🌙11. Kepada Kata Maaf 🌙

1.1K 356 66
                                    




Bakda Magrib semua orang berkumpul di ruang makan. Ibu dan para kakak ipar Syabira telah menyiapkan banyak hidangan di atas meja makan. Syabira turut membantu. Wajahnya masih membias sendu karena belum berhasil berbicara empat mata dengan Bang Fadli.

Syabira perhatikan saat bersama kakaknya yang lain, Bang Fadli begitu menggebu saling bertukar cerita. Tetapi saat Syabira lewat atau menghampiri, mulut Bang Fadli terkunci rapat seketika.

Syabira menghirup udara banyak-banyak untuk meruangi dadanya yang terasa sesak. Masalah dengan Bang Fadli lumayan menyita emosi dan pikiran, Syabira tidak bisa abai begitu saja. Apalagi dia tahu, kalau laki-laki dan ego adalah satu kesatuan yang melekat. Pasti Bang Fadli lebih mementingkan gengsinya daripada mengucapkan kata maaf untuk adiknya.

Jika yang abai adalah teman atau orang lain, Syabira merasa bodo amat. Tetapi saat saudara sekandung yang bersitegang dengannya, alumni rahim ibu, Syabira yang garang  mendadak jadi super cengeng. Sebentar-sebentar air matanya luruh kalau teringat hubungan yang kurang baik dengan sang kakak.

"Tarawih nanti Bang Antok jadi bilal lagi ya?" Bang Fadli terekam berbincang dengan Bang Antok.

"Iya, Fad. Udah langganan setiap Ramadhan, Abang yang ditunjuk jadi Bilal Tarawih," sahut Bang Antok.

Syabira mengulas senyum mendengar perbincangan kedua kakaknya. Ada rasa bangga pada Bang Antok. Kakak tertua yang paling rajin ibadahnya, salat lima waktu tidak pernah bolong, tadarus rutin sudah menjadi candu bagi Bang Antok --  yang juga menjadi pengurus organisasi One Day One Juz, sebuah lembaga yang bergerak mengajak umat untuk membaca Alquran satu hari kholas atau khatam satu juz. Setiap Ramadhan tiba, pasti Bang Antok yang ditunjuk untuk menjadi Bilal dalam pelaksanaan salat Tarawih. Tak jarang juga menjadi imam jika pak ustaz yang bertindak sebagai imam salat berhalangan hadir.

Bilal bertugas sebagai pembantu Imam dalam memberi komando untuk mendisiplinkan jama'ah lewat serangkaian kalimah thabiyah dan doa-doa. Ibarat Sang Imam adalah sopir yang melajukan kendaraan Bilal adalah kernetnya.

"Bang Fadli bisa belajar tuh sama Bang Antok, biar bisa jadi bilal juga."  Usai menata piring di meja makan, Syabira menghampiri kedua kakaknya yang ngobrol santai di depan televisi. Nekat ikut menyelam ke dalam obrolan kedua kakaknya. Seperti dugaannya, Bang Fadli sontak terdiam saat dia muncul.

"Jangan cuma belajar jadi bilal, kalau bisa jadi imam, Dek," jawab Bang Antok, diaminkan Syabira.

"Abang mau bantuin ibu dulu, tadi katanya mau pecahin kelapa ijo buat es kelapa." Bang Antok berdiri sembari melirik Syabira -- seperti isyaratkan agar adik bungsunya bicara empat mata dengan Fadli.  Syabira yang paham langsung mengambil tempat duduk di sebelah Bang Fadli. Syabira tersenyum rikuh saat matanya menumbuk dengan netra Bang Fadli.

"Umh, Bang, Syabira minta maaf ya karena kemarin sudah kurang ajar sama Bang Fadli." Satu kalimat meluncur dengan nada bergetar Syabira ucapkan dan Bang Fadli masih membisu.

"Syabira paham kalau kata-kataku kemarin sangat keterlaluan. Maafin Sya, ya, Bang." Kalimat kedua, Bang Fadli menyambut dengan deheman kecil. Perasaan Syabira seperti dicubit. Sejak tadi sibuk merangkai kata yang tepat untuk berbicara dengan Fadli, tetapi abangnya malah acuh tak acuh. Padahal Syabira sudah berusaha enyahkan segala bentuk ego. Meraba perasaan yang disusupi bersalah karena terlalu frontal berkata-kata di hadapan Fadli malam itu.  Lalu, tidak bisakah, kakaknya itu melakukan hal sama, sedikit saja menurunkan egonya untuk memaafkan?

"Kalau Abang belum bisa maafin, Sya sadar diri kok. Sya sayang sama Bang Fadli, Sya nggak mau hubungan kita jadi renggang gara-gara kesalahpahaman." Mata Syabira berkaca-kaca saat mengucapkan kalimat berikutnya. Sadar diri bahwa, mungkin saja Bang Fadli masih menyimpan kesal, Syabira pamit berlalu dari ruang tengah, meninggalkan Fadli, setelah merapal kalimat maaf untuk yang keempat kali.

HILAL CINTA (TAMAT- Terbit Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang