangkan senyuman manis untuk gadis itu. Muka heran menjadi balasan Yasmin atas senyum Jody. Kini tidak perlu dipaksa lagi, Yasmin akan menaiki motor Jody tanpa bertanya mau dibawa kemana dia hari ini. Yasmin tau bahwa Jody tidak akan membawanya langsung pulang ke apartemen. Dan itu terbukti. Lagi lagi Jody membawa Yasmin ke suatu tempat.

Jody membawa Yasmin ke parkiran paling atas sebuah Hotel. Jody mungkin sudah hafal Yasmin akan bereaksi seperti apa setelah melihat tempat yang menyuguhkan pemandangan bintang bintang di depannya. Dan Yasmin tidak akan berhenti terkesan dengan apapun yang berhubungan dengan Bintang. Yasmin turun dari mobil Jody dan Jody memarkirkan motornya. Berdiri dibalik tembok pembatas yang tingginya hanya sedada.

"Sekali lagi gue tanya sama lo. Apa yang ngebuat lo suka banget sama Bintang?"

"Sekali lagi. Gue suka aja"

"Yasmin!"

"oke! Dulu kata Ibu gue, kalo ada kerabat yang meninggal. Mereka bakal jadi Bintang. Dan setelah Ibu dan Ayah gue meninggal gue selalu lihat Bintang. Bintang yang ngebuat gue semangat jalanin hidup tanpa mereka berdua. Bintang yang selalu menyampaikan kerinduan seorang anak kepada kedua orang tuanya"

"Trus? apa maksud perkataan lo waktu itu"

"Yang mana?"

"kalo malam adalah saat dimana lo bisa berani nunjukin diri lo yang sebenernya?"

"menurut lo gue gimana?"

"ketus, jutek, nyebelin, ngeselin, ngebetein"

"semua orang juga seperti itu ketika melihat gue. Tapi malam hari membuktikannya berbeda. Gue rapuh, gue bisa gampang nangis saat inget orang tua dan susahnya hidup gue" kata Yasmin meneteskan air mata.

Ini pertama kali Jody melihat Yasmin meneteskan air mata. Air mata yang mendukung jawaban Yasmin bahwa dia adalah seseorang yang rapuh. Yasmin masih menangis. Jody tidak berani mengatakan apapun. Melihat Yasmin menangis membuat Jody iba. Jody menarik tangan Jody dan membiarkan Yasmin menangis tenggelam di pelukan Jody. Disaat seperti ini Yasmin hanya butuh Jody. Tangan Jody menghapus air mata di pipi cantik gadis jutek ini. Jody melepaskan pelukannya. Jody menggenggam kedua tangan Yasmin.

"gue janji. Selama ada gue di sisi lo. Gue bakal selalu ada buat lo. Gue gak bakal biarin air mata lo tumpah lagi"

"jangan pernah mengatakan apa yang nantinya tidak bisa dibuktikan. Thanks udah jadi orang yang selalu ada buat gue"

"ya udah pulang yuk! udah malem juga"

Jody menggandeng tangan Yasmin dan menariknya ke tempat dimana motor Jody diparkirkan. Jody menaiki dan disusul Yasmin. Menyalakan motor dan menjauh dari hotel. Tanpa ragu dan tanpa Jody minta, Yasmin melingkarkan kedua tangannya di perut Jody. Menyandarkan dagu di pundak kiri Jody. Dan seperti biasa, Tangan kanan fokus menyetir dan tangan kirinya memegang kedua jemari Yasmin di perutnya.

Terima kasih sudah memberikan Jody untukku, Tuhan. Aku mencintainya dan membutuhkannya. Aku ingin dia ada disaat kesedihanku tumpah. Yakinkan aku atas perasaan ini Tuhan. Aku mencintainya karena-Mu.

Yasmin. Satu kata yang kini bersarang dalam dadaku. Satu nama yang membuatku bertanggung jawab atas pemilik nama. Satu orang yang Jody cinta. Kekhawatiran akan dirinya. Perasaan memilik Yasmin sudah tercipta. Beri aku keberanian untuk bilang kepadanya Tuhan. Aku tidak ingin kehilangannya.

maaf yaa. part ini dikit soalnya lagi ujian kompetensi kelulusan. Doain ya. hehe :D
Tapi cerita bakal terus lanjut kok. stay terus yaaa.....

When Jody Meet Joki "the novel"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang