Asahi

503 68 4
                                    

⚠️ Cerita ini mengandung flashback dan berdasarkan ingatan dari cast yang tertulis di judul ⚠️




"Kau mengenal Junkyu?"

"Ya" Jawaban yang begitu singkat.

Asahi menatap orang didepannya ini dengan malas. Hari-harinya sudah begitu menyakitkan, saat ini dia harus dihadapkan dengan seseorang yang mengurus permasalahan Junkyu. Dia marah, dia ingin semua yang menyakiti Junkyu dihukum, termasuk dirinya, tapi Asahi tetaplah Asahi, seorang pengecut yang membiarkan ini semua terjadi.

                              OoO

Asahi point of view

Kim Junkyu adalah seorang yang baik, dia manis. Aku menyukainya dalam konteks sebagai sahabat. Dia selalu tersenyum meski selalu tertindas, dia tidak pernah mengeluh sekalipun mukanya babak belur.

Dia tidak memandangku memuja seperti semua penjilat yang berada di sekolah ini. Aku ingin berteman dengan dia, Sesekali menolongnya dalam masa sulit, itu memang tidak cukup tapi setidaknya dapat mengurangi beban yang dia tanggung.

Aku muak melihat orang-orang sekolah yang memperlakukan dia seperti binatang, bahkan guru-guru tidak peduli.

"Junkyu, kenapa menangis?" Itu pertama kalinya aku melihat Junkyu menangis di tangga menuju gudang. Tempat ini biasanya dipakai untuk siswa-siswa nakal merokok, bau pesing begitu menyengat tapi aku lebih terfokus pada presensi Junkyu yang begitu menyedihkan.

Sekujur tubuhnya dipenuhi lebam, aku panik ingin skali membawanya ke klinik tapi dia menghentikanku dengan berkata "Tidak apa, aku pikir Soojin dan teman-temannya sedang dalam mood buruk, mereka memukul ku dengan kekuatan penuh kali ini" diiringi tawa. Dia mengatakan itu seolah-olah sedang berada dipanggung komedi.

Aku Ingin sekali memarahinya mengatakan kalau ini sudah kelewatan, hal seperti ini tidak sepatutnya mereka lakukan, tapi yang kulakukan malah hanya mengangguk sambil memberi Junkyu beberapa lembar tissue.

Aku beranjak duduk disebelahnya tidak peduli seragamku yang akan kotor, Kami sama-sama diam, tidak memulai sebuah pembicaraan sampai telponku bordering menandakan jemputanku datang, dan harus meninggalkannya sendirian. 

                               oOo

"Berhenti berteman dengannya!"

Ayah kembali membentakku dengan perihal yang sama.

"Tidak mau. Untuk apa aku mengikuti perkataanmu? Urus saja kehidupanmu Akira-ssi." Tidak ada perasaan takut dalam perkataanku tadi.

Aku membencinya, bahkan untuk memanggilnya dengan sebutan ayah saja aku enggan. Aku hendak berjalan kembali ke kamar sampai sebuah suara membuatku mematung

"Jika kau tidak berhenti maka aku yang akan menghentikannya. kau tau aku bisa melakukan apapun kan?"

Memang ayah tidak menyebutkan secara spesifik apa yang akan dia lakukan. tapi aku tau, ancaman itu bukan hanya sekedar gertakan. Si keji itu akan melakukan apapun agar keinginannya tercapai.

Aku membalikan badan, mengatakan sesuatu yang tidak akan pernah kukira sebelumnya,

"Jangan pernah menyentuhnya sedikit pun, aku akan mengikuti kemauanmu, keparat."

Dan mulai hari itu aku menjauhi teman terbaikku, Kim Junkyu.

                             OoO

Hari Rabu saat istirahat kantin begitu ramai, beberapa siswa sibuk bercengkrama, tapi saat kedatangan Kim Junkyu, entah mengapa atmosfer sekitar seketika langsung berubah.

Aku tidak tau kenapa dia ada disini, setauku Junkyu sangat menghindari kantin, tapi sepertinya seseorang menyuruhnya untuk membeli makanan.

Aku merindukannya. menemaninya makan di taman belakang, bercanda gurau atau sekedar bercerita tentang masa depan kita nanti. Sudah berminggu-minggu aku menjauhinya dan sudah seminggu sejak Junkyu berhenti mencoba untuk berbincang denganku atau sekedar menyapa.

Aku sadar dari lamunanku ketika Kang Taehyun mulai membenturkan kepala Junkyu ke sudut meja, Semua orang hanya diam dan terkekeh melihat darah mulai meleleh dari kepala Junkyu.

Aku tidak tau mengapa aku hanya diam seperti orang bodoh, badanku terasa kaku bahkan untuk sekedar menghela napas saja.

Entah apa yang merasukiku tapi yang kulakukan selanjutnya malah membuat diriku kaget sendiri, aku berdiri berjalan melewatinya, mengabaikan tatapan dan mulutnya yang mengeluarkan kata "tolong" lalu menghilang dan tidak pernah kembali ke kantin hari itu. Akibat perintah terkutuk dari Ayah, aku harus menjauhinya. Mendekat saja aku takut, mata-mata si keparat itu ada disegala tempat dan aku takut itu malah menyakiti Junkyu.

Saat sedang makan malam bersama keluarga aku menerima telpon masuk dari Junkyu yang tidak sempat aku angkat, juga kembali menerima sebuah pesan. Tapi lagi-lagi aku harus menghormati tradisi keluarga dengan tidak menggunakan telpon genggam saat sedang makan.

Malam itu, aku kehilangan Junkyu untuk selamanya.

Once again, ini hanyalah cerita fiksi dan tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari cast ⚠️

Jangan lupa vote and comment ya 🌻

𝗼𝘂𝗿 𝗿𝗲𝗴𝗿𝗲𝘁𝘀 𝗮𝗯𝗼𝘂𝘁 𝘆𝗼𝘂. [ harukyu ft. sahi&woo ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang