Flower 🏵️ 18

2 1 0
                                    

Hai, selamat datang di ceritaku. Semoga kalian suka dengan yang aku tulis😉
Jangan sungkan untuk memberikan vote dan komentar meskipun cerita ini nantinya sudah tamat. Karena jujur, dukungan dari kalian melalui vote dan komentar, membuat aku lebih semangat.
Yang sudah membaca cerita ini, memberikan vote maupun komentar, terima kasih atas apresiasinya.
Selamat membaca 🤗
Jangan segan buat nyapa aku, ya.

Instagram [at] eriinaa.putrii

Salam hangat,

Erin

🏵️ Flower 🏵️

Special playlist di part ini :
I'm OK - iKON

Mungkin sekarang sudah saatnya Cia belajar untuk menerima seperti yang B.I katakan padanya. Memberanikan diri untuk duduk berhadapan dengan papanya meski harus dibujuk dulu oleh mamanya, ada sedikit perasaan lega di dalam hatinya. Apalagi sudah dua hari sejak papanya mengakui semua kebohongan yang dimiliki, Cia tidak bertemu dengan Brata. Papanya memilih untuk menginap di apartemen miliknya agar bisa memberikan waktu pada Cia dan mamanya berpikir. Dan sekarang lah saatnya.

Sebagai orang yang harusnya merasa paling tersakiti, justru mamanya yang menyatukan Cia dengan papanya kembali. Mengingat kata-kata sang mama saat membujuknya tadi, membuat Cia ingin menangis sekarang juga. Namun semua itu ia urungkan saat Anggun yang duduk bersebelahan dengannya menggenggam tangannya, seolah memberikan kekuatan pada Cia. Perempuan berkulit putih itu bahkan tersenyum tulus hingga Cia tidak paham lagi terbuat dari apa hati mamanya ini?

Bayangkan saja. Kalian dibohongi selama lebih dari tujuh belas tahun mengenai hubungan gelap pasangan kalian dan ternyata memiliki anak dari hubungan itu, bukanlah hal yang mudah. Apalagi pasangan kalian baru bisa jujur saat dia benar-benar tidak memiliki celah untuk menyangkal. Ingin sekali Cia membenci papanya, namun sialnya ia tidak bisa melakukannya.

"Papa mau minta maaf sama kamu, Cia." Papanya membuka pembicaraan setelah lebih dari sepuluh menit keheningan bertahan.

Cia tidak berniat mengeluarkan suaranya, membuat papanya melanjutkan, "Papa sudah bicara dengan mama kamu dan dia memberikan keputusannya pada kamu. Kalau kamu ingin papa tetap di sini, papa akan bertahan. Tapi kalau kamu minta papa pergi, papa akan pergi."

Cia sontak menatap kedua manik mata papanya. "Siapa yang minta Papa pergi?" tanyanya. Ia mengalihkan pandangannya pada Anggun. "Mama yang minta Papa pergi?"

Anggun menggeleng. "Mama nggak minta papa kamu pergi, Ci. Tapi kalau kamu minta papa pergi, papa akan pergi."

"Kalau Cia pengen papa tetap di sini, Mama baik-baik aja?"

Senyuman Anggun semakin melebar. "Mama baik-baik aja. Semuanya sudah diluruskan dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Baik hubungan papa kamu dengan Tante Claudia atau masa lalu mereka. Semua sudah jelas, Ci. Itu hanya bagian masa lalu mereka."

"Lalu buat apa Papa pergi?" Cia kembali menatap papanya. "Cia mungkin bisa membagi kasih sayang Papa untuk Anye dan Cia. Tapi tidak untuk Mama. Di hidup Papa, mulai sekarang dan untuk ke depannya, harus cuma ada Mama," tegasnya. Jelas sekali ia khawatir dengan posisi mamanya.

Siapa yang tidak khawatir ketika perempuan dari masa lalu papanya datang dan hadir di tengah-tengah hidup kedua orang tuanya. Tentu saja semua anak pasti khawatir. Apalagi papanya pernah membuat kesalahan dan status dari perempuan itu juga tidak mempunyai pasangan. Kadar kekhawatiran Cia semakin tinggi.

iKON [2] Flower - THE ENDWhere stories live. Discover now