#11

329 16 0
                                    

"selamat pagi!" kata Dinda membangunkan Rambo yang masih tidur.

"Dinda apasih! berisik banget!"

"ayok bangun!!!!" teriak Dinda sambil memukuli Rambo sedang guling.

"gue masih ngantuk!!!"

"bangun gak!!!!! banguuuunnnn!!"

"haduhhhh!!! berisikkk!"

PYARRR!!!!! suara pecah dari luar membuat Rambo dan Dinda terkejut.

"ada apa?" tanya Rambo.

"Gak tau. liat yuk!" kata Dinda beranjak dan disusul dengan Rambo yang juga meloncat dari ranjangnya.

Keluar dari kamar dan melihat Yasmin menangis di pelukan Jody. Melihat itu, Dinda dan Rambo menghampiri keduanya. Mencoba menenangkan keduanya. Dinda membantu Yasmin agar duduk di sofa ruang tamu. Yasmin menuruti dan Jody masih saja merangkul Yasmin.

"ada apa sih?" Tanya Rambo yang sedari tadi penasaran.

"Opa gue meninggal" jawab Jody. Singkat tapi menusuk. Tidak menyangka akan seperti ini.

"gue turut berduka cita ya.." kata Rambo mengusap usap lengan Jody tanda memberinya semangat.

"Kenapa Opa ninggalin Yasmin. Siapa lagi yang bakal Yasmin sayangi selain Opa" kata Yasmin memukuli pahanya.

"Heyy... Ini sudah takdir. Gue tahu lo sayang banget sama Opa. Tapi mungkin tuhan udah punya rencana lain dibalik ini semuanya" sahut Dinda merangkul Yasmin dan menyandarkan kepalanya di kepala Yasmin.

"Sekarang Opa lo dimana?" tanya Rambo.

"menuju rumah gue" jawab Jody.

"Kalo gitu anterin aku kesana. Ayok! cepetan!" kata Yasmin terburu buru sambil menarik Jody. Jody mengambil kunci mobilnya. Tapi Rambo merebutnya.

"biar gue yang nyetir. Keadaan lo lagi kacau. Jangan tambah masalah lebih banyak lagi"

"sejak kapan lo bisa nyetir?"

"penting ya? udah ayo!"

***

Belum sampai masuk. Isak tangis Yasmin pecah ketika melihat jasad Opa terbaring dengan selimut batik yang menutupi hampir seluruh badannya. Mukanya pucat, bibirnya memutih. Yasmin menghampiri Opa. Mendekat dan hanya bisa melihat Opa tanpa menyentuhnya. Jody terus merangkul Yasmin dan menenangkannya. Jody kehilangan Opa. Tapi sepertinya, Yasmin lebih kehilangan daripada Jody.

"kenapa harus Opa!!! kenapa gak aku aja yang gantiin Opa" teriak Yasmin sambil menangis.

"sssttt!!! kamu gak boleh ngomong kayak gitu. Kita semua sedih. Tapi bagaimana pun kita harud merelakan Opa untuk pergi. Opa akan tenang disana kalo kita ikhlaskan dia pergi" jelas Jody.

Mama Jody melihat Yasmin begitu kehilangan Opa. Tapi bagaimana pun baiknya Yasmin. Itu tidak akan merubah kalau Yasmin adalah seorang Joki. Mama Jody tidak mau mengambil resiko akan diolok-olok teman temannya jika seorang Jody cucu pengusaha kaya menikahi gadis joki yang menjadi cinderella. Itu memalukan!

***

Seminggu setelah kepergian Opa. Yasmin jadi jarang bahkan tidak pernah menginjakkan kakinya di istana mewah Opa. Rasa sedih kehilangan pasti ada. Tapi Yasmin tahu bahwa kehidupan akan terus berjalan. Jadi ini hanyalah masalah kebiasaan. Opa adalah malaikat Yasmin. Membawa Yasmin dalam kehidupan berkeluarga. Opa memberikan kasih sayang yang belum ia dapat dari kecil. Seminggu ini juga, Dinda masih tinggal di apartement Jody untuk menemani Yasmin.

Tinggal bersama seminggu juga membuat Rambo dan Dinda semakin dekat. Semakin mengenal satu sama lain. Mungkn hati Dinda sudah menemukan pintunya. Dia hanya perlu menunggu pintu itu terbuka dan membalasnya. Karena yang Dinda tahu, pintu itu tidak terkunci rapat seperti Jody.

Dan itu benar, Dinda sudah membuat Rambo benar benar bisa dengan yakin mengatakan bahwa dia mencintai Dinda. Dinda adalah cahaya setelah Yasmin. Awalnya redup tapi akhirnya bersinar terang. Pagi ini keduanya jalan jalan di taman apartement berdua. Sudah biasa rasanya menggandeng tangan Dinda. Tangan itu sudah menemukan ruang diantara sela selanya. Seperti menemuka rumahnya, tangan itu akan menjaganya.

"Din!"

"iya?"

"gue mau ngomong sesuatu sama lo"

"apa?"

"gue...."

"apa?"

"gue.......!"

***

Tunggu next partnya yaaa...
maaf ya cuma dikit. Lagi ujian soalnya

When Jody Meet Joki "the novel"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang