Kim Junkyu

387 65 0
                                    

Aku melewati setiap hari seperti neraka. Orang-orang melihatku sebagai seorang sampah yang terus mengotori setip lingkungan mereka.

Aku tidak begitu mengingat sejak kapan mereka mulai membully ku. Mungkin sejak aku melaporkan perbuatan Guru Park atas pelecehan seksual yang dia lakukan atas diriku.

Guru park adalah kesayangan semua orang, dia sangat ramah dan paling penting suka membantu perbaikan nilai siswa termasuk diriku.

Aku tau melaporkannya adalah sebuah keputusan yang berat tapi aku tidak bisa melihatnya baik-baik saja menjalani hidup sedangkan aku harus mengalami trauma.

Saat dia dikeluarkan beberapa siswa menangis. Saat itu aku tau, kalau apa yang ku alami hanya dianggap remeh oleh semua orang. Mereka menyalahkan dan menyudutkan ku, aku dihina, dipukuli, menurut mereka aku hanyala seorang pembawa sial.

                               OoO

Setiap aku habis dipukuli, Asahi selalu datang mengulurkan tangannya. Dia adalah orang yang baik, selalu menolongku, selalu mengajakku berbicara dan makan bersama disaat semua orang memandangku hina.

Aku sudah menganggapnya sebagai Sahabat terbaik selain Jeongwoo.

Harapan pertamaku, Hamada Asahi.

Aku pikir walaupun setiap hari di sekolah terasa berat, Aku tidak apa asal ada Asahi yang mau menjadi temanku dan selalu berada disampingku.

Terlalu nyaman dengan pikiran itu sampai tanpa kusadari genggaman tangannya mulai mengendur.

Perlahan Asahi mulai melepaskan genggamannya, menghapus pertemanan kami.

                              OoO

Saat tidak sengaja melewati ruang guru aku mendengarnya berbicara dengan wali kelas kami

"Asahi, atas perintah Ayahmu, Bapak akan mengawasimu selama disekolah. Kau dilarang berteman dengan orang seperti Junkyu."

Saat itu mataku membulat sempurna, ini benar-benar gila. Aku menunggu Asahi menjawab, entah jawaban apa yang akan dia lontarkan, aku penasaean. Butuh beberapa saat sampai Asahi membuka suara,

"Aku tau. aku sudah menjauhinya, kuharap dia tidak akan datang mendekat."

Sebelum pintu terbuka, Aku buru-buru berlari. mengabaikan tatapan keji dari orang-orang. aku terus berlari entah kemana dipenuhi air mata,

Aku kehilangan, Harapan pertamaku.

                              OoO 

Hari-hari seperti dineraka ini hanya terjadi di sekolah, tapi aku tetap merasakan kesepian.

Park Jeongwoo, Sahabatku sejak kecil datang kerumah hampir setiap hari.

Dia adalah tempatku mengeluarkan segala uneg-uneg kecuali fakta kalau aku menjadi korban pembullyan.

Ibu begitu menyayanginya, bahkan melebih dia menyayangiku, kadang aku kesal sendiri.

Tapi lama kelamaan hal seperti itu malah membuatku tersenyum senang, Aku merasa kalau hal seperti ini mungkin lebih baik, jadi ketika aku pergi Ayah dan Ibu tidak akan terlalu merasakan kehilangan.

Ada Jeongwoo yang bisa menggantikanku.

                              OoO

Hari minggu yang begitu cerah, Kami putuskan untuk bermain saja dirumah. Pilihan kami jatuh pada ular tangga.  Ibu sedang keluar bertemu dengan kerabat dan ayah bekerja, beliau adalah seorang pekerja keras.

Sesekali kami bercanda gurau, saling melayangkan pukulan ringan jika ada yag kalah, saat itu aku merasa Jeongwoo adalah Harapanku kedua.

Aku baru memikirkan harapan-harapan ini saat diambang batas. Jeongwoo adalah orang yang sangat baik, dia menyayangiku seperti adiknya sendiri.

Aku ingin mengeluh dan mengatakan pada Jeongwoo kalau selama ini aku menjadi korban pembullyan. Aku ingin berteriak sambil menangis mengatakan padanya untuk menolongku, aku benar-benar sudah lelah.

Tapi aku tidak bisa. masa-masa sulit saat aku menjadi korban pelecehan seksual saja sudah membuat ketiga orang ini hampir gila, aku tidak sanggup kalau harus mengatakan hal yang lebih parah lagi, jadi keputusanku jatuh pada "aku, mungkin saja tidak akan pernah mengatakannya"

Hari-hari berikutnya Jeongwoo menjadi sangat sibuk. ditambah dia sekarang menjalin hubungan asmara dengan seorang pemuda asal Iksan yang dia temui melalui Aplikasi dating.

Aku senang, menurutku Junghwan adalah orang yang cocok. Tapi sayangnya, kadang dia terlalu mengekang.

Junghwan tidak suka jika aku terlalu dekat dengan Jeongwoo. Anehnya, Jeongwoo seakan-akan tidak masalah dengan hal itu. Dia harus secara diam-diam jika ingin bertemu denganku. Ini terasa seperti kami terlibat dalam sebuah hubungan terlarang.

Sebenarnya, Aku mengerti dengan perasaan Junghwan. Memang tidak akan enak kalau kekasihmu harus membagi perhatiannya pada orang lain, terlebih kepada Kim Junkyu.

Perlahan-lahan aku mulai kehilangan Jeongwoo, Sahabatku dan Harapan keduaku. 

Jangan lupa vote and comment xixi 🌻
maap ya baru update 🤧😆

𝗼𝘂𝗿 𝗿𝗲𝗴𝗿𝗲𝘁𝘀 𝗮𝗯𝗼𝘂𝘁 𝘆𝗼𝘂. [ harukyu ft. sahi&woo ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang